Bab 5 : Daisy

677 61 13
                                    


King sudah muak, dia muak diabaikan oleh Soojae. Dia muak karena wanita itu terus-terusan bersikap dingin kepadanya. Bencikah Soojae kepadanya? Karena gara-gara dia keras kepala, Jun Gyu sampai harus terlibat pertengkaran dengannya. Karena gara-gara hal demikian Jun Gyu mengalami serangan jantung mendadak.

Soojae tidak lagi mau menatapnya, bahkan saat dia kembali dari pekerjaan. Dia selalu menemukan Soojae sudah berbaring tidur sendirian. Padahal King memiliki banyak hal yang ingin dikatakan, dan meskipun dia telah memberi Soojae perhatian, wanita itu kelihatan tidak menghargainya.

Malam ini King sudah cukup muak dengan sikap bungkam Soojae.

Jadi, ketika dia selesai bekerja. Dia langsung pergi ke kamar, dan tentu saja langsung menemukan Soojae berbaring di atas tempat tidurnya.

Melihat bagaimana Soojae meringkuk dengan damai di atas tempat tidur mereka. Amarah King seketika lenyap. Dia berdiri di sisi ranjang, cukup lama memandangi Soojae yang lelap dan merasa hatinya menghangat. Sadarkah Soojae bahwa selama berbulan-bulan mereka terpisah, King telah jatuh cinta pada wanita itu?

Padahal dia tak pernah mau mempercayai cinta, tetapi Soojae telah membuat semua menjadi mungkin baginya, tapi wanita itu terasa jauh untuk digapai. Seperti ada benteng tinggi yang menghalanginya untuk memiliki wanita itu seutuhnya.

Dengan perasaan campur aduk, King pergi untuk membersihkan diri. Dia masih belum berpakaian ketika keluar dan menemukan Soojae tengah mengerang di atas tempat tidur.

"Soojae?"

King cepat-cepat membungkuk di dekat wanita itu, cemas luar biasa. Wajah Soojae mengernyit menahan sakit, keringat sebesar biji jagung membuat titik-titik di dahinya. King langsung memeriksa suhu tubuh Soojae dengan tangan, beruntunglah Soojae tidak demam, tapi dia nampak gelisah.

"Sayang?"

Mendengar panggilan itu, Soojae membuka mata. Mendapati King tengah membungkukkan badan ke atasnya, mengelus punggungnya yang sakit.

"Punggungmu kram?"

Soojae mengangguk dengan lemah, dia nyaris menangis karena rasa pegal yang terus dirasakannya sejak sebelum dia tertidur. Soojae tidak berani minum obat pereda nyeri, takut akan mempengaruhi kesehatan janinnya.

"Kau sudah minum obat?"

"Belum."

"Tunggu sebentar, aku akan segera kembali dan ...."

"Memangnya aku boleh minum obat pereda nyeri?" King mengangguk.

"Ya, obat pereda yang dosisnya aman untukmu. Sementara itu, maukah kau berganti posisi dan menungguku?" King membantu Soojae untuk duduk. Mata pria itu mengamati Soojae sebelum berlari keluar untuk mencari Paracetamol. Ketika kembali, Soojae sedang berdiri dan berjalan-jalan kecil di kamar.

"Minumlah, kau akan merasa lebih baik."

Soojae meminumnya, tetapi dia masih sangat gelisah sehingga membuat King cemas.

"Atur napasmu." Soojae menyandarkan kepala ke bahu King sementara pria itu mengusap-usap punggungnya yang sakit. Obat itu lambat sekali bekerja, atau memang tidak mempan.

King akhirnya berkata, "Kau mau kukompres? Atau berendam air hangat? Itu bisa membuatmu rileks."

Membayangkan otot-otot tubuhnya yang tegang dan sakit, berendam air hangat kedengarannya menggiurkan. Jadi Soojae memilih opsi itu. Sementara King menyiapkan air hangat, dia berdiri menunggu sambil menekan bagian bawah perutnya yang kram. King menuntunnya untuk masuk ke dalam bak mandi.

Saat dia berada di dalam air, rasanya luar biasa. Soojae memejamkan mata dan mulai rileks, King berjongkok di sisinya, tangan mereka saling bertaut. Keheningan yang menenangkan itu membuat mereka berdua nyaman, Soojae bahkan sempat tertidur sebelum dia merasakan air hangatnya mulai dingin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WILD FLOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang