sepuluh

79 6 0
                                    

malam berganti pagi dua orang remaja masih tertidur dengan lelap
namun tidak dengan kahfi meski tubuhnya masih terbaring di atas kasur namun matanya terus menatap kekasihnya nya itu sejak dia terbangun
tangan cakra yang masih melingkar sempurna di pinggang nya membuat senyum kahfi tidak pudar

" morning," sapa cakra dengan suara khas bangun tidur

pipi kahfi memerah sempurna saat cakra mencium pipinya
mereka saling menatap satu sama lain
hingga suara ketukan pintu membuat tatapan itu terhenti

" toktokk..tokk " pintu terbuka menampilkan sosok pria besar yang menggunakan setelan jas hitam

" maaf tuan muda anda sudah di tunggu di bawah oleh nyonya besar "

" hmm "

pria itu menutup kembali pintu itu saat pintu tertutup cakra menatap kahfi dengan senyuman terukir di bibirnya

" kamu mandi ya, aku mau kebawah dulu "

kahfi hanya mengangguk kepala menurut perintah sang kekasih
cakra keluar dari kamar menemui Anya yang berada di ruang keluarga

" duduk " Anya menyuruh putranya ini duduk di sebelahnya

" cakra mamah ga tau harus bilang apa lagi ke kamu "

" hmm "

" mamah tau kamu yang bakar gedung penyimpanan barang punya paman mu kan "

" hmm "

" cakra mamah lagi bicara lo sama kamu "

" cakra dengerin "

" stop sayang mamah ga ngajarin kamu buat bales dendam "

" mah zalva meninggalkan gara gara bajingan itu "

" mamah tau tapi stop buat nyalahin paman kamu, cakra "

" hmm "

" Nala meninggal "

cakra tersenyum senang dalam diam saat mendengar kabar itu bahwa sepupunya itu telah tiada.

.......
setelah membakar gudang
cakra tidak langsung kembali ke apartemennya namun dia menyempatkan pergi ke rumah sakit menuju ruang di mana anak dari herman sedang di rawat dengan banyak selang di tubuhnya

rasa dendam dan marah membuat cakra seakan akan ingin membunuh semua orang yang terlibat dalam kematian adiknya
saat adik nya masih ada nala sangat membenci zalva ia sering melihat nala mendorong adiknya ke dalam kolam renang karna nala tau zalva tidak bisa berenang dan berujung zalva yang bulak balik rumah sakit

kini dia berhadapan dengan nala yang berbaring lemas hanya suara alat medis yang terdengar dari ruang itu, cakra menghentikan tabung oksigen dan mencabut selang infus yang tertempel di tangga mungil nala

tanpa merasa bersalah ia pergi meninggalkan nala yang hampir tidak bernafas dan mengancam para suster dan staf yang berjaga untuk menghapus semua rekaman cctv yang tertempel.

" mamah harap kamu bisa maafin paman kamu "

Anya berhenti bicara dan meninggalkan cakra yang masih diam tak bersuara menurutnya herman tidak pantas untuk di maafkan dia akan tetap membalaskan dendamnya meski Anya melarang nya untuk balas dendam, bukan tentang adik nya yang menjadi korban kemarukan herman harta yang harus nya menjadi milik ayahnya hanyut di lahap oleh manusia bajingan seperti herman yang membuat hidup ayah nya sengsara waktu itu karna harus berjuang berhadapan dengan para polisi untung saja tidak ada bukti bahwa ayahnya melakukan penyuapan uang pada perusahaan perusahaan tinggi saat itu.

cakra kembali ke dalam kamar
saat ia membuka pintu sosok pria imut sedang menatap sendu kekasihnya

" kamu godain aku " goda cakra sambil mendekat

littleboy [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang