"Woow!" Celetuk Jaemin mendapati aula yang sangat ramai bahkan sampai kelantai 2.Aula indoor dengan nuansa modern namun meninggalkan kesan klasik dan mewah, memanjakan setiap mata yang melihatnya. Decakan kagum tak henti-hentinya terdengar dari mulut para murid, baik murid laki-laki maupun perempuan.
"Barisan kita yang mana?" Ucap Renjun
Keempatnya kompak celingak-celinguk memperhatikan sekitar.
"Chan, sini!" Seru Jeno melambaikan tangan mengisyaratkan agar mereka menghampirinya.
"Ayo, barisan kita disana" ucap Haechan melangkah lebih dulu menghampiri barisan Jeno diikuti oleh Mark, Jaemin dan Renjun.
"Ada apaan emangnya sampai kita disuruh kumpul?" Tanya Haechan pada Jeno begitu sampai.
Jeno mengedikkan bahunya. "Gak tau juga, paling pengarahan biasa"
Haechan mengangguk kan kepalanya. "Oh ya Jen kenalin ini Jaemin dan itu Renjun" ucap Haechan mengenalkan keduanya.
Ketiganya lalu berjabat tangan bergantian memperkenalkan diri masing-masing.
"Itu yang dilantai dua para kakak senior ya?" Tanya Renjun yang mengarah kelantai atas.
"Iya, para senior kita" ujar Jeno
Keempatnya kompak memandang kelantai 2. Ternyata disana juga ada ketua dan wakil ketua asrama mereka, Taeyong dan Jungkook, kedua pemuda itu tengah sibuk bercengkrama dengan kelompoknya masing-masing.
Decakan kagum secara spontan keluar dari mulut Haechan.
"Kenapa?" Tanya Renjun yang berdiri tepat disampingnya
"Serbuk berlian semua" ujar Haechan memandang takjub gerombolan para gadis dilantai atas.
Jeno, Renjun dan Jaemin hanya memutar bola matanya malas, sedangkan Mark hanya tertawa kecil melihat mata berbinar pemuda Lee itu.
"Heh, Ssstt..." Tegur salah satu murid pada mereka sembari memberi isyarat kedatangan kepala sekolah.
"Selamat datang murid-murid tahun ajaran baru!" Jang Se-joon, selaku kepala sekolah Decelis Academy menyambut siswa ajaran baru yang berdiri kaku didepan nya.
Sembari mendengarkan pidato Mark mengedarkan pandangannya kearah para guru pengajar yang berdiri disayap kiri dan kanan podium. Terlihat jelas wajah setiap guru disana sangat dingin dan kaku, meski begitu ada beberapa guru yang menampilkan ekspresi ramah dan bersahabat.
Hingga atensinya menangkap salah seorang guru pengajar pria didepan sana, dengan postur tegap dan tatapan mata yang tajam entah mengapa membuat bulu kuduk nya berdiri.
Dan detik berikutnya Mark dibuat kaget ketika mata tajam itu menatapnya balik. Seolah tertangkap basah, Mark buru-buru mengalihkan pandangannya.
Menyadari sikap aneh yang ditunjukkan Mark, Jaemin yang berada tepat disampingnya menyikut lengan pemuda Lee itu.
"Hei, ada apa?" Ucapnya.
"Ha?"
"Ada apa?" Ulangnya.
"Gak, bukan apa-apa" ucap Mark kaku lalu mengalihkan perhatiannya ke podium didepan sana.
Pemuda Na itu mengernyit heran namun tanpa bertanya lagi dia langsung mengangguk mempercayai nya.
Sedangkan Mark ia justru tengah memikirkan kejadian beberapa detik lalu dalam diam. Entah perasaannya saja atau memang guru itu menatapnya seolah-olah dia memiliki dendam yang begitu besar pada Mark?
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth In Lies
Mystery / ThrillerKau tahu tempat sempurna untuk menyembunyikan kebohongan? Kebenaran.