one || di masa depan Karlan akan menyembuhkan Karlian

692 43 0
                                    

Si kembar Karlian dan Karlan selalu menjalani kehidupan yang berbeda. Untuk Karlian yang sakit-sakitan, dia tidak mengikuti sekolah seperti yang dilakukan oleh adiknya. Meskipun terdapat rasa iri, dia sadar diri. Bahwa dirinya sudah sangat berbeda, dari segi manapun dia tidak ada apa-apanya. Jadi dia tidak pantas untuk merasa iri tentang apa yang dimiliki oleh adiknya.

Lagian apa boleh buat, dia memang tidak seberapa untuk dibandingkan dengan adiknya sendiri. Penyakit yang menyebalkan, karena penyakit yang di deritanya dia nyaris kehilangan segala-galanya. Apa boleh buat, dia juga nyaris tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Sekalipun dia sudah berjuang mati-matian pada hidupnya itu.

"Mama, kakak kapan sekolah bareng Karlan? Teman-teman Karlan pada nanyakin lho. Ya mereka tahu kalau Karlan punya kakak, apalagi Karlan kan kembar," ucap Karlan dengan matanya yang berkaca-kaca. Sebab dia sangat berharap bisa bersekolah bersama Karlian.

Karlian yang tidak sengaja mendengarnya merasakan sakit. Dia juga berkeinginan untuk bersekolah, tapi mengingat kondisinya sendiri. Karlian tidak yakin dia bisa memenuhi keinginannya sendiri. Bahkan tanpa dia sadari, keinginannya pun sama seperti keinginan adiknya.

"Sayang, nanti kalau kamu sudah besar. Kamu bakalan tahu kenapa semuanya bisa kayak gini," balasnya dengan air mata yang mengalir deras.

Ini menyakitkan, meskipun dia tidak tahu seberapa menyakitkannya berada di posisi Karlian. Bagaimanapun dia pasti akan kesakitan tanpa perlu mengatakannya secara langsung. Karlian selalu menyembunyikan rasa sakitnya, dia tidak akan mengatakannya dengan mudah pula.

Melihat semua orang mengasihaninya, Karlian sadar bahwa dia menyedihkan sekali. Sebelum dia mengetahuinya, Karlian berpikir itu hal yang luar biasa. Akan tetapi, Karlina sudah paham saat ini. Bahwa di kasihani merupakan perihal dimana seseorang itu memiliki kehidupan yang menyedihkan. Dan itu adalah—dirinya sendiri.

"Kakak lagi di kamar kan? Karlan mau sama kakak dulu."

Linda membiarkan putra bungsunya menemui Karlian, mereka berdua adalah anak kembar yang sulit untuk dipisahkan. Pada kenyataannya keadaan memang memisahkan mereka, dan mereka masih bisa mengatasinya. Namun, ada saatnya kematian yang membuat mereka tidak bisa merasakan kebersamaan.

Hal itu yang membuat Linda merasa tidak berguna sama sekali untuk anak-anaknya. Selama ini dia berjuang bersama sang suami, mengusahakan yang terbaik. Dan setelah tiga belas tahun berlalu, tidak ada perubahan pada kondisi Karlian.

"Kakak, kata mama besok kita pergi jalan-jalan," ucap Karlan yang memberikan sebuah coklat batangan pada Karlian. "Itu namanya coklat, kak. Rasanya enak kok."

Karlian hanya tersenyum menanggapi perkataan dari adiknya yang lucu itu. Dia juga tidak bisa mengatakan bahwa dia perlu bertanya pada Mamanya, jika diperbolehkan makan coklat atau tidaknya. Karena kondisinya yang buruk, Karlian harus makan-makanan yang sudah disarankan dokter saja.

Bahkan rasa pedas dari saus tomat buatan Mamahnya dia tidak tahu. Karlian benar-benar dijaga dengan baik, meskipun Karlian merasa dirinya tidak mendapatkan kebebasan. Mungkin hal seperti ini, bisa di anggapnya sebagai bentuk kepedulian. Bukan karena dia penyakitan, atau yang lainnya.

"Ada yang sakit kak?"

"Enggak kok," balas Karlian berusaha tetap tersenyum dibalik bibirnya yang bergetar."

"Nanti kalau aku udah masuk SMP, kita sekolah bareng-bareng ya kak. Itu impian aku yang harus terwujudkan."

Lagi-lagi Karlan mengatakan sebuah harapannya pada Karlian. Yang kemungkinan besar keduanya pun tidak tahu akan menjadi kenyataan atau tidak sama sekali. Karlian itu sedang berada di kondisi yang memungkinkan. Bertahan sejauh ini saja, merupakan hal yang sulit untuk dipercaya.

Demi Kehidupan [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang