✨I✨

518 60 4
                                    

💫💫💫

Pagi yang sangat indah dan sejuk ini, seorang pemuda sedang bergelut dengan selimutnya.

Tok Tok Tok...

"Farel! Buka pintunya nak!" Panggil sang ibu dari luar kamar sembari menggedor pintu.

Pemuda bernama Farel itu tidak memedulikan panggilan sang ibu dan terus melanjutkan tidurnya.

"FAREL!!!" Teriak Melinda selaku ibu Farel dengan lebih keras.

Farel merasa terganggu dengan suara ibunya yang lebih keras dari sebelumnya pun menyingkap selimutnya dan berjalan ke arah pintu "iya, sebentar Bu!" Ucap Farel sambil berjalan mendekati pintu.

Farel membuka pintu kamar lalu bertanya kepada ibu nya "Ada apa sih Bu? Pagi pagi udah heboh banget." Tanya Farel.

"Ada yang mau Ibu omongin sama kamu, siap siap gih! Trus ke ruang tengah biar Ibu sama Ayah tunggu di sana." Setelah mengucapkan hal tersebut Melinda berlalu meninggalkan Farel yang masih bertanya-tanya dalam benaknya.

"Kenapa sih!? Bodo ah, mending mandi keburu singa betina ngamuk xixixi." Ucapnya dengan sedikit meledek ibunya.

"JANGAN MACEM MACEM KAMU FAREL! IBU TUH BUKAN SINGA TAPI SERIGALA!" Teriakan ibu Farel dari ruang tengah.

Farel segera masuk kamar dan bersiap untuk mandi.

10 menit berlalu...

Farel sudah rapi dengan pakaian santainya, ia berjalan menuju ruang tengah untuk menemui Ibu dan Ayahnya.

Melinda tersenyum kearah Farel "Duduk sini, ada yang ibu sama ayah bicarain sama Farel." Ucapnya dengan menepuk sofa di sebelahnya.

"Kenapa Bu, Yah?"

"Ibu sama Ayah akan berangkat keluar negri nak, untuk bekerja." Ucapan Melinda sontak membuat Farel terkejut.

"Kapan Bu!?" Tanya Farel.

"Nanti malam, maaf ibu baru kasih tau sekarang. Ibu bingung ngomongnya sama Farel." Jelas Melinda sembari mengusap pundak putranya.

"Trus Aarav, Achiel, Aileen, Aziel?" Tanya Farel.

"Kamu kan nggak sekolah nak, ibu minta tolong jaga mereka. Ibu sama ayah terpaksa meninggalkan kalian, Ibu kasian sama Achiel, Ibu pengen Achiel sembuh." Ucap Melinda sambil menahan tangisnya.

Achiel memiliki penyakit jantung yang ia bawa sedari lahir, hanya dirinya lah yang mengidap penyakit tersebut walaupun mereka kembar.

Keluarga Farel bukanlah keluarga yang cukup, bisa dikatakan bahwa keluarga mereka merupakan keluarga yang kekurangan semenjak adiknya lahir. Ayahnya yang hanya seorang kuli bangunan itu harus menghidupi mereka berenam dan juga membiayai pengobatan Achiel. Semenjak adiknya lahir pula Farel memutuskan untuk tidak bersekolah lagi, Farel membantu perekonomian keluarga dengan membantu temannya berjualan dengan dia sebagai seorang model.

Farel menghembuskan nafas nya pelan "Farel akan jaga mereka, ayah sama ibu jaga diri ya disana. Kita akan nunggu kalian pulang."

Melinda dan Dhigi tidak kuat membendung air mata, mereka memeluk Farel sambil meramalkan kata maaf kepada Farel "Maafin Ayah, Ayah nggak bisa jadi seorang Ayah yang bertanggung jawab buat kalian."

"Ayah udah jadi Ayah yang terbaik buat kita, kita semua sayang sama ayah." Ucap Farel.

Malam harinya mereka masih menyempatkan untuk makan malam sebelum keberangkatan mereka.

Mereka berkumpul di ruang makan sambil menikmati suasana yang sepertinya akan sangat mereka rindukan.

"Jadilah kakak yang baik untuk adikmu ya, didik mereka, rawat mereka, bilang sama mereka kalau Ayah sama Ibu sayang mereka." Ucap dhigi sambil tersenyum kearah Farel.

AFREZAL | ON GOING ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang