Gadis cantik yang mendapatkan nasib menjadi strict parents, dan didikan agama yang ketat, pagi itu Aisyah tengah berada dikamarnya yang masih dalam keadaan tidur ... tapi, tidur nyenyak Aisyah terganggu oleh suara pekikan ibunya.
Sudah menjadi hal lumrah bukan? Anak gadis yang masih bersekolah, pasti susah untuk dibangunkan sekolah, sama, Aisyah juga begitu! Selepas shalat Subuh, gadis itu kembali merebahkan tubuhnya dikasur. Eh malah kebablasan tidur.
Cukup lama Aisyah mengerjapkan matanya pelan, saat mendengar samar-samar pekikan sang bunda, Aisyah mendengarnya, tapi masih setia menutup matanya karna rasa mengantuk terus menguasai matanya.
Aisyah bergerak mengubah posisi menjadi terlungkup, sambil berlirih menyahuti ucapan sang bunda, walau kenyataannya masih menutup mata.
"Aisyah bangun! Sudah pagi!" seru seorang wanita, kalian bisa mengenalnya dengan panggilan bunda Munira.
Aisyah masih setia dikasurnya, mengingat mimpinya, semalam.
"Gus cuek ...," lirihnya mengingat wajah laki-laki dimimpi nya.
"Apa kabar dia sekarang ya?" batin Aisyah merenung.
"Aisyah!" panggilan dari Munira membuat Aisyah tersentak kaget.
"Iya iya gak usah teriak-teriak bunda ...," sahut Aisyah yang beranjak dari kasur.
Dengan lesu, Aisyah berdiri berjalan sempoyongan menuju kamar mandi sambil meraih handuk didekat gagang pintu, ah, pikirannya masih tertuju pada laki-laki itu. Gus cuek?
Sampai dikamar mandi, bukannya mandi, atau mencuci muka, Aisyah malah duduk berjongkok memainkan air didalam bak mandi. Dengan pandangan kosong karna merenung, Aisyah kembali kaget mendengar teriakan sang bunda, apa bundanya berpikir Aisyah belum bangun?
Tak mungkin Aisyah berteriak menyahuti, dia didalam kamar mandi, akhirnya Aisyah menghidupkan keran agar terdengar bahwa ia sedang mandi.
Lagi-lagi Aisyah masih merenung memikirkan wajah tampan laki-laki dipikirannya.
20 menit akhirnya gadis itu selesai dari aktivitas bersih-bersih, setelah bersih, Aisyah turun kebawah menuju meja makan terdapat disana ada bundanya dan ayahnya.
Dengan senyum mengambang, Aisyah menuruni anak tangga sambil menatap kedua orang tuanya yang duduk menunggunya di meja makan.
"Pagi! Ayah! Bunda!" teriak gadis itu menyapa kedua orang tuanya.
Sedangkan Munira hanya mampu menghela nafas panjang melihat sikap anaknya, ia tidak bisa marah, karna sikap dan suara cempreng Aisyah, turunan dirinya.
Aisyah duduk di kursi mulai memasukkan lauk-pauk yang ia incar, nampak wajahnya sangat bahagia, entah apa masalahnya sehingga ia tersenyum sumringah. Setelah semua lauk masuk ke piring, Aisyah mulai menyantapnya dengan lahap.
Ia tidak suka sarapan pagi, karna nanti dirumah sekolah pasti perutnya akan melilit, tapi masakan sang bunda selalu menggiurkan sehingga membuatnya tidak bisa menahan diri untuk tidak memakannya, jadilah ia akan menanggung sendiri nanti dirumah sekolah harus siap ke kamar mandi.
"Yasudah cepat habiskan makanannya terus berangkat sekolah," ucap Arga, ayah Aisyah.
"Siap ayah, "ucap Aisyah sambil berpose hormat, hal itu membuat kedua orang tuanya tertawa melihat tingkah anak gadis mereka.
Hampir menghabiskan separuh waktu hanya untuk memainkan handphone, matanya tertuju pada jam di handphone itu, astaga! Aisyah hampir terlambat!
Gadis itu berlarian memanggil ayahnya diluar agar segera pergi mengantarnya, jangan! Ia sudah trauma berdiri di tiang bendera, semoga ia mendapatkan kesempatan untuk tidak terlambat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Cuek Itu Suamiku?? [Revisi]
Romance(Novel tahap revisi, penulisan berantakan, masih full dialog, jadi harus nambah narasi) Apa yang dimaksud dengan cinta sejati? Cinta abadi, dan cinta setia itu? Apakah kisah seorang gadis bernama Aisyah ini penuh kebahagiaan? Atau kesedihan? Gadis...