Saat ini Mino dan Irene sedang menikmati pemandangan di Sungai Han.
Posisi Irene duduk di sebelah kiri Mino.
"Ayang, maafin aku yang selama ini selalu ngerepotin kamu."
Mino mengernyitkan alisnya heran.
"Beb, kamu sama sekali nggak ngerepotin aku. Kamu itu istri aku, dan sudah menjadi kewajiban aku untuk menjaga kamu dan anak kita."
Mino langsung menggenggam tangan Irene dan menciumnya.
Di sisi lain, Irene tersenyum dengan jawaban Mino tapi ia masih ingin melanjutkan perkataannya.
"Tapi selama hamil ini kan aku banyak permintaan aneh yang aku sendiri juga bingung kenapa pengen itu."
Mino tertawa lalu membawa tangan untuk mengusap perut Irene yang kini sudah membesar dan berusia enam bulan.
"Itu kan bawaan bayi, Beb. Kalau boleh jujur, aku itu sebenarnya seneng banget bisa mewujudkan apa yang kamu dan baby kita mau."
Irene tersenyum lalu kemudian menatap Mino.
"Ayang, boleh aku bilang sesuatu?"
Mino menganggukkan kepalanya.
"Boleh kok, Beb. Mau bilang apa?"
Mino mengusap rambut Irene secara perlahan.
"Aku merasa jadi orang paling beruntung karena bisa kenal kamu yang selalu ngetreat aku like a queen. Kalau nggak kenal kamu, mungkin aku nggak akan pernah tahu rasanya disayang sama cowok kayak disayang sama Ayah."
Irene lalu menyandarkan kepalanya di pundak Mino.
"Mungkin aku nggak akan pernah tahu rasanya diturutin apapun yang aku mau sama cowok aku sendiri. Mungkin aku nggak akan pernah tahu rasanya dikasi effort yang benar-benar effort dari cowok. Mungkin aku nggak akan pernah bisa jadi diri sendiri kalau bukan sama kamu."
Irene mendongak dan menatap Mino dengan senyum manisnya.
"Kamu laki-laki hebat setelah Ayah, sejauh ini aku bersyukur bisa mengenal kamu lebih jauh dan dalam. Kamu laki-laki yang selalu sabar dan berusaha memahami sikap dan sifatku yang mungkin sedikit labil, selalu memaklumi semua kegiatanku."
"Kamu laki-laki pertama yang membuat aku bisa berpikir dewasa. Kamu juga yang ngajarin aku buat berpikir panjang dengan tindakan yang akan aku ambil. Kamu dengan semua kekhawatiranmu tentangku yang membuat aku merasa disayang lebih dan membebaskanku melakukan apapun yang membuat aku senang."
"Kamu berbeda dengan yang lainnya, you are a special man. Kamu yang selalu memikirkan hal-hal kecil tentangku yang terkadang aku sendiri remehkan. So, I love you always."
Irene langsung memeluk Mino dengan air mata haru yang mulai jatuh di pipinya.
~
~
~
To Be Continue
Qoute Irene from reels Instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush (Mino ♡ Irene)
FanfictionMenikah dengan crush? Itulah yang terjadi antara Mino dan Irene usai dijodohkan oleh Ibu mereka. Bagaimanakah kisahnya? Yuk dibaca (/・ω・)/