2. Rinduku

88 27 0
                                    

^ بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ^

Karena ibu adalah ketenangan di saat dunia penuh dengan kesulitan sehat selalu ummi ( malaikat tak bersayap🥰)

----

2. Rinduku..

Sesampainya di tempat tinggalnya berada di busan, Cahaya langsung melakukan ritualnya seperti biasanya karena badan nya sudah terlihat bau dan juga berkeringat menyeluruh.

Tak berselang lama setelah menyelesaikan itu semua perempuan tersebut pun langsung berjalan mendekati meja belajarnya dan membuka laptop miliknya lalu menyetel film kesukaannya yaitu drama korea setiap harinya ia tonton ketika ada waktu luang sedikit di kamar kost nya.

Cahaya menghabiskan waktu nya dengan menonton film itu sembari memakan makanan di pesan oleh nya lewat gojek online.

Nyam... nyamm....

Dengan sangat tenang tak ada seorang pun menganggu dirinya menonton. Ia senang jika tinggal di negara orang bisa semandiri ini, dulu bahkan kalau di Indonesia tepatnya di Bandung kota tempat keluarganya itu tinggal. Orang tuanya selalu saja protektif terhadap segala bentuk hal apapun itu di sana bahkan ia juga disuruh kedua orang tuanya untuk membataskan pertemanan menurut mereka tidak baik untuk anak nya itu.

Sedangkan di negara orang ia bisa bebas bergaul dengan siapapun, tidak ada membatasi pertemanan dirinya.

1 jam berlalu tiba-tiba terdengar suara panggilan masuk di ponselnya, Cahaya segera mengangkat telpon tersebut.

Ummah is calling ....🤳📞

"Assalamualaikum Anak ummah yang cantik."

"Walaikumsallam ummah ada apa ya nelpon Cahaya malam-malam gini." Karena selisih antara korea dan Indonesia beda 2 jam maka di korea saat ini sudah memasuki pukul 8 malam sedangkan di Indonesia masih pukul 6 malam.

"Gapapa nak, ummah cuman rindu sama kamu. Kamu gimana nak sudah solat isya belum di sana?"

"Alhamdulillah sudah ummah tadi perjalanan pulang dari incheon ke busan Cahaya sempat mampir dulu ke masjid berada di busan sama temen kampus Cahaya."

"Masyallah Alhamdulillah ummah sedikit lega kamu di sana masih taat beribadah nak, jangan lupain ibadah kamu ya di sana."

"Walau jarak kita jauh ummah akan selalu mantau dan mengingatkan kamu dimana pun kamu berada untuk tetap beribadah. Karena beribadah itu sangat penting bagi umat muslim nak."

"Iya ummah Cahaya mengerti kok terimakasih sudah mengingatkan. Abang Ghafi jadi pulang ke Indonesia Ummah?"

"Insyallah jadi sayang akhir bulan nanti. Kamu kapan ke indonesianya??"

"Aduh maaf ummah kalau untuk sekarang jadwal kuliah Cahaya masih padat banget apalagi bentar lagi mau melangsungkan ujian semester, jadi Cahaya belum tahu kapan mau pulang ke Indonesianya."

"Oh gitu ya nak. Semoga secepatnya ya nak kamu kembali ke tanah air kamu sendiri, soalnya ummah rindu berat banget kamu."

Cahaya mendengar penuturan sang ummah seketika berderai air mata, air matanya mulai menyeluruh turun ke wajah membasahi seluruhnya.

"Cahaya juga Rindu kalian semuanya," ujarnya suara sesegukan akibat menangis.

"Sayang ummah, kamu nangis nak? Jangan nangis nak ummah sakit melihat kamu menangis seperti itu."

"Di sana tidak ada yang akan memeluk mu nak. Jangan menangis sayang, ummah cuman bercanda aja tadi. Udah ya jangan nangis kayak gini."

Cahaya mengangguk tersenyum.  Di luar dari itu ia menghapus air mata itu sendirian dan menatap suara-suara membuat dirinya semakin merindukannya.

"Assalamualaikum Abbah pulang sayang." Terdengar dari kejauhan itu adalah sosok lelaki panutan nya selalu menjadi garda terdepannya ketika ia ingin meraih cita-cita di negara diinginkan nya. Sosok itu lah membuat dirinya kuat dan optimis hingga sekarang ini.

"Walaikumsallam Abbah. Sini Abbah, Ummah lagi telponan sama Anak kesayangan mu, Cahaya." Abbah tersenyum mendekati sang istri dan mendengar pembicaraan telponnya.

"Assalamualaikum Anak kesayangan Abbah,"ucapnya dengan penuh kelembutan.

Cahaya mendengarnya tersenyum manis ketika sosok yang sangat ia rindukan itu hadir.

"Walaikumsallam Abbah. Bah, gimana kabar nya sekarang? Udah mendingan kan sekarang?"

"Alhamdulillah udah membaik nak, Allah mengabulkan doa-doa terbaik kamu untuk Abbah."

"Masyallah Alhamdulillah. Syukur deh lain kali Jangan makan-makanan sembarangan dulu, Cahaya selalu khawatir dengan kesehatan Abbah."

"Iya nak Abbah mengerti maksud kamu. Makasih ya udah perhatian sama Abbah."

"Oh yaudah kalau gitu Cahaya tutup ya telponnya karena besok ada jadwal kampus lebih pagi dari jadwal sebelumnya. Soalnya ada rapat organisasi ke mahasiswaan dulu."

"Iya sayang, selamat beristirahat bidadari kami. Jaga kesehatan di sana ya jangan lupa." Cahaya mengangguk patuh. Kemudian perempuan itu mengucap salam dan mengakhiri telpon nya hampir 1 jam lebih akibat rindu yang berat namun tak terasa jika waktu itu sedikit lama.

Spam vote dan komen ya
Se you nextt part ➡️

Jangan lupa follow Instagram dan tiktoknya

Jangan lupa beribadah salat gaess

Follow instagram : @lilyningsih1

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Samawa Till JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang