I

11 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .


Dentuman musik yang dapat memekakkan telinga siapa saja pendengarnya. Berkumpul lah tiga anak adam dengan paras yang tampan bak artis bintang papan atas. Meskipun berkumpul, ketiga nya tidak saling melontarkan percakapan atau hal sebagainya sebagai bumbu pertemuan mereka.

Berkutat dengan dunia mereka masing-masing. Tidak memperdulikan sekitarnya yang mulai rusuh.

"Shit! Berisik." Gumam salah satu pemuda.

Kemudian pemuda lain yang bermata sipit menyuruh salah satu bodyguard nya untuk mendekat agar ia dapat membisikkan sesuatu. Setelah itu si bodyguard tersebut pergi menjalankan perintah dari sang boss.

"Ini yang kau sebut sepi, Liam?" Tanya pemuda bermata sipit itu dengan sarkastik.

Liam tidak merespon, ia memutar-mutar gelas berisi wine yang ia nikmati. "Cerewet. Bisakah kau diam saja dan menikmati suasana seperti Kak William?!" Sengat Liam dengan tak suka.

William menaruh gelas wine nya dengan kasar. "Hei! Bisakah kalian berdua juga diam?! Brian! Liam! Kalian ini saudara kembar, tidak bisakah kalian akur sedetik saja?!" Sentak William.

"Kalau tahu begini, aku tidak akan mengajak kalian kesini lagi," William hanya ingin menenangkan pikirannya sendiriam tetapi sang ibu menyuruh kedua adiknya itu untuk ikut bersamanya. Jujur jika William tidak memikirkan perasaan sang ibu, mungkin bisa saja dia menolak, tapi itu akan membuat ibunya sedih.

Kedua kembar itu saling melempar tatapan tidak suka.

"Kak, bagaimana kelanjutan misi yang dijalankan oleh Killian? Sudah tujuh tahun sejak orang itu memberikan misi padanya tapi sampai sekarang dia tidak kembali," Liam ingat persis saat sahabat kakaknya itu mendatanginya yang tengah berada di jam kuliah dan mengatakan bahwa ia harus pergi untuk menyelesaikan misi dari orang itu.

"Entah, aku tidak tahu dan tidak mau tahu." Jawab William dengan malas.

"Kakak, bagaimanapun juga dia itu sahabatmu." Ucap Brian menambahi.

"Lalu... kalian mau apa? Berulang-kali aku katakan kalau aku dan Calix sudah melarangnya untuk pergi, tapi dia sangat keras kepala dan memilih untuk pergi. Sekarang kalau dia tidak kembali memangnya itu salahku? Salah Calix? Tidak." William memijat pangkal hidungnya, muak rasanya jika pembahasan tentang sahabatnya ini di mulai.

"Apa kakak tahu bagaimana keadaan Rosie setelah Killian pergi?" tanya Brian. William menghela nafas kasar.

Bagaimana ia tidak tahu keadaan gadis itu selepas kepergian Killian, ia adalah salah satu orang yang cukup berpengaruh dengan kondisi Rosella.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHEN THE PARTY'S OVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang