King terbangun dalam keadaan kacau balau. Setelah kepergian Soojae tadi malam. Dia mengambil sebotol wiski dan mulai mabuk-mabukan.Dia telah meniduri Soojae.
Soojae, anak sahabatnya.
Soojae yang dulu sering mengejarnya dengan kaki-kakinya yang mungil, yang selalu meminta ciuman setiap lututnya lecet karena terjatuh.
Soojae yang ... yang Tuhan. Dia memang seorang bajingan, tapi tidak pernah merasa begitu sampah seperti saat ini.
"Jun Gyu dan yang lain sudah menunggu untuk sarapan, King."
Bibi Norah mengetuk pintu, suara wanita itu terdengar samar di telinganya, yang baru saja selesai mandi dan tengah berpakaian.
"Aku segera menyusul."
King memasukkan kemejanya ke ban celana, lalu meraih jam rolexnya dari atas meja. Beberapa menit kemudian dia sudah bergabung dengan keluarga besar di ruang makan, tetapi King tidak menemukan Soojae di sana.
"Tolong tuangkan kopi untuk Tuan pengusaha ini."
King merasakan tangan Jimin menepuk punggungnya, pria itu tersenyum tengil. "Kau kelihatan kacau, King? Bergadang lagi?"
"Aku tidak bisa tidur, jadi menonton film semalaman."
Jimin memasukkan sepotong roti ke mulutnya. "Pantas saja semalam ketika aku melewati kamarmu, aku mendengar suara orang mendesah."
King hanya mengangkat bahu.
"Jangan sok tahu."
"Ayolah! Bajingan ini benar-benar tidak tahu malu!" pekik Jimin kepada seluruh anggota keluarga pria, yang kemudian tertawa ramah.
"Jaga bicaramu, Jim. Ada anak kecil di sini." Jinri muncul dengan celemek terikat di tubuhnya yang molek, King bahkan tidak melirik wanita itu, tetapi ketika Soojae berjalan melintasi ruang makan. King langsung menatapnya.
Suasana pagi yang tadinya cerah dan ramai, tiba-tiba menjadi setenang laut sebelum tsunami datang.
"Selamat pagi, Dad!" Soojae membungkuk untuk mencium pipi ayahnya. Kemudian tatapan Soojae mengedar ke sekeliling, tetapi tidak menatap ke tempat King duduk.
"Selamat pagi! Kenapa semua diam? Lanjutkan obrolannya atau kalian akan kehabisan menu sarapan karena aku sudah sangat kelaparan!"
Jimin menyeringai ke arah adiknya. "Dasar gadis nakal, kemarilah dan duduk di sampingku."
Soojae dengan ceria duduk di kursi sebelah Jimin. Dari cara gadis itu tersenyum, berbicara pada semua orang, Soojae kelihatan seperti orang yang tidak terbebani apa pun. Padahal semalam Soojae dan King sudah melewati batas hubungan antara paman dan keponakan. Padahal semalam mereka sudah bercinta dengan hebatnya sampai-sampai Soojae nyaris berteriak.
Soojae hanya berpura-pura, tapi senyumnya nampak tulus dan meyakinkan. Dia pandai sekali bersandiwara. Ya, tapi tak satu pun yang menyadari semua itu, kecuali King.
"Kau sungguh baik-baik saja, Sayang?" Jinri menatap putrinya dari seberang meja makan. Soojae tersenyum tabah.
"Jujur saja aku masih sedih, tapi aku merasa beruntung karena Tuhan memperlihatkan keburukan Zuho sebelum aku benar-benar terikat dengannya."
"Aku bangga padamu, Sayang. Kau pantas mendapat hadiah dariku," kata Jun Gyu, tatapan matanya penuh kasih.
Padahal dulu pria itu adalah pemimpin gangster paling bengis dan keras yang pernah King ingat.
"Ya, Papa! Kau wajib memberikanku hadiah. Besok lusa aku akan mulai bekerja lagi."
"Kau yakin, Sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
WILD FLOWER
Короткий рассказ[A Fanfic Remake] 21+ ⚠️⚠️ Terjebak dalam cinta sang pengelana. remake by HaderKim 2023