0.1

599 45 3
                                        


Di sebuah kamar dengan pencahayaan yang remang-remang terdapat seorang remaja yang sedang fokus membaca sebuah komik di ponselnya, cahaya yang di hasilkan dari dalam kamar itu hanya berasal dari ponsel si pemuda.

"Anjay, kece juga crew nya phs kecil", Ucap pemuda itu, kita panggil saja marvel. Marvel baru saja selesai membaca webtoon yang dia sukai akhir-akhir ini, looksim judulnya.

Dia mematikan ponselnya setelah selesai membaca hingga panel terakhir, bangkit dari acara rebahan yang dia lakukan dan duduk di tepi ranjang, menatap udara kosong di hadapannya selama beberapa menit sebelum bangkit dan berjalan menuju pintu kamar.

"Laper uy, cari makan kali ya", Monolog bocah itu. Marvel sebenarnya malas kalo keluar tapi di rumahnya ga ada makanan jadi dia terpaksa keluar buat beli makan.

Skip di perjalanan

Marvel berjalan dalam diam menyusuri jalan yang hanya dilalui beberapa kendaraan saja, dirinya sedang memikirkan apa yang akan dia beli untuk dimakan.

" Dingin-dingin gini enaknya makan mie kalo ga ya bakso, tapi nyari tukang bakso jam segini di mana coba", Jam kala itu memang sudah menunjukkan pukul 12 malam jadi tidak mungkin ada tukang bakso yang masih berkeliling, kalaupun ada pastinya susah menemukannya.

Saat sedang enak-enak nya berjalan dirinya diganggu dengan suara grasak grusuk yang berasal dari pohon tidak jauh dari tempatnya berdiri, Karena rasa penasarannya ia berjalan mendekati pohon tersebut.

" Malem-malem gini ngapain orang di atas pohon", Marvel bergumam pelan saat melihat seseorang duduk di dahan pohon di depannya.

Marvel tidak curiga sama sekali ataupun merasa takut, karena yang dia lihat memang mirip seperti manusia hanya saja tidak terlalu jelas dikarenakan minim pencahayaan, yang dapat marvel lihat hanya bajunya saja mukanya tidak terlihat karena tertutup rambut.

Marvel berdiri diam menatap orang itu sebelum memilih untuk memecah keheningan malam dengan berteriak pada orang itu.

" WOI CEWE ANEH, NGAPAIN MALEM-MALEM NANGKRING DI ATAS POHON?! ", Marvel sedikit berteriak agar orang itu dapat mendengar suaranya.

Bukannya medapat jawaban Marvel hanya mendengar kesunyian yang memekakkan telinga, dirinya bergumam pelan saat perempuan itu tidak menjawab pertanyaan yang dia lontarkan.

"Bangsat, kalo ada yang ngajak ngomong tu minimal liat orangnya, sopan kah begitu? ", Marvel kembali berbicara dengan nada kesal, kali ini dia memilih untuk tidak berteriak.

Saat merasa orang itu tidak akan membalas pertanyaannya, Marvel yang kelewat kesal pun memilih untuk berbalik melanjutkan perjalanannya mencari makan. Tetapi dirinya kembali terhenti setelah mendengar seseorang tertawa.

Marvel membalikkan badannya, kembali menatap ke atas pohon yang dia tinggalkan. Matanya melebar saat melihat sosok itu menatap tepat ke arah matanya, sosok itu memiliki wajah yang dipenuhi darah dan sialnya sosok itu tersenyum lebar ke arahnya setelah melihatnya berbalik.

"Apakah kamu mau menemaniku di sini?", Sosok itu bersuara dengan suara yang menyeramkan dan mulai turun secara perlahan.

Marvel mematung di tempatnya, dirinya tidak dapat berteriak ataupun memiliki keberanian untuk membalas perkataan sosok itu. Sosok itu melayang di bawah pohon yang berjarak beberapa meter dari tempat Marvel berdiri.

" Kau cukup tampan ", sosok itu kembali bersuara dengan suara pelan, tatapannya tidak meninggalkan Marvel barang sedetikpun.

Marvel tersentak setelah mendengar sosok itu kembali berbicara padanya, dirinya segera berbalik dan berlari dengan seluruh tenang yang dia punya, dirinya berlari secepat mungkin menjauhi sosok itu yang sialnya melayang mengikutinya.

" JANCOK, GA USAH GANGGU GUA, ANJING! ", Ia bertetiak kepada sosok itu dan terus berlari. bukannya menghilang sosok itu malah terus melayang mengikutinya dengan senyum lebar di wajahnya, seolah sosok itu mengincar mangsa yang tepat dan tidak akan melepaskannya begitu saja.

"JAUH-JAUH LO SIALAN! ", Marvel kembali berteriak dan berlari, dirinya berlari dengan mata terpejam saat melihat senyum sosok itu. Dia tidak menyadari bahwa dia mulai masuk ke area jalan raya.

TIN

TIN

TIN

Dirinya mematung saat mendengar klakson mobil di depannya, di depannya, sebuah mobil box melaju kencang menuju tempatnya berdiri. Marvel memandang kosong sorot lampu mobil yang mengarah padanya, seolah dunia berhenti dan yang dapat dia dengar hanya suara detak jantungnya dan suara klakson mobil.

Dalam hitungan detik, mobil itu segera menghantam tubuhnya, dirinya tidak memiliki waktu untuk bereaksi ataupun menghindar. Tubuhnya terlempar ke belakang dan menabrak trotoar, tergeletak dengan darah segar yang terus mengalir.

"Tolong", Marvel berucap lirih dengan seluruh energi yang masih dia miliki. Tubuhnya terlentang di aspal yang dingin menatap mobil yang baru saja menabraknya, Berharap sang sopir mau menolongnya.

Si pemilik mobil segera keluar untuk melihat kondisi korbannya, matanya melebar saat melihat kondisi Marvel. Dirinya mundur secara perlahan dan kembali masuk ke dalam mobi secara terburu-buru.

" Bu-bukan salahku, i-itu salahnya yang tiba-tiba lari ketengah jalan tanpa melihat kanan kiri", Ia berucap dengan suara bergetar sambil menyalakan mobilnya dan menjauhi tempat kejadian, meninggalkan Marvel begitu saja.

Marvel menatap mobil itu yang mulai menghilang dari pandangannya dengan tatapan kosong, pasrah dengan takdir yang dia Terima. Dirinya menatap langit malam dalam diam, pikirannya kosong.

"Aku tidak mau mati", Marvel bergumam pelan, menatap bulan yang bersinar terang sebelum kedua kelopak matanya mulai tertutup dan kegelapan menyambutnya.

Sosok yang mengejar Marvel menyaksikan seluruh kejadian yang terjadi dengan ekspresi senang, dirinya memandang tubuh Marvel yang bersimbah darah dengan senyum lebar.

"hi hi hi aku memiliki teman untuk ku ajak ke alam baka", sosok itu terkikik pelan saat melihat Marvel kehilangan nyawanya.
















𝙑𝙤𝙩𝙚 𝙖𝙣𝙙 𝙘𝙤𝙢𝙢𝙚𝙣𝙩, 𝙮𝙚𝙤𝙧𝙤𝙗𝙪𝙣 :)

looksim × readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang