Tidak terasa Sudah 1 bulan dirinya menjadi seorang kaizen rey banyak juga yang dia ketahuan tentang raga yang dia tempati sekarang, melalui teman-temannya tentu saja. Mulai dari sifatnya yang tenang dan tidak menyukai kebisingan atau dirinya yang paling membenci sayuran.Yah, Marvel sudah menerima takdirnya yang seperti ini. Lagian tidak buruk menjadi tuan muda dari keluarga kaizen.
Dirinya saat ini sedang berdiri di depan gerbang sekolah miliknya bersama salah satu temannya yang cukup dekat dengan nya.
"Oi Rey, pulang sekolah kau mau kemana?", Pertanyaan yang terlontar dari pemuda pendek di sampingnya membuat suasana hati nya memburuk, pasalnya hari ini ia harus menemui ayahnya.
Dia hanya diam, tidak menanggapi pertanyaan nya dan hanya kembali menatap jalan di depannya, terlalu malas mengingat hal itu.
'Menyebalkan', Rey bergumam pelan dan segera menghela nafas lelah guna menekan amarahnya dan segera melirik temannya, Ryuuto.
"Aku ada urusan", Jawabnya dengan nada tenang dan kembali memasang ekspresi tabah, melirik temannya melalui sudut matanya.
"Suasana hatimu buruk ya, atau hari ini kau mau bertemu dengan pak tua itu? ", Pemuda itu kembali bersuara yang mana membuat suasana hatinya bertambah buruk, Rey menggeram kesal dan segera berbalik untuk menatap Ryuuto.
"Brengsek, pulang saja sana" Ucap rey kesal dan mendorong bahu pemuda itu agar menjauh darinya, sedangkan Ryuuto hanya tertawa terbahak-bahak dan berlari menjauh.
Rey hanya menatap malas temanya yang tertawa dan kembali menghela nafas setelah melihat temanya menjauh dan hilang dari pandangannya.
'Akh, ini akan merepotkan, kenapa mereka selalu mengganggu waktu santai ku si' batinku kesal sembari Menggerutu.
Tidak perlu menunggu lama mobil jemputan ku datang aku langsung masuk ke dalam tanpa menanggapi sapaan dari asisten ayahku, Daniel.
'Bagaimana rey bisa tahan dengan sifat ayahnya yang menyebalkan ini', batinku bertanya-tanya sembari menatap keluar jendela saat mobil tersebut mulai melaju meninggalkan sekolah.
Setiap satu minggu sekali orang itu akan mengajak Rey untuk melakukan makan malam di rumahnya dan berakhir dengan dirinya yang menginap selama sehari.
Pernah terlintas di benak Rey kenapa ibu kandungnya juga tidak melakukan hal yang sama. Dan Rey langsung tau jawabannya setelah berkunjung ke rumah mereka masing-masing, itu di karenakan keluarga baru ibu Rey sudah memiliki 2 anak sedangkan keluarga ayahnya tidak memiliki satu pewaris pun itu sebabnya mereka selalu mengganggu Rey.
'Sudah 1 bulan aku beradaptasi di dunia ini tetapi tidak pernah berpapasan dengan karakter anime yang pernah ku tonton jadi bisa ku simpulkan jika ini kehidupan normal', Rey terlalu tenggelam dengan pikirannya hingga tidak menyadari jika mobil yang ia tunggangi mulai memasuki pekarangan mansion milik ayahnya.
"Tuan muda? ", Daniel berucap pelan sembari membukakan pintu mobil untuk Rey keluar dan menunduk sopan.
'Karena terlalu asik melamun aku jadi tidak sadar kalau sudah sampai', Rey bergumam pelan setelah lamunan nya buyar karena suara Daniel dan segera keluar dari mobil dan berjalan terlebih dahulu diikuti Daniel dibelakangnya.
Dirinya berdiri diam menatap pintu besar dan kokoh di depannya melirik ke arah Daniel yang segera membukakan pintu tersebut, mencegahnya untuk membukanya sendiri.
" Selamat datang putra kesayangan ku!", Sambutan dari sang tuan rumah menggema keseluru ruangan, sedangkan Rey hanya berdiri diam menatap ayahnya.
"Apakah ayah bisa hentikan sifat ayah yang menyebalkan itu", Ucapku ketus sambil melangkah mendekati pasutri yang menyambut ku dengan tersenyum.
"Ayolah, kau masih tetap ketus terhadap ayahmu ini ", Suara sang ayah kembali terdengar. Kaizen ryuchi namanya.
"Langsung ke intinya saja, ayah menginginkan apa dariku? ", Ucapku dan mulai duduk berhadap hadapan dengan sang tertua.Hening sesaat sampai suara sang ayah kembali terdengar.
"Ikutlah denganku ke Korea, ini sebuah perintah kau tidak bisa menolak" Ucapnya. Aku melotot tidak percaya, ayolah aku sudah nyaman di Jepang dan kenapa tiba-tiba pidah. Belum sempat menolak suara sang ayah kembali terdengar.
"Kalau kau menolak aku akan mengirim mu pergi ke china", Ayahnya kembali berbicara dengan seringai menyebalkan di wajahnya.
Tatapan ku menajam mendengar ucapannya dan segera menatap ibuku yang duduk di sampingnya dengan senyuman yang menghiasi wajah ayu nya, meminta pertolongan, tentu saja.
" Maaf,kali ini bunda tidak bisa menolong mu", Ucap sang ibunda. Kaizen luna namanya.
"Terserah", Hanya itu yang bisa ku ucapkan setelah hening beberapa saat, memilih mengalah karena jika berdebat dengan nya aku tidak akan pernah menang.
Aku segera berdiri dan melangkah meninggalkan ruang tamu dan menaiki tangga menuju lantai 2 dimana kamarku berada, tidak ingin berlama-lama terlibat percakapan dengan ayahku.
Ryuchi hanya menyeringai melihat tingkah putranya dan kembali memasang ekspresi tegas setelah melihat putranya menghilang dari pandangannya.
"Pergi dan kemasi barang-barang putraku", Perintahnya dengan suara tak terbantahkan kepada bawahannya dan segera dilakukan oleh mereka.
•
•
•
•
Skip paginya
Pagi hari yang cerah tapi tidak dengan suasana hati sang taruna.
"Babe, raut muka rey terus murung apa tidak masalah kita menetap di Korea? ", Pertanyaan yang terlontar dari sang istri membuat dirinya memusatkan pandangan pada sang istri.
" Mukanya kan memang begitu biarkan saja nanti dia juga terbiasa " Ucap sang suami.
Rey melangkah masuk ke dalam pesawat dan duduk di tempat duduknya. Pesawat mulai lepas landas, ia mengambil earphone yang selalu ia bawa kemana-mana menyumpal telinganya dengan earphone dan mulai terlelap.
•
•
•
•
Seperti biasa yeorobun :)

KAMU SEDANG MEMBACA
looksim × reader
Diversos"𝙂𝙞𝙡𝙖,𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙜𝙞𝙡𝙖!", 𝙆𝙖𝙞𝙯𝙚 𝙍𝙚𝙮 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗴𝗮𝗺𝗯𝗮𝗿 𝗱𝗮𝗿𝗶 𝗽𝗶𝗻!