Bab 1 : Rose

818 55 2
                                    

Gadis itu mulanya hanya berdiri di ujung lantai dansa, dengan gaun merah tua yang nyaris tidak bisa menutupi bagian tubuhnya yang langsing dan terawat. Mata gadis itu bertatapan dengannya, dan dalam hitungan detik saja dia sudah berjalan mendekat.

"Kita bertemu lagi, King."

Senyum malas gadis itu bisa membuat kejantanan lelaki mana pun langsung mengeras, tetapi King Taehyung hanya mengangkat gelas wiski dan melirik dari ujung mata.

"Kupikir kau sudah berhenti bekerja."

Gadis itu mencondongkan tubuh, tangannya yang ramping terulur dan tanpa malu-malu menyentuh sesuatu di antara paha King. Pria itu menumpu satu tangan ke atas bar dan mengernyit. Suasana hatinya sedang buruk setelah merugi sampai 10 juta dolar.

Setelah menghajar orang-orang yang dianggapnya tidak becus melakukan pekerjaan mereka, King pergi ke bar sekadar untuk mencari udara segar. Tidak sulit bagi King untuk mendapatkan wanita, tetapi malam ini dia tidak ingin memanfaatkan siapa pun.

"Duduk dan minumlah bersamaku, aku yang bayar."

King mengangguk ke atas kursi bundar di sebelahnya, pelacur bernama Karin itu melebarkan senyum cantiknya.

"Ada apa, King? Kau kelihatan marah."

"Masalah pekerjaan."

"Oh, apakah perusahaan kontraktor itu memecatmu?"

King menyesap wiskinya lagi. Sesungguhnya, dia tidak bekerja di perusahaan kontraktor. Dia memiliki pekerjaan berbahaya di dunia pasar gelap, lebih tepatnya pekerjaan kotor. Karena hal demikian, tak seorang pun tahu pekerjaan tetapnya dan berapa banyak aset yang ia punya.

Meskipun punya banyak uang, King selalu bepergian dengan mobil yang digunakan rata-rata orang Amerika, dan penampilannya lebih terlihat seperti orang biasa saja.

"Tidak, meskipun aku menghajar beberapa orang."

Karin baru menyadari kalau buku-buku jari King lebam kebiruan dan nampak mengelupas di sertai darah kering. Sepertinya King benar-benar habis menghajar orang, rahang pria itu terkatup rapat dan kekesalan di matanya masih terlihat. Itulah alasan mengapa gadis-gadis lain tidak berani menghampiri King, mereka tahu kalau lelaki itu ingin sendirian.

Ya, tapi Karin sudah berteman dengan King sejak dia pertama kali melihat pria itu datang ke bar ini. Dia menyukai King, pria itu berdarah campuran, Korea-Amerika--setidaknya itulah yang berusaha Karin percaya, yang luar biasa tampan dan seksi.

"Kau hanya butuh ditemani saja, ya?"

King mengusap dagunya yang gelap, pria itu bahkan tidak meringis saat menggerakkan tangan. Karin meraih lelaki itu, lalu mengamati lebam di sana.

"Pasti sakit, kalau kau mau. Aku bisa membantumu mengompres lebamnya."

"Kau baik sekali, Karin, tapi tidak ... terima kasih."

Karin mengusapkan buku-buku jari King ke payudaranya yang lembut dan montok, lalu mengecupnya dengan lembut. "Kurasa sebentar lagi lukanya akan sembuh."

King tersenyum. Betapa hal demikian membuat perut Karin geli oleh ribuan kupu-kupu. Pria itu adalah perwujudan dari maskulinitas yang nakal, tubuhnya yang kokoh dan tinggi bisa dengan mudah menarik minat para gadis, yang selalu berlomba mendapatkan perhatian dari King.

Pria itu terkenal oleh kepiawaiannya di atas ranjang, beberapa gadis dengan dramatis berkata kalau King punya goyangan yang mantap dan sebagian pelacur di sana tak pernah merasa kecewa saat berbagi malam dengan King.

Karin sendiri sudah pernah tidur dengan King dan dia yakin gadis-gadis itu tak pernah melebih-lebihkan. King memang ... luar biasa perkasa.

"Jadi, malam ini kau hanya ingin minum?"

WILD FLOWER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang