*Pertemuan*

16 2 0
                                    


Pemuda bersurai hitam pekat dengan kalung identitas bertuliskan Mark Lee itu menghentikan langkahnya tepat ketika ia melewati gerbang, matanya memandang takjub bangunan asrama berlantai 4 didepannya itu.

Tempat yang sebentar lagi akan menjadi rumah ke-2 nya untuk tiga tahun kedepan, dan saksi bisu akan hari-hari nya selama menempuh pendidikan di Korea.

Murid-murid lain disekitarnya juga tampak memandang takjub bangunan asrama itu. Tak jarang Mark mendengar decakan kagum dari kanan kirinya.

Ia membenarkan ransel dipundaknya, dan tangannya yang lain menarik koper hitam besar.

"Huuffh.. let's go!" Seru lirih Mark bermaksud menyemangati diri.

Asrama laki-laki dengan kesan modern itu berada dibagian timur bangunan utama sekolah. Tidak kalah penting, asrama ini juga memiliki aula besar dengan fasilitas lengkap yang biasa digunakan murid untuk berkumpul mengerjakan tugas atau sekedar bersantai sembari bercengkerama dan bersenda gurau.

Melihat sudah banyak murid yang berkumpul di aula, Mark mempercepat langkahnya menuju ketengah aula.

Mark sebenarnya sedikit tidak nyaman, mungkin dikarenakan tidak ada seorangpun yang ia kenal disini, dia jadi merasa bingung sendiri. Ditambah dengan jiwa introver nya, Mark jadi ragu akan mendapat teman disini.

"Hei, namamu Mark Lee?"seorang pemuda menyapanya.

"Eoh hai, benar aku Mark Lee," jawab Mark dengan ramah.

Pemuda dengan hoodie abu itu tersenyum dan segera mengulurkan tangan pada Mark.

"Syukurlah aku menemukanmu, oh ngomong-ngomong namaku Haechan, Lee Haechan. Salah satu roommate mu" Pria itu tersenyum ramah memamerkan kartu kamar asrama dengan nomor yang memang sama dengan miliknya.

Jujur saja Mark sedikit terkejut melihat antusiasme pemuda itu, namun tak dipungkiri dia juga bersyukur dengan kedatangan Haechan di saat-saat seperti ini. Mark menyambut uluran tangan itu dengan senang hati. "Salam kenal, Haechan."

"Saat mencari daftar kelompok asrama tadi aku mencari tau sedikit, sepertinya kita akan sekamar dengan 2 orang murid lainnya," bisik Haechan pada Mark.

"Benarkah? Siapa?" Tanya Mark dengan lirih.

"Namanya kalau tidak salah, Na Jaemin dan Huang Renjun" Haechan menatap keatas mengingat-ingat nama yang tertera di daftar tadi.

"Haechan!" Seruan seorang pemuda menghentikan pembicaraan mereka. Dengan langkah besar pemuda itu menghampiri Mark dan Haechan.

"Astaga, aku menunggumu lama sekali Jeno!" keluh Haechan ketika pemuda yang dipanggil Jeno itu telah berdiri didepannya.

"Haha..maaf. Aku kesiangan tadi dan buru-buru datang ke sini." Jelasnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Haechan memandang malas melihat kelakuan pemuda didepannya ini. 'anak ini pasti begadang bermain game lagi semalam.' benak Haechan. Walaupun dia juga sama.

Mark yang memang orang baru diantara mereka hanya diam menyimak pembicaraan keduanya dengan tenang.

Haechan yang sadar telah melupakan Mark, segera merangkul pundak pemuda itu.

"Jen kenalin ini Mark Lee" Ucap Haechan mengenalkan Mark.

Mark mengulurkan tangannya dan disambut dengan baik oleh pemuda itu.

"salam kenal, aku Mark"

"Salam kenal juga, namaku Jeno, Lee Jeno. Sepupunya Haechan."

***

Truth In LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang