Seni 02

12 9 23
                                    

Pagi yang cerah sesuai dengan isi hatinya cukup merasa senang hari ini, menyapa Aretha yang sedang menyisir rambutnya depan cermin rias didalam kamar, setelah merasa sudah cukup rapih ia mengambil tas dan segera keluar dari kamarnya

" vanyaaa " panggil Aretha sedikit berteriak saat melihat adiknya hendak pergi menuju pintu keluar

" kamu mau berangkat sekarang? Kita bareng aja ya " ucapnya perlahan mendekat ke arah adiknya tidak lupa dengan senyum polos nya itu

" Gue tunggu di luar " Vanya merespon namun dengan nada yang sedikit malas dan pergi begitu saja

_Huhh Aretha sabar_ katanya dalam hati, apa semarah itu adiknya sehingga bersikap dingin dan seperti tak acuh terhadapnya, padahal jika mengingat dulu ia dan adiknya itu sangat kompak dan saling melengkapi tapi sekarang yasudah lah semua itu adalah takdir yang telah Tuhan rencanakan untuknya

" Ayah, Bunda aku berangkat ke kampus sekarang ya " ucapnya sambil menyalami kedua orangtuanya dan langsung pergi begitu saja tanpa menyentuh apapun di meja makan

" Kak jangan lupa sampe kampus sarapan dulu ke kantin ya " ujar wanita paruh baya itu kepada anaknya sambil memberikan kunci mobil karena hari ini Aretha memakai mobilnya

Setelah ia keluar dan matanya berbinar saat melihat siapa yang datang pagi ini

" Andres "

" Haii adek kecil gue makin cantik aja gilaa "
Ujar laki-laki itu berjalan mendekat sambil merentangkan tangannya ingin memeluk, dan mereka pun berpelukan sambil tertawa menahan haru, Aretha sangat merindukan Andres yang pergi dari 2 tahun yang lalu

" Andres kamu kemana aja? Kenapa baru kesini sekarang sih " Aretha pun melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah tenang laki-laki itu

" Gue minta maaf, gue bener-bener perlu waktu buat berdamai dengan keadaan "

Andres menjeda kalimat sambil tersenyum getir, perasaannya bercampur antara merasa sedih dan bahagia bisa bersama dengan adik sepupunya yang sangat ia sayangi dan hubungan mereka pun lebih seperti kakak beradik

" Kak ayo berangkat nanti kita telat, Andres kita mau berangkat Lo masuk aja ke rumah ayah sama bunda lagi sarapan, gue duluan "

***

" Nanti pulangnya kakak jemput lagi " ucap Aretha saat mobilnya berhenti tepat di depan gerbang sekolah Vanya

" Iya, yaudah gue duluan " ucap Vanya setelah itu keluar dari mobil dan bergegas masuk ke dalam sekolah

" Hari ini cuma satu matkul, keburu lah setelah itu belanja dulu trus jemput Vanya "

Setelah itu ia kembali melajukan mobilnya menuju kampus karena jarak antara sekolah Vanya dan kampusnya itu cukup dekat, hingga tak butuh waktu lama untuk sampai, setelah mobil terparkir sempurna ia pun turun dan berjalan menuju gedung fakultas sains terapan dimana ia akan mulai Kelas sebentar lagi

_Bughh_

Saat baru masuk gedung fakultas tiba-tiba ia ditabrak oleh seseorang dengan kasar dan melihat siapa orang yang menabraknya ia menghela nafas berat, dalam pikirannya pasti nensi dan kedua dayangnya ingin mengganggunya lagi

Karena tidak ingin ada keributan Aretha berniat pergi dari sana tapi baru akan melangkah nensi menghadangnya

" Mau kemana Lo? Mau keruang kesenian, mau pamerin lukisan yang berhasil jadi yang terbaik di pameran kampus kita kemaren "

Ucap nensi dengan angkuh sambil melipat kedua tangannya kedepan

" Kamu gaada bosen-bosennya ya ganggu aku, permisi aku mau ke kelas "

" Anak IPA ko suka seni, udah fokus aja di matematika sana "

Baru beberapa langkah ia berjalan dan berhenti saat mendengar ucapan Santi teman nensi itu, tapi ia tak menggubris dan pergi begitu saja

Sebuah Seni Untuk Melupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang