Bagian Sebelas: Sesal Pilu, Tak Satu
*****
SHANI mengendarai mobilnya dengan terburu-buru, jantungnya berdegup kencang sejak menerima telepon dari Mario beberapa waktu lalu. Jalanan setelah sang surya tenggelam yang biasanya terasa tenang kini berubah menjadi lintasan penuh kegelisahan. Di sepanjang perjalanan pikirannya berkecamuk, kata-kata Mario tadi sore berulang di pikirannya.
“Ini anak tiba-tiba drop tadi waktu gue pulang.”
Kalimat itu terus terngiang, menusuknya seperti belati tumpul. Bayangan Gracia yang terbaring tak berdaya menghantui pikirannya, menambah rasa sesak yang sulit ia gambarkan. Shani tidak tahu apa yang akan dia lihat di rumah sakit nanti, tapi yang jelas, perasaan bersalah yang selama ini ia pendam seperti semakin menyeruak keluar.
Ketika Shani tiba di lobi rumah sakit, ia bergegas menuju lift, langkah kakinya cepat tapi berat. Sesampainya di sana, pandangannya segera tertuju pada sosok Mario yang duduk di bangku lorong. Lelaki itu tampak kusut, wajahnya tertunduk dalam kelelahan yang tak bisa disembunyikan.
“Mario,” sapa Shani pelan, menyerahkan tas berisi pakaian Gracia yang ia bawa. “Sepupu lo kenapa?”
Mario mengangkat wajahnya perlahan, matanya merah, seperti habis menangis. Ia mengambil tas itu dengan gerakan lamban, seperti seseorang yang telah kehilangan tenaga. “Gue juga enggak tahu, Shan. Jantungnya tiba-tiba kumat. Waktu gue pulang Gracia udah kegeletak di lantai. Panik banget gue.” Suaranya terdengar serak, seperti seseorang yang menahan kesedihan yang terlalu dalam untuk diungkapkan.
Gracia punya penyakit jantung juga? Shani bego, lo tuh emang gak tau apa-apa ternyata.
“Untung lo buru-buru pulang,” balas Shani, mencoba meredakan ketegangan meski dirinya sendiri merasa tersiksa, bahwa ternyata pengetahuannya akan sang pujaan memang seminim itu. “Btw, is she okay now?”
Mario mengembuskan napas panjang, tatapannya kosong menembus dinding putih di seberang. “Kata dokter dia aman, sih. Tapi ... gue gak tahu, Shan. Liat dia kayak gitu tuh ....” Mario menghentikan kalimatnya, menunduk lagi, menyembunyikan emosi yang mulai naik ke permukaan. Mario bahkan tak tega melihat Gracia terbaring lemah tak sadarkan diri, maka dari itu dia duduk di luar sekarang.
Shani mengangguk kecil, matanya melirik pintu ruang yang tertutup rapat. Dadanya berdegup kencang. Dia duduk di sebelah Mario, diam tak bicara beberapa menit, sengaja membiarkan managernya itu meredakan emosinya terlebih dahulu, baru setelah itu dia bertanya, “Lo udah makan?”
“Mana sempet gue makan, anying! Gue gak berani ninggalin Gracia. Takut dia tiba-tiba butuh apa-apa.”
Shani menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya sebelum berbicara. “Lo keluar aja dulu cari makan. Biar gue yang jaga di sini.”
Mario menatapnya dengan alis terangkat, ragu. “Serius lo?”
“Iya. Gue di sini aja, lo pergi sana. Lo juga butuh charge perut biar ga tepar.”
Mario akhirnya mengangguk kecil, sebuah senyum samar tersungging di wajahnya. “Thank's ya, Shan. Lo emang pengertian banget. Gue titip Gracia bentar ya, lo kalau mau masuk juga gapapa, takut gue kalau tiba-tiba ada fans lo di sini, nanti malah ribut.”
Ketika Mario pergi, Shani mendekati pintu. Tangannya menggenggam gagang pintu, tapi ia tidak langsung membukanya. Ia menarik napas panjang, mencoba mempersiapkan dirinya untuk apa pun yang akan ia lihat di dalam.
Ketika akhirnya ia melangkah masuk, pemandangan di hadapannya membuat dadanya sesak. Gracia terbaring di atas ranjang, tubuhnya terselimuti selimut putih. Selang infus terpasang di lengannya dan monitor di samping tempat tidur memantau detak jantungnya yang lemah. Wajah Gracia pucat, nyaris tanpa warna dan matanya tertutup rapat seolah sedang tenggelam dalam tidur panjang yang penuh keheningan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gregain [end]
RomanceShani dipertemukan kembali dengan Gracia, orang yang dulu tergila-gila padanya, dengan keadaan yang sudah berbeda. Banyak rahasia yang terungkap setelah pertemuan kembali itu. WARNING! Cerita gxg. Sumber cover nyolong di pinterest