" AKHH " Teriakan dari seorang pemuda yang masih menggunakan seragam sekolah itu menggema keseluruhan ruangan."Gua masih hidup kan? " Tanyanya pada diri sendiri sambil mengecek setiap inci tubuhnya dan duduk di tepi ranjang tempat tidur.
Pemuda itu menghela nafas lega setelah melihat dirinya tidak terluka barang seinci pun dan masih dalam keadaan hidup, dirinya tertegun setelah melihat jika tempatnya bangun adalah bukan di ranjang rumah sakit ataupun kamarnya, melainkan kamar yang terasa asing baginya.
"Wow, kamarnya siapa ni" Ia bergumam pelan sembari berdiri dan berjalan mengelilingi kamar tersebut, terkagum-kagum melihat interior kamar tersebut. Dirinya berhenti di depan cermin yang terletak di pojok kamar, tubuhnya membeku setelah melihat pantulan dirinya di cermin itu.
"Bangsat, muka siapa ni", Ia berkata dengan terkejut tangannya terangkat dan melambai-lambai di depan cermin dan melakukan pose yang diikuti juga oleh bayangan cermin tersebut, matanya melotot menyadari jika bayangan itu adalah dirinya sendiri.
"ANJAY, GANTENG BANGET COK!" Pemuda itu. . . Marvel ia berteriak heboh di depan cermin dan tersenyum seperti orang bodoh, dirinya terkejut karena merasuki seseorang yang begitu tampan dan memiliki badan yang atletis jauh berbeda dengan dirinya yang dahulu.
"Bentar bentar gua kan udah mati ya, kok bisa idup lagi mana mukanya tambah cakep lagi, tinggi pula", Ia merasa aneh dan terheran-heran karena seharusnya sekarang ia sedang melakukan sesi tanya jawab dengan malaikat kan?. Tapi kenapa dirinya malah berada di dunia antah berantah ini dan merasuki tubuh seseorang.
plak
Marvel menampar pipinya sendiri untuk mengecek apakah ini nyata atau hanya halusinasi sesaat, dirinya terdiam saat merasakan pipinya terasa panas setelah ditampar.
"Sakit juga ya", Setelah berucap seperti itu dirinya terdiam mencerna semua kejadian yang terjadi padanya sembari menggusap pipinya yang terasa panas.
"Masa cuma gara-gara ketabrak mobil sampe pindah alam si cok? ", Ia bergumam kembali, masih terkejut dengan apa yang dia alami karena dia hanya pernah melihat hal seperti transmigrasi atau semacamnya dalam cerita atupun film, tetapi sekarang dirinya mengalami sendiri.
Marvel menggeleng pelan, memilih untuk berhenti memikirkan hal ini lebih jauh dan menerima nasibnya yang sekarang, karena yang terpenting baginya adalah dia masih hidup.
"Halah masa bodo lah yang penting ga jadi mati", Dirinya berkata dengan nada riang sembari merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di kamar itu, kalo di anime mungkin di sekitarnya terdapat aura Bling-Bling.
Dirinya terdiam melihat langit-langit kamar sebelum segera bangun dari acara rebahan nya, berdiri diam mengamati setiap sudut ruangan.
"Bentar, ni orang namanya siapa dah? " Dirinya berkata sembari melangkah untuk menggeledah kamar tersebut.
Marvel memulai pencariannya dengan membuka lemari pakaian dan mulai mengobrak-abrik isinya guna mencari sesuatu yang dapat menjadi petunjuk bagi dirinya.
Setelah lelah mencari-cari akhirnya dia menemukan selembar kertas yang terletak di dalam laci lemari tersebut tentang raga yang ia tempati sekarang.
Marvel segera membaca kertas itu dengan cermat agar tidak tertinggal apapun tentang raga yang dia tempati sekarang.
"Kaizen Rey, bocah Jepang ternyata", Ia bergumam pelan Dan segera membawa kertas tersebut bersamanya. Ia melangkah mendekati meja belajar dan segera duduk menghadap jendela.
"Nasibnya 11 12 dengn ku ternyata, ortunya cerai dan memulai hidup baru dengan keluarga barunya", Ia bergumam sembari asik membolak-balikan lembaran kertas tersebut.
"Tapi ni bocah beruntung, njing" Gumamnya malas setelah membaca seluruh informasi yang terdapat di kertas tersebut sebelum terdiam setelah sadar akan apa yang dia ucapkan.
"Ga boleh ngomong gitu, bodoh. Semua orang pasti punya masalahnya sendiri", Marvel meringis pelan sembari memukul mulutnya pelan, menyesali perkataannya.
"Maaf ya Rey, ga sengaja sumpah. Emang kadang mulutku ga bisa di ajak kerjasama", dia bergumam pelan dan kembali menyimpan kertas tersebut di tempat semula dan membereskan kekacauan yang dia perbuatan.
Setelah selesai membereskan pakaian yang berantakan Akibat ulahnya Marvel meregangkan badannya dan berjalan memasuki kamar mandi dengan baju ganti di tangannya.
Marvel berjalan keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang baru, hanya hoodie dan celana jeans pendek yang berwarna hitam. Dirinya berdiri diam, bingung ingin melakukan apa.
"Jalan-jalan kali ya itung-itung ngilangin stres", ia bergumam pelan setelah mendapat ide untuk menghilangkan kebosanan nya dan segera berjalan keluar untuk menjelajah negara tersebut.
"Kalo gua di Jepang apakah gua masuk anime? ", Ia bergumam pada dirinya sendiri sembari berjalan menjauhi rumahnya menuju trotoar, dirinya sebenarnya tidak memiliki tujuan yang jelas dan hanya berjalan tanpa tujuan.
𝘔𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘔𝘢𝘳𝘷𝘦𝘭 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘳𝘦𝘺 𝘖𝘬𝘦?
Menerima saran dan kritikan apapun 😁Jangan lupa vote dan comment, yeorobun :)