BAB 2

274 32 4
                                    

"Jadi lu tinggal sendirian" tanya Vion.

"Iya gua tinggal sediri, mama sama papa tinggal di mansion yang berbeda "

"Lah kenapa"

"Mereka ingin gua hidup mandiri, lagi pula ini juga keinginan gua"

"Oh Mmm"

"Mansion ini di buat saat gua masih di Singapura"

"Wah mansion ini indah "Vion sangat kagum dengan disain mansion apo.

" ini kamar lu"

"Kenapa kita tidak sekamar? "

"Jangan harap"

"Lah kenapa "

"Lu masih nanya kenapa"

"Iyalah gua mah enggak pernah buat salah"

"Bangga amat tu diri, awas jatuh di injek"

"Pedes amat tu mulut"

"Serah gua, mulut-mulut gua"


.

"Po lu enggak ada keinginan buat balas dendam"

"Enggak"

"Kenapa? "

"Kalau gini jadinya gua nyesel ngajak lu ikut kesini"

"Ya ya, jangan marah"

"Ngmong-ngmong lu mau aja gua kemana? "

"Kebar"

"Lu bisa minum? "

"Napa"

"Enggak jugak sih"

Mereka pun sampai di bar, baru masuk saja sudah di sambut oleh beberapa wanita cantik tapi itu tidak membuat Apo tertarik bagaimana dia tertarik orang dia gay.

"Po lu enggak tertarik gitu"

"Mau gua jelasin" apo pun menetap Vion kesal.

"Hehe enggak usah"

Apo dan Vion memesan ruang VIV untuk mereka saja kalau boleh jujur apo tidak mau di kelilingi wanita malam lebih tepatnya sih seorang jalang.

Apo dan Vion pun bersenang-senang sambil minuman WIN tersebut.

"Gua ke toilet dulu" ujar Apo.

"Cepatlah"

Apo pergi menuju ke toilet setelah 1 menit dia pun keluar dari sana dan tidak sengaja menabrak seseorang.

"Hay apa kau baik-baik saja? " tanya Apo.

"Tolong bawa aku pergi" ujar orang yang di tabrak oleh Apo.

Apo tak mengerti mengapa orang didepannya meminta Apo membawanya pergi dan dia mencoba untuk melihat wajah orang yang dia tabrak itu, seketika Apo menjadi terkejut melihat wajah orang yang dia tabrak itu.

"P-hi Meli" ujar Apo.

Orang yang di tabrak tidak lain adalah orang yang dulu menyakiti dirinya.

"Bawa aku pergi, ku mohon" Mile terus memohon ke Apo.

"Kenapa phi seperti ini? " kalau boleh jujur Apo masih memiliki perasaan kepada Mile padahal Mile sudah menyakiti dia dulu.

"Mereka akan memukul ku"

"Ikut aku" Apo menarik Mile agar mengikuti diri nya.

Dia membawa Mile ke dalam mobilnya dan  menelpon Vion.

"Mau membawa ku kemana? " tanya Mile.

"Katamu mau pergi" ujar Apo.

"Kau mau membawa ku pergi dari tempat ini" Apo pun mengangguk.

"Horeee, aku tidak akan di pukuli lagi" Mile sangat bahagia.

"Di pukuli? " Apo tidak mengerti, siapa yang memukul Mile, dan kenapa tingkahnya seperti anak-anak, banyak sekali pertanyaan yang ada di pikiran Apo.

"Mmm mereka sering memukuli ku saat aku memecahkan sesuatu atau kalau aku nakal "

"Tunggu dulu, kenapa kamu bisa ada di sana? "

"Papa meninggalkan ku di sana"

"Kenapa? "

"Kata papa aku ini anak sialan , sakit mental"

"Jangan bilang dia mempunyai latarbelakang mental, tapi dulu dia baik-baik saja " batin Apo.

Dan tiba-tiba pintu mobil terbuka yang membukanya adalah Vion yang kesal dengan Apo.

"Kenapa lu ninggalin gua? " Tanya Vion.

"Sorry"Vion baru menyadari kalau ada seseorang yang duduk di kursi belakang.

" siapa dia? "

"Nanti di mansion gua jelasin" Apo langsung mengendarai mobil nya menuju mansion.
































Maaf kalau pendek, aku usahain buat panjang di bab selanjuntya.




















Next atau tidak?

Cinta Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang