Lari dari masalah

646 62 5
                                    

Varo berlari kencang menghiraukan teriakan dari keluarganya yang memanggil namanya.

Dan sekarang kesialan Varo bertambah karena Rion dan antek-anteknya mengejarnya dengan cepat.

Varo semakin menambah lajunya berlari dan ia sudah semakin terpojok karena mendapatkan jalan buntu.

Varo dengan cepat masuk ke dalam ruangan dan ia tak tau ruangan apa yang ia masuki.

Di dalam ruangan itu sangat gelap dan terlihat menakutkan.

Rasanya Varo ingin menangis karena salah masuk ruangan, saat mendengar suara derap lari membuatnya diam dan menutup mulutnya sendiri agar tak mengeluarkan suara.

"Hah.. cepat sekali anak itu lari," gumam salah satu bodyguard.

Mereka hanya berdua karena lainnya sedang berpencar mencari Varo.

Mereka menatap ke arah ruangan itu dengan seksama.

"Nggak mungkin tuan kecil ada di ruangan itu," ucapnya membuat temannya menyetujui ucapannya.

"Ya, bener yang kau bilang nggak mungkin tuan kecil ada di ruang mayat," ujarnya menyetujui dan mereka pun pergi dari sana untuk mencari tuan kecil di tempat lain.

Sedangkan Varo yang mendengar ucapan mereka membulatkan kedua matanya.

Ia sungguh terkejut karena ruangan yang ia masuki adalah ruang mayat, apalagi ia sangat takut dengan hantu.

Tidak! ia harus pergi dari sini sekarang, namun sialnya pintu itu tak mau terbuka padahal tadi tidak terkunci.

Sungguh Varo ingin menangis sekarang karena tak bisa membuka pintu yang sialnya tertutup dengan kuat.

Opsi terakhir adalah berteriak meminta tolong, tak peduli nanti akan tertangkap dengan para keluarga titan itu yang penting keselamatan nomor satu.

"WOY LONTONG EH TOLONG, GW KEKUNCI DI DALAM SINI!!" teriaknya dengan kuat dan menggedor-gedor pintu tersebut.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya membuatnya terkejut, Varo sudah berkeringat dingin dan ia merasakan deru nafas di telinganya.

"Tolong jangan ganggu gw hiks," mohon Varo membuat di belakangnya tertawa membuat Varo tambah nangis kejer.

"Hihihihi... anak kecil yang sangat lucu ayo ikut ke dunia ku hihihi," ajaknya dengan memegang tangan Varo.

"AAAHHH...! enggak-enggak jangan bawa gw AAAHH mama tolongin Varo!" histeris Varo dan akhirnya Varo pingsan di tempat.

"Ya padahal aku nggak beneran bawa dia ke dunia ku," ucap mbak kunti dan ia meninggalkan Varo yang pingsan, biarkan saja ntar ada yang bantuin Varo.

Tanpa rasa bersalah mbak kunti pergi dengan rasa senang, sekarang ia memiliki jadwal untuk memalak tukang jajan di tempat lain.

Sedangkan Darren tengah ada di pintu ruang mayat bersama bodyguard lainnya.

Semua tempat sudah di cari kecuali ruang satu ini.

Ketika membuka pintu itu, Darren tersentak melihat Varo tidak sadarkan diri dengan wajah yang sembab, terlihat sekali Varo habis menangis bahkan tubuh Varo basah karena keringat dinginnya.

Sepertinya Darren tau kenapa Varo bisa seperti ini, pasti Varo ketakutan karena terjebak di ruang mayat, membayangkan wajah Varo yang menangis ketakutan membuatnya tertawa.

Dan sedikit info bahwa Al dan Varo sama-sama takut sama hantu.

Darren melihat intens wajah Varo, terlihat sangat imut ketika memejamkan matanya dan saat Varo terbangun akan berubah menjadi monyet lepas kandang.

Darren menggendong Varo ala bridal stylenya.

"Nakal, abang capek lihat adek lari terus, tolong jangan lari lagi," ucapnya walaupun sang empu tak dapat mendengar apa yang di ucapkan oleh Darren.

Sementara bodyguard lainnya menganga tak percaya karena mendengar sosok kulkas berjalan berbicara dengan nada lembut.

"Eh btw tuan muda senget atau gimana, udah tau tuan kecil pingsan malah di peringatin biar nggak lari, emang tuan kecil denger?" monolognya dengan herman.

"Usstt.. kalau kedengeran bisa bahaya loh," ucap satunya mengingatkan agar tidak bilang macam-macam.

"Iya lochh," jawabnya dan mereka mengikuti Darren yang sudah pergi menjauh.

¶×׶

Pintu itu terbuka menampakkan Darren dengan Varo yang ada di gendongannya.

Semuanya sudah berkumpul karena mendapat kabar jika orang yang mereka cari telah ketemu.

Darren dengan muka datarnya berjalan ke arah kasur pesakitan dan dengan pelan ia membaringkan tubuh Varo dengan lembut.

"Kenapa?" tanya Arya mewakilkan semua orang yang berpikiran sama.

"Pingsan, karena terjebak di ruang mayat," jawab singkat Darren membuat semuanya mengerti.

Ah.. jadi anak nakal ini terjebak di ruang mayat, wah membayangkan wajah Varo yang ketakutan membuat mereka ingin tertawa.

"Nakal sekali," ujar Arya memandang Varo yang terlelap dalam pingsannya.

"Dad bagaimana kita rantai saja anak nakal ini agar tidak bisa pergi kemana-mana," usul Gio membuat lainnya menyetujui.

"Ya Daddy setuju, Rion ambil rantai sekarang," perintah Arya yang langsung di laksanakan.

"Ini tuan," ujar sopan Rion dan memberikan rantai kepada Arya.

Arya pun merantai salah satu kaki Varo, semua ini mereka lakukan agar Varo tidak memberontak dan pergi dari mereka lagi.

"Pasti anak ini akan menangis karena ini," gumam Gio dengan wajah menyebalkannya, ia tak sabar melihat reaksi Varo ketika bangun nanti.

"Sudah biarkan dia beristirahat," perintah Arya dan mereka semua pergi meninggalkan Varo.

Sedangkan Rion ia hanya ada di luar berjaga untuk tuan kecilnya.

Tbc

Haloo semuanya, ada yang
nungguin nggak?

Jujur sebenarnya nggak mau lanjutin soalnya nggak tau mau lanjut gimana, belum lagi gw sibuk untuk ujian.

Dan maaf kalau ini pendek.

Mana nih yang nungguin, hayyuk
Di Vott+com
Jangan lupa loh.

See you in the next chapter 🌻

Tranmigrasi AlvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang