Teman Baru

14K 1.4K 8
                                    

Pagi ini Li Ranran ingin pergi lagi ke gunung, karena merasa bosan di rumah. Dia berharap bisa mendapatkan sesuatu yang berharga di gunung, mungkin Ginseng seperti yang biasa dia baca dicerita novel. Padahal kan dia bisa saja minta sama sistem, tapi sepertinya kalau menemukan sendiri akan lebih keren.

Didalam gunung Li Ranran menemukan beberapa sayuran liar dan juga jamur. Karena sedikit lelah Li Ranran duduk bersandar pada sebuah pohon besar. Samar-samar dia mendengar suara orang berbicara.

"Mengyu, apakah benar kita akan menemukan sayuran liar kalau kesini."

"Ya, kata penduduk desa jika ingin mendapatkan sayuran liar, kita hanya perlu pergi ke gunung ini."

"Tapi aku takut ada binatang buas."

"Tenanglah, tidak ada binatang buas disini. Kalau tidak bagaimana penduduk desa membiarkan kita masuk."

Dua gadis itu sampai di dekat Li Ranran duduk bersandar sambil memejamkan matanya.

"Ah maaf, kamerad apa kami mengganggumu."

"Tidak, aku hanya sedang duduk-duduk saja." Li Ranran tersenyum.

"Waaah manis sekali senyumnya" Ucap seorang dari gadis itu saat melihat Li Ranran tersenyum.

"Maafkan teman saya kamerad, dia memang sedikit berisik. Perkenalkan nama saya Mengyu, dan ini teman saya Lingru, kami pemuda pelajar dari kota, kami baru datang kemarin."

"Halo, nama saya Li Ranran, saya penduduk desa ini."

"Apakah kamerad Li sedang mencari sayuran liar?" Tanya gadis yang bernama Menggunakan sambil melihat kearah keranjang Li Ranran.

Kali ini Li Ranran hanya mengangguk. Dia ingin mengetahui bagaimana sifat dua gadis ini. Apakah akan memanfaatkan gadis desa sepertinya.

"Um, kamerad bolehkah kami minta tolong, bisakah kamu memberitahu dimana daerah yang banyak sayuran liarnya." Mengyu berbicara dengan sopan.

Melihat kesopanan Mengyu, Li Ranran dengan senang hati menunjukjannya, "Ayo, aku akan membantu mencarinya." Li Ranran berdiri sambil mengangkat keranjangnya.

"Ah jangan kamerad, kamu cukup mengarahkan kami saja, aku lihat kamu sedang beristirahat." Lingru sedikit tidak enak hati.

"Iya Kamerad Li, jangan merepotkanmu." Tambah Mengyu.

Li Ranran semakin menyukai mereka berdua, "Tidak apa-apa, jika bersama nanti akan cepat menemukan sayuran, kalau beruntung kita juga bisa mendapatkan telur burung pegar."

"Benarkah? " Mata Lingru berbinar. "Aku belum pernah melihat burung pegar."

Li Ranran segera memimpin dua gadis itu berjalan mencari sayuran liar. Li Ranran beberapa kali menunjukkan letak sayuran liar.

Ketika berpencar tiba-tiba mereka mendengar teriakan Lingru, "Aah, aku menemukan telur."

Li Ranran dan Mengyu segera berjalan kearah Lingru. Mereka melihat Lingru sedang berjongkok sambil memegang sebuah telur.

" Kamerad Li, ini telur hewan apa? Apakah telur burung pegar seperti ini?"

"Waah kamu beruntung kamerad Lingru, itu memang telur burung pegar." jawab Li Ranran.

"Kamu hebat Lingru." tambah Mengyu.

"Haha rasanya seperti menemukan batu giok." ekspresi Lingru sangat lucu.

Li Ranran dan Mengyu terkekeh melihat kepolosan Lingru.

"Karena ada tiga telur, mari kita membaginya, untuk kamerad Li satu, dan satu untuk Mengyu. Sisanya satu untukku." Lingru memberikan telur itu satu-persatu.

"Eh, tidak usah kamerad Ling, telur itu kamu yang menemukannya." tolak Li Ranran.

"Tidak apa-apa kamerad Li, terima saja, kami juga sudah merepotkanmu." ucap Mengyu.

"Iya, aku mohon terimalah, aku tidak bisa memberikan apa-apa, lagipula kita baru kenal dan kamu mau membantu kami." Lingru memegang tangan Li Ranran. "Dan aku juga ingin berteman denganmu, apakah kamu tidak keberatan? "

Li Ranran terkejut saat mendengar gadis kota ingin berteman dengan gadis desa,walaupun dia sendiri kan gadis modern, "Apakah tidak apa-apa, kalian gadis kota, sedang aku hanya gadis desa? "

"Heii, memangnya kenapa dengan itu, kita ini sama-sama manusia. Tidak ada bedanya gadis kota atau gadis desa. Hanya kebetulan kami lahir dikota saja. Ayolah, mari kita berteman?" Mengyu menunjukkan wajah memelasnya.

"Baiklah-baiklah jangan memelas seperti itu." Li Ranran terkekeh, dia menyukai sifat ramah keduanya. "Karena kita berteman, panggil aku Ranran saja. "

"Bagus, kalau begitu panggil kami juga dengan nama kami. Yeaay, kita berteman." Lingru berjingkrak.

"Sudah sangat siang, ayo segera pulang. " Ajak Li Ranran.

Mereka bertiga akhirnya berjalan keluar gunung sambil terus mengobrol. Lingru dan Mengyu menceritakan kehidupan kota, dan Li Rangran menceritakan tentang hidup di desa.

Sebelum berpisah Li Ranran menunjukkan arah kerumahnya. Mengyu dan Lingru berjanji jika sudah selesai bekerja mereka akan bermain kerumah Li Ranran.

____***____


Seperti biasa, siang hari Li Ranran pergi mengirim makan siang untuk kakak dan keponakannya. Sesampainya di ladang Li Ranran menyuruh Kakak-kakaknya untuk istirahat makan siang dulu. Sedangkan dia menyuapi makan keponakannya.

Setelah itu Li Ranran membantu kakak iparnya mencabuti rumput diantara tanaman ubi jalar. Sebenarnya kakak maupun kakak iparnya sudah sering melarang Li Ranran ikut membantu di ladang. Tapi Li Ranran dengan keras kepala tetap membantu bekerja.

Dia ingat dicerita jika Li Ranran tidak pernah membantu bekerja di ladang karena sibuk mengikuti Mei Yuri.

Dia mengikuti Mei Yuri berkeliaran disekitar Song Dawei, lalu setelah itu dia dikenalkan pada Song Dasan.

Setelah dirasa hari mulai sore, mereka segera bergegas untuk pulang kerumah dulu dengan kakak iparnya. Kakaknya berkata akan pergi ke gunung sebentar mencari rumput untuk kelinci.

Dalam perjalanan pulang, Li Ranran bertemu dengan rombongan pemuda pelajar yang juga baru selesai bekerja.

"Ranran." Sapa Lingru.

"Oh halo Lingru, apakah kamu akan pulang? Dimana Mengyu?"

"Mengyu sudah pulang lebih dulu karena tugasnya selesai lebih cepat." jelas Lingru.

"Ya sudah, kamu hati-hatilah."

Setelah itu Li Ranran terus berjalan pulang dengan kakak iparnya.

"Kamu mengenal pemuda pelajar dari kota?" tanya Sun Weiwei.

"Iya kak, tadi pagi saat mereka pergi mencari sayuran liar di gunung. "

"Berhati-hatilah dalam memilih teman."

Li Ranran tahu jika maksud kakak iparnya adalah untuk kebaikannya. Karena selama ini dia memiliki teman yang sudah memanfaatkan kebaikan dan kepolosannya.

"Iya kak, sekarang aku akan lebih berhati-hati."

Sun Weiwei menyayangi Li Ranran seperti adiknya sendiri, dia tidak mau Li Ranran hanya dimanfaatkan saja.

🌺🌺🌺🌺🌺

#ternyata membuat cerita itu susaaah😭😭😭
#benar-benar terimakasih untuk yang sudah vote

(END) Istri Yang Dimanjakan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang