"Syukurlah Nona Silencia sudah sembuh. Semua ini berkat batu suci yang diberikan pangeran Giordan, bukan?"
"Eyyy, Nona Muda sembuh karena tubuhnya memang kuat."
"Tapi tidakkah kau penasaran apa yang terjadi di taman hingga Nona Silencia pingsan mendadak."
"Betul sekali. Keluarga Duke selalu meminum ramuan yang memberikan kekebalan imun tubuh ekstra. Mungkin saja Nona Muda pingsan karena stress."
"Ah.. Hampir lupa. Apa karena perselingkuhan Pangeran? Rumornya sudah terdengar dimana-mana."
"Kasihan sekali Nona"
"Sssttt... Jangan terlalu keras! Nona Silencia masih di sini!"
Hei hei, kalian terlalu keras bergosip. Aku sampai mendengar. Sepertinya aku terlalu baik pada pelayan. Hanya karena aku tidak tahu cara untuk berbuat kasar, mereka berpikir Silencia sudah berubah.
Dari rumor perselingkuhan ini, Silencia lah yang lebih diuntungkan. Mata publik menilai kalau Silencia bernasib malang. Setiap wanita di kerajaan ini pasti tidak menyukai kalau pasangan mereka direbut wanita lain.
Aku mengernyitkan keningku berusaha untuk meredam suara mereka yang bergunjing. Lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan pelan. Aku harus menenangkan pikiran.
"Apa saya perlu memberi mereka pelajaran, Nona?" Tessa terlihat lebih marah dariku. Aku hanya bisa tersenyum. Di dunia sekejam ini, dimana sihir dan monster ada, ada satu orang yang telah marah mewakiliku. Tessa.
"Terimakasih Tessa. Tapi itu benar-benar tidak perlu. Aku akan menghadap permaisuri sekarang. Lupakan soal pelayan-pelayan itu untuk saat ini."
"Baik, Nona." Tessa menggenggam tanganku dan membantuku naik ke kereta kuda.
Beberapa waktu lalu, Permaisuri Carla Riebest Hilden, ibu dari Giordan, memintaku untuk mengunjunginya di istana. Beliau mengirimiku surat resmi yang tidak bisa diacuhkan. Ayahku bahkan begitu berat melepas kepergianku. Sehingga mengirim 12 ksatria untuk mengawal. Padahal jarak duchy dan istana tidak begitu jauh. Dan lagi pula aku akan lekas kembali.
Banyak hal menarik yang ku temui di sepanjang perjalanan. Hal-hal yang tadinya ku baca di novel, sekarang aku lihat secara langsung. Rasanya menakjubkan.
Ada Jalan Escapada yang menjual benda-benda kesenian seperti lukisan dan patung ukir. Pasar Neglecta yang penuh dengan penjual makanan dan bunga. Dan Jalan Tulippe yang adalah wilayah perbelanjaan para bangsawan.
Melewati semua jalan itu di sini merupakan hal yang baru kurasakan. Sejak kecil aku hanya berada di Okinawa. Tidak pernah sekalipun menginjakkan kakiku keluar kota atau keluar negri. Aku selalu terpaku pada pekerjaan. Menurutku yang hidup miskin, menghabiskan waktu untuk mencari uang itu lebih menguntungkan dari pada jalan-jalan dan membuang-buang uang. Membaca novel online merupakan satu-satunya pelarian dalam hidupku yang ketat dengan pekerjaan.
"Kereta Duke Amarilys tiba!" Seruan penjaga gerbang istana membuatku tersentak. Benar-benar, membuat kaget saja. Tak terasa kami tiba di depan gerbang istana Kekaisaran Hilden.
"Selamat datang Nona Silencia Amarilys, saya Viscountess Miria Roson akan memandu anda menuju istana Permaisuri." Tanpa menunggu lama, seorang wanita setengah baya dengan gesturnya yang anggun menyambut kami di depan istana kekaisaran.
Karena istana permaisuri terpisah dengan istana kekaisaran yang merupakan pusat komando pemerintahan, maka kami harus berjalan lagi menuju arah barat.
"Terimakasih Viscountess. Mohon bantuan anda." Aku melangkahkan kaki di belakang Viscountess Roson. Jalan menuju istana permaisuri disuguhi pemandangan taman bunga yang luas. Bunga-bunga ini mekar sepanjang tahun. Kaisar mempertahankannya dengan menggunakan sihir. Tentu saja dengan bantuan kepala menara sihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke's Adopted Daughter (REVISI)
RomanceSuatu hari Hasegawa Aya, seorang wanita berusia 30 tahun mengalami kecelakaan sepulang kerja, dan ketika bangun, ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah novel online yang terakhir dibacanya sebelum tewas. Berawal dari rasa simpatinya semasa hidu...