Mati, hanya itu yang gw inginkan

987 96 3
                                    

Ketika memasuki mansion dengan Varo yang masih di gendongan ala koala Rion.

Varo tak bisa berhenti berdecak kagum, mansion ini sangat besar dan sangat mewah, belum lagi ia dapat melihat maid dan bodyguard yang menyambutnya dengan menunduk serta tersenyum.

Melihat hal ini membuat Varo seperti seorang anak kaya raya yang sedang di hormati banyak orang.

Varo pun membalas sambutan mereka dengan senyum manisnya membuat yang lainnya tersenyum gemas.

Saat memasuki mansion lebih tepatnya ketika melewati ruang keluarga, Varo dapat melihat beberapa orang yang sedang tertawa bersama, sungguh sangat harmonis membuat Varo sedikit iri melihatnya.

Iri, karena mereka seperti keluarga lengkap yang selalu bahagia, berbeda sekali dengan dirinya yang sudah di tinggalkan ayahnya sejak kecil.

"Masih hidup rupanya," sahut seseorang membuat Vano mendongakkan wajahnya untuk menatap mereka semua.

Semua orang yang awalnya menatap tajam menjadi tergantikan dengan tatapan kagum kepada Varo, karena Varo terlihat sangat lucu.

Entah mengapa mereka sedikit risih melihat Varo yang di gendong oleh Rion.

"Buta mata lo," sarkas Varo dengan menatap sinis orang yang bersahut tadi.

"Cih, gw kirain lo udah mati," ujarnya lagi dengan berdecih.

Sedangkan Varo mengabaikan ujaran seorang itu dan menatap ke arah Rion.

"Rion, siapa om ini?" tanyanya dengan menunjuk ke arah seorang yang sudah membuatnya kesal setengah mati.

"Maaf tuan kecil, dia adalah abang ketiga anda yang bernama Arrasya Sergio Fernandez," jawab Rion membuat Varo mengernyitkan keningnya, abang, sejak kapan ia mempunyai abang lagi.

"Abang," gumam Varo.

"Iya tuan kecil," ujar Rion.

Arrasya Sergio Fernandez, adalah abang ketiga dari pemilik tubuh asli.

Gio, di kenal sebagai pemuda yang berandalan dan sangat membenci Al, yang telah menyebabkan seseorang meninggal.

"Apakah keracunan makanan bisa membuat seseorang amnesia? ," heran seseorang yang sedikit lebih tua, ia tak berhentinya menatap ke arah Varo.

"Kalo kakek tua ini siapa Rion?" tanya Varo.

Semuanya terdiam dan menganga, baru kali ini ada yang berani menghina tuan besar atau seseorang yang berkuasa di sini.

"Sopanlah sedikit Al," peringatnya menatap Varo dengan tatapan tajamnya.

"Tuan kecil, itu adalah Daddy anda yang bernama lengkap Arya Fernandez," jawab Rion membuat Varo terdiam sejenak.

Arya Fernandez, adalah seorang yang memiliki rahang tegas, ia adalah CEO yang terkenal dan ketua mafia di dunia bawah.

Keluarga Fernandez adalah keluarga yang terkaya nomor satu.

"Rion, katakan siapa nama gw?" pinta Varo dengan sedikit gelisah.

"Nama tuan kecil adalah Alvaro Dianaran Fernandez ," balas Rion dengan sedikit heran ketika melihat raut wajah Varo.

Alvaro Dianaran Fernandez, adalah bungsu keluarga Fernandez, sifatnya yang baik, tidak pernah berkata kasar dan selalu berpenampilan seperti cupu.

Namun, itu semua berbeda ketika Varo memasuki tubuh rapuh ini.

"Jeder...!"

Bagaikan petir yang menyambar dirinya  setelah mengetahui satu hal.

Tranmigrasi AlvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang