Prolog

344 155 97
                                    

Hallo-hallo 👋

Kembali lagi dengan saya 😚 hehe.  Saya kembali dengan cerita baru saya. Setelah hiat beberapa bulan dan merenungi apa yang baik untuk saya lakukan, akhirnya saya kembali.

Jujur saja, ini adalah kisahnya Zean dari cerita yang pernah saya tulis, tpi udah saya unpub, karena sedikit problem. ^^)

Jadi, untuk sekarang, lupakanlah yang lalu, mari menulis yang baru dengan saya.




》HAPPY READING《



Di malam hari yang penuh kekosongan, tepatnya berada di rooftop sekolah. Seorang gadis melamun dengan tatapan tajamnya ke arah bawah, melihati jalanan yang sepi, sangat-sangat sepi. Namun, tiga detik kemudian lamunannya seketika melebur. Sebab, seseorang telah menghubunginya.

"Cepat atau kamu akan tahu akibatnya.!"

Setelah seseorang itu mengatakan itu, ia langsung mematikan telepon nya sebelah pihak. Gadis itu menghela nafasnya pelan, ia tak gentar dengan ancaman itu, hanya saja...

"Bolehkah saya menyerah?" Mata nya terpejam dan mengeluarkan bulir bening dari mata nya. Sakit, sungguh sakit apa yang ia alami selama ini. Namun, apa yang bisa ia lakukan selain mengalah terus. Bukan berarti ia tak tahu cara menolak, hanya saja ia sering merasa kasihan.

...


Saat ini, sudah pukul satu malam hari, namun gadis itu masih bertahan di rooftop sekolahnya. Cuaca kini mulai berangin-angin. Dingin menusuk kulit pucat milik gadis itu. Membuat dirinya menjadi kedinginan. Terpaksa ia harus meninggalkan rooftop itu dan pergi kemana langkah kaki nya berjalan.

Lama ia sudah berjalan, kini sampailah di sebuah jembatan yang banyak orang mengatakan angker. Sebab, jika ada kecelakaan apapun, korban mati di tempat. Dan juga ia pernah mendengar jika banyak orang yang bunuh diri di jembatan tersebut. Sebab, airnya yang bisa dikatakan sangat deras walaupun tak begitu dalam, membuat banyak orang-orang tiada.

"Saya capek tuhan! Boleh saya mendahului takdir?!"

Gadis itu memanjat pembatas besi jembatan angker itu. Ia berdiri tegak sambil memejamkan mata nya dan merentangkan kedua tangannya. Dia lelah dengan hidupnya, banyak sekali cobaan yang menimpanya. Ia sudah memutuskan untuk menyerah saja.

"Lagi pula untuk apa orang yang sudah tidak suci ini hidup? Kalo hidup pun, akan menyusahkan saja."

Ia tertawa miris dengan kenyataan apa yang ia alami. Ia benci dirinya, ia benci lelaki yang telah mengotori dirinya. Ia benci teman-teman di sekolahnya, ia benci dengan keluarganya. Dia sudah sangat muak dengan kehidupannya, lebih baik ia mengakhiri hidupnya sekarang juga.

Hujan pun kini mulai turun dengan derasnya. Gadis itu pun bersiap untuk menjatuhkan tubuhnya dari jembatan itu. Gadis itu memejamkan matanya, ia menarik nafasnya dalam-dalam. Dan...

"ZEAN!"

Brakk...Byurrr...

Ya, gadis itu adalah Zean. Seseorang telah berteriak memanggil namanya, seolah takut kehilangan dirinya. Namun, sayangnya, Zean sudah mencebur duluan ke sungai yang sangatlah deras itu. Orang itu sangat khawatir, ia bingung, apa yang ia harus lakukan. Beberapa orang setempat mulai berkerumun di dekatnya. Karena tak pikir panjang, ia melompat dari jembatan itu, tanpa memikirkan teriakan orang-orang sekitanya. Orang-orang yang panik di tengah hujan deras, segera menghubungi polisi setempat dan meminta bantuan Tim SAR untuk menyelamatkan mereka.



















 Orang-orang yang panik di tengah hujan deras, segera menghubungi polisi setempat dan meminta bantuan Tim SAR untuk menyelamatkan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





She's Not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang