Bukannya tidak berkeinginan untuk berjuang. Tapi, dia takut gagal lagi. Meskipun terlalu payah mengendalikan ketakutannya, yang terpenting dia tidak pernah menyerah untuk bertahan. Biarkan saja dia tidak berjuang pada mimpinya, yang terpenting dia masih mau mempertahankan kehidupannya sendiri.
Untuk seseorang yang bahkan beranggapan esok hari akan mati, tidak bisa merasa penasaran dengan kehidupan selanjutnya. Masih mampu bertahan saja itu sudah lebih dari kata luar biasa.
"Kata dokter belum ada kemajuan buat tahap penyembuhannya, Sa. Terus aku harus gimana? Kita udah belasan tahun berjuang buat kesembuhan Karlian. Tapi semuanya sama aja, enggak ada yang membaik," lirih Linda yang benar-benar di buat frustasi oleh kenyataan yang ada.
Raksa juga sama, dia tidak tahu harus berbuat apa untuk putranya. Dia memiliki banyak mimpi, mimpi itu membuat putranya sembuh dari penyakitnya. Dia tidak harus merasakan sakit lagi, dan tidak harus memiliki kehidupan yang berbeda dari yang lainnya.
Tapi apa boleh buat, sampai detik ini pun mereka tidak bisa melakukan apapun. Hanya bisa berusaha dan terus berusaha. Yang kemudian hasilnya selalu saja membuat mereka berantakan.
"Kau masih mau berjuang kan?" Tanya Raksa menatap Linda dengan binarnya yang bergetar.
"Mana mungkin aku nyerah."
Lantas Raksa langsung mencium pipi istrinya, dia selalu berkeinginan Linda terus menjadi seorang wanita yang kuat. Dia tidak boleh menyerah, impian mereka harus terwujudkan. Tidak peduli dengan kenyataannya sendiri, sebab mereka masih bisa mengubah takdir putra sulungnya.
Setiap perjuangan pasti memiliki hasil yang memuaskan. Hanya saja saat ini belum waktunya. Mereka masih memiliki kesempatan terbaiknya, tidak baik jika mereka berpikiran untuk tidak lagi memperjuangkannya.
"Sebenarnya Karlian enggak punya sesuatu yang perlu diwujudkannya di masa depan. Karlian bilang, dia cukup bertahan hidup aja sampai di usia selanjutnya. Karlian memang hebat ya, seharusnya kita lebih membanggakannya," tutur Raksa mengingat perkataan putranya beberapa hari yang lalu.
Sebagai orangtuanya kedua orang dewasa itu sudah pasti terus memikirkan mengenai kondisi Karlian. Tidak mungkin mereka bisa tenang, mereka tidak akan baik-baik saja atas apa yang terjadi.
Putranya terluka, putranya hanya terlihat baik-baik saja. Sedangkan kenyataannya justru sebaliknya. Bagaimana caranya untuk menyembuhkannya? Ini juga bukan waktu yang singkat. Belasan tahun mereka berjuang, hingga di detik ini tidak ada tanda-tanda Karlian bisa disembuhkan.
"Mama, udah waktunya minum obat kan?" Tanya Karlian yang memperlihatkan obat-obatannya.
Linda tersenyum dan mendekat ke arah Karlian. Dia berusaha untuk tidak menangis dihadapan sang putra. Karena dia harus menjadi seseorang yang kuat, sebab Karlian perlu mendapatkan kekuatan agar dia tidak merasa kuat sendirian.
Di saat seperti ini Karlian pastinya tidak memiliki banyak pertahanan yang luar biasa. Dia hanya berpura-pura tidak kenapa-kenapa. Linda tahu akan itu, dan itu sebabnya pula dia merasakan sakit.
Yang terluka sudah pastinya membutuhkan sebuah pengobat. Namun, tidak semua obat bisa mengobati sepenuhnya. Apalagi jika pikiran pun masih berisik, dan mulai berantakan.
"Mama jangan terlalu dipikirin lagi, ya. Karlian enggak kenapa-kenapa, masih bisa hidup sampai sekarang keajaiban kan? Ingat kata dokter. Karlian enggak mungkin bertahan selama belasan tahun, tapi apa? Karlian itu kuat makannya bisa bertahan selama ini," Karlian tahu sesuatu yang dipikirkan oleh mamanya. Dia tidak ingin Mamanya memikirkan hal seperti itu.
Terkadang apa yang sedang ditakutkan, tanpa sadar merupakan kenyataan yang benar-benar terjadi. Selalu sesuai dengan yang dirasakan pula.
Linda memang menakutkan banyak hal, apalagi jika bertentangan dengan—kematian. Dia takut sekali, takut jika dokter mengatakan hal yang sama lagi. Apakah dia mampu untuk menghadapinya? Linda ragu akan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demi Kehidupan [✓]
FanfictionApa jadinya sebuah pertahanan untuk tetap hidup, sedangkan kematian justru berada di depan mata. Untuk apa juga masih bertahan, jika pada akhirnya kematianlah yang lebih dulu datang menghampiri. ✻ʜɪɢʜᴇsᴛ ʀᴀɴᴋɪɴɢ✻ ✐1obat ✐3rasasakit ✐5derita ✐5jantu...