07. meet

2K 274 134
                                    

"Hidup itu pilihan, dan lo malah milih ngevirtual??"

"Ngapa emang?"

"Ya—kocak aja."

"Jodoh ga kemana, Lar."

Tidak salah, sih.

Hari ini Ice sedang bercakap-cakap ria dengan si Solar tersebut, sebenarnya mereka itu ada masalah—hanya saja sudah damai. Jadinya mereka lebih sering ngobrol karena pekerjaan, sekarang saja mereka agaknya bercanda di kantor.

"Lo pernah liat mukanya??
vidcall? meet??"

"Nggak, sih."

Haduh, kalau begini sih Solar hanya bisa geleng geleng kepala.

"Lu apa ga pengen meet sama dia?"

"Pake nanya."

"Ya meet lah asu."

"Terhalang strict parents, huhu." jawabnya dengan nada galaunya itu, sambil bersedih.

"Waduh, turut berduka. Makannya jangan nolep." katanya, sambil terkekeh tipis kepadanya. Lucu saja, menurut Solar.

Kedua lelaki itupun setiba-tibanya jadi mengarah ke pembicaraan [Name], kali ini Solar mengajukan saran untuk Ice.

"Kasih tau aja univ-nya dimana, kalo jodoh, berarti lu sama dia satu univ."

"... Benar juga."

═ᐯIᖇTᑌᗩᒪ————————

Esok paginya, Ice langsung saja menghubungi [Name]. Kebetulannya, saat Ice menghubungi [Name] lewat call, [Name] sedang berada di luar rumah. Iya, biasanya [Name] hanya diperbolehkan pergi ke Supermarket terdekat, karena Supirnya baik sekali padanya.

"Kenapa nelpon??"

"Ah, enggak. Lagi di rumah?"

"Enggak, di luar. Tepatnya Supermarket, sih. Kenapa?"

"Oh, hm.. sepertinya kita berjodoh."

"..?? hah?? tiba tiba banget?"

"Mau meet, ga?"

"Loh.. kamu bercanda, kan?"

"Nope, pengen liat calonku aja depan mata."

Ketika Ice sendiri yang bilang begitu, jantung [Name] dag dig dug serr tak karuan lagi. Wajahnya merah sedikit, padahal lagi di tempat umum.

Sambil menggenggam ponselnya, [Name] membuka suara,

"Uhm, okee?? nanti aku izin pake alesan lain, deh. Tapi kamu dimana? kalo beda daerah say bye aja, deh."

"Feelingku sih, nggak. Btw, aku ngampus di Univ **"

"Oh?? HE—sama?? kok bisaa?!"

Rasanya mau berteriak seru, sang gadis sambil menahan suaranya yang suka mendadak full volume.

"Jodoh."

"Pfft—yaudah, ketemuan di depan Univ, ya? nanti sharelock aja."

"Sip, honey."

"TCH, STOP."

Tep.

Sebenarnya [Name] belum terbiasa dipanggil ala ala romantis gitu dengan Ice sendiri, rasanya aneh aja, tapi ya, gapapa deh.

Hatinya senang, karena mau bertemu ayangnya sendiri. Akhirnya, sudah bukan virtual lagi kalau begini. Berawal dari mabar, eh, jodoh.

Usai menaruh ponselnya di tas, gadis itu langsung keluar dari Supermarket. Memasuki mobil miliknya, berbicara pada Pak Supirnya itu. Pasti diperbolehkan, karena [Name] izinnya juga ke Univ, tidak terlihat mencurigakan.

virtual. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang