17 - Persiapan

29 2 0
                                    

Saat ini Mino sedang mengamati Irene yang sedang asyik menjahit.

Wajah istrinya itu sangat bahagia ketika baju-baju kecil itu akhirnya selesai ia jahit.

"Kenapa tidak beli saja daripada repot-repot menjahit?"

Irene tersenyum.

"Jahitan sendiri lebih istimewa, karena dibuat dengan penuh cinta."

Mino mengangguk.

"Membeli dengan uang hasil dari kerja keras juga cinta, kan?"

Irene ikut mengangguk.

"Iya, dan baju-baju ini adalah gabungan cinta untuk anak kita. Ayang membeli semua bahan ini dengan bekerja, dan aku menjahitnya sampai menjadi sebuah baju."

Mino mengambil salah satu baju yang selesai dibuat oleh Irene.

"Aku hanya khawatir kalau nanti kamu kelelahan, Beb."

Irene menghentikan aktivitasnya dan memandang Mino yang kini juga tengah menatapnya.

"Terimakasih sudah mengingatkanku, Ayang. Tapi, menjahit baju-baju ini sama sekali tidak membuatku merasa lelah."

Irene berusaha menyakinkan Mino yang masih mengkhawatirkannya.

Mino pun mengambil tangan kanan Irene. Ia tahu kalau istrinya itu merasa tidak nyaman dengan kekhawatirannya.

"Baiklah, lakukan apapun yang kau suka. Tapi ingat, jangan berlebihan." pesan Mino.

Irene tersenyum dan mengangguk.

"Iya Ayang, aku jadi semakin cinta."

Mino ikut tersenyum.

"Aku juga, Beb."

Mino mengangkat tangan Irene lalu menciumnya.

"Sekarang usia kandunganku sudah mendekati HPL. Jadi, apakah ada sesuatu yang ingin Ayang sampaikan?"

Mino terdiam sebentar lalu kemudian menggenggam tangan Irene dengan erat.

"Ayo kita rawat dan besarkan anak ini bersama-sama."

~

~

~

To Be Continue

Crush (Mino ♡ Irene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang