Queen

5 0 0
                                    

>

"Kerahkan semua pasukan untuk mencari wanita itu!" Sang Ratu memberi perintah kepada semua penghuni istana. Jalannya tergesa, tak sabar untuk sampai pada gerbang istana. Tangannya sudah gatal untuk menangkap manusia asing yang masuk melalui pintu misterius.

Ketika sampai di depan gerbang, pengawal langsung membawa kuda milik Ratu. Lalu Ratu naik, dan melihat persiapan yang telah Ia siapkan selama lima hari.

"Bagaimana dengan senjatanya?" Tanya Ratu kepada tangan kanannya yang berada di sisi kanan.

Andre, segera menyerahkan senjata yang sudah diteliti selama lima hari. Dengan persiapan yang sangat singkat, Andre beserta bawahannya menyiapkan senjata yang sama seperti yang di bawa manusia asing, alias Sara.

Sang Ratu mengambil senjata yang di design khusus untuknya, Ia mencari titik untuk percobaan senjata baru. Matanya menemukan burung yang sedang melintas, setelah itu, Ia todongkan pistol khusus miliknya ke binatang unggas tersebut.

Dor!

Tepat sasaran. Burung itu jatuh saat itu juga. Semua pengawal takjub melihat ketajaman mata Sang Ratu. Inilah hasil didikan mendiang Ayah Ratu, yang menjadikannya seorang pemanah handal.

Melihat hasil tembakannya, Sang Ratu tersenyum puas. Persiapan sudah seratus persen siap, maka hanya dengan satu aba-aba, semua pasukan bergerak ke jalurnya masing-masing.

"SEKARANG!"

>

Sang Ratu, Zea sudah sampai di perdesaan setempat. Informasi yang Ia dapat, ada buronan Raga yang kabur setelah mencuri perhiasan milik salah satu warga. Hampir tertangkap, sebelum hilang di telan gelapnya hutan saat itu.

Sang Ratu, langsung memberi isyarat kepada seluruh pasukan yang bersamanya untuk memasuki hutan.

"Hati-hati, usahakan jangan membuat suara." Titah Ratu. Seluruh pasukan pun menurut.

Sampai di tengah hutan, Sang Ratu berhenti. Mata elangnya menatap sesuatu yang mencurigakan di salah satu pohon besar.

Andre, segera menyusul Ratu di depan. Ia mengikuti pandangan Ratu, ke atas. Ada rumah pohon yang lumayan nesar, setara dengan pohonnya.

Sang Ratu pun turun dari kudanya. Perlahan, Ia mendekat ke arah pohon tersebut. Ia memeriksa keliling pohon tersebut, mencari sesuatu yang aneh, atau mencurigakan.

Di lain sisi, di dalam rumah. Raga dan Sara tidak sadar. Mereka masih santai menyantap sarapan paginya. Sampai Raga mendengar pintu yang terbuka.

"Sara, siapkan senjatamu!" Ucap Raga. Ia bangkit, meninggalkan sarapannya begitu saja. Kemudian dengan gerakan cepat mengambil pisau dan kampak yang ada di dalam ruangan.

Sara yang terkejut pun panik. Ia ikut berdiri dan mengambil pistolnya yang berserakan di kasur. Dengan cepat, Ia memasukkan semua pistolnya pada tas. "Ada apa?"

"Ada penyusup! Sstt!" Raga telah siap. Dengan berani, Ia berdiri di depan Sara, tangannya menghadang Sara agar tetap di belakangnya.

Suara langkah kaki, semakin dekat. Kini Sara bisa mendengarnya. Ia bersiap mengambil pistolnya dan memasang pelatuk.

Brak!

Pintu terbuka dan menampilkan Ratu Zea yang menodongkan pistolnya.

Sara dan Raga terbelak melihat Ratu memegang senjata yang sama seperti Sara. Hanya beda di bagian designnya saja.

"Lepaskan senjatanya, atau aku tarik pelatuknya!" Ancam Ratu.

Raga sudah bersiap melindungi Sara. Ia terus menghadang Sara agar tetap di belakangnya.

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang