✨
Tangisan Aziel membangunkan tidur nyenyak Farel.
Farel langsung menghampiri Aziel dan melihat kondisi adiknya ini "kenapa sayang?" Farel mencium bau bau yang kurang enak tapi ia tidak tau dari mana asalnya.
Farel mencium baju Aziel dan menemukan sumber bau tersebut "pup ya!" Farel melihat jam, tak ayal kalau adiknya sudah bangun, karena sekarang sudah jam 6 pagi.
Tak lama setelah Aziel bangun, ketiga adiknya pun ikut terbangun dan menampakkan wajah seperti mengejan.
"Bisa gitu ya, pup nya berjamaah." Ucapnya pasrah karena pagi ini disambut dengan kotoran adiknya.
Farel membiarkan mereka melanjutkan buang air besar sedangkan dirinya menyiapkan air untuk memandikan adiknya dan membuakan mereka susu.
Farel menyiapkan baju mereka dan air untuk mereka mandi.
Farel memandikan para bayi itu seperti biasa dengan cara bergiliran.
Setelah selesai mandi dan Farel pun sudah rapi selanjutnya ia mengeluarkan koper koper yang sudah dirinya siapkan kemarin malam.
"Semuanya udah siap, tinggal berangkat aja kerumah bang Jali." Monolog Farel.
Farel menaruh kembar ke dalam stroller dan seperti biasa, ia akan menggendong salah satunya.
Kali ini Farel menyewa mobil untuk mengantarkan dirinya dan kembar, agar tidak keluar uang banyak.
Nb : soalnya kalo naik taksi itu dihitungnya per meter kan ya, nah lebih mahal. Tapi kalo nyewa itu bisa lebih murah dan bisa kemana-mana.
"Pak! Bisa minta tolong angkat koper ini?" Tanya Farel sopan.
"Siap mas, ngomong-ngomong mau kemana mas sama anaknya? Jalan-jalan ya?" Tanya bapak sopir itu basa-basi.
"Mau saya titipin ke om nya dulu, soalnya saya ada kerjaan." Jawab Farel.
"Sendirian aja mas."
"Iya pak! Istri saya nggak ada."
"Yang sabar ya mas."
"Iya pak."
Sepertinya mereka menangkap hal yang berbeda dari pembicaraan tersebut dan Farel menyadari itu, bahwa pak sopir mengira istrinya meninggal sedangkan Farel bermaksud bilang bahwa ia tidak punya istri.
Mereka menuju rumah bang jali untuk menitipkan kembar.
Sesampainya disana Farel mengetuk pintu rumah bang Jali.
Tok Tok Tok...
"Bentar Rel!" Sahut bang jali dari dalam rumah.Pintu terbuka tetapi bukanya menampilkan sosok bang Jali malah seorang perempuan cantik yang ada di hadapannya.
"Mbak Sinta." Sapa Farel.
"Ngapain kesini Rel?" Tanya Sinta dengan tatapan sinisnya.
"Mau nitipin kembar mbak, boleh?"
"Siapa yang bilang nggak boleh, jelas boleh lah. Ayo masuk trus kita sarapan abis itu baru boleh berangkat." Tatapan sinis Sinta menjadi tatapan yang sangat hangat, Sinta merupakan sosok wanita yang baik menurut Farel walaupun ia memiliki wajah yang terlihat judes di mata orang yang belum mengenal nya.
Sinta berbalik kearah Farel "pak supir nya ajak juga, pasti belum sarapan juga tuh pagi pagi gini udah narik."
"Dikata supir angkot kali." Kata Farel menanggapi ucapan Sinta.
"Ya itulah pokoknya, suruh kedalem biar mbak buatin kopi."
"Iya mbak."
Mereka kedalam dan sarapan bersama-sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFREZAL | ON GOING ✨
De TodoFarel Afrezal bukanlah berasal dari keluarga yang kaya raya. Ia tumbuh di lingkungan yang sangat sederhana, ditinggal oleh kedua orang tuanya. Dalam keadaan sulit ini, Farel harus berjuang untuk kehidupannya dan adiknya. Membesarkan dan mendidik ana...