HaoBinGyu ( pacaran bertiga )

1.1K 96 5
                                    

Sebenarnya apa yang Sabian pikirkan saat menerima usulan Haris untuk menerima Haris dan Gavin sebagai kekasihnya? Ia sekarang pusing sendiri saat mendengar mereka ribut tentang hal yang sama, merebutkan dirinya.

Hari ini mereka bermain di kamar Bian, menonton drama yang direkomendasikan Bian bersama. Drama tentang monster ubi yang menyerang bumi.

"Kak Bian, lebih sayang aku apa kak Haris?" tanya Gavin, ia menatap Bian dengan penuh harap.

"Aku sayang kalian berdua, semua sama gak ada yang lebih gak ada yang kurang. Udah stop ajuin pertanyaan yang sama berulang kali, Gavin!" jawab Bian, ini sudah keberepa kali Bian harus menjawab pertanyaan yang sama hari ini. Ia jadi tidak bisa fokus dengan drama yang ditonton.

"Gini deh, kalo aku sama Gavin tenggelam, siapa yang bakal kamu selamatin?" tanya Haris. Bian menghela napas lelah, ia ingin menonton drama ini dengan tenang.

"Gak ada yang aku selametin, kan aku gak bisa renang. Nanti kita bertiga tenggelam bareng dongg." Ekspresi Haris dan Gavin mendatar, Gavin kemudian bangun dari tidurnya dan menghadap ke arah Bian.

"Jadi kakak bakalan biarin kita tenggelam? Nanti yang manja-manja ke kakak siapa?" Tanya Gavin dengan nada memelas, "Terus yang ajak jalan kamu siapa? Yang antar jemput kamu siapa?" imbuh Haris.

Bian memijat keningnya, pusing sekali. Kedua kekasihnya ini benar-benar mendrama, harus menjawab apa agar mereka berhenti?

"Panggil aja penyelam buat nyelamatin kalian, udah beres."

Gavin dan Haris bersamaan mendecakan lidahnya, merasa kesal dengan jawaban yang diberikan Bian.
Haris kemudian menepuk pundak Gavin, memberi kode. Gavin yang paham segera menganggukan kepalanya, Bian menatap kedua kekasihnya penuh kecurigaan.

Gavin menatapnya dengan tatapan jahil yang disertai senyum menyebalkan. Bian tau apa yang akan terjadi, ia sudah bersiap untuk kabur. Namun, Gavin langsung memegang erat tangan Bian dari belakang.

"KAKKK, AMPUNNN! GAVIN LEPASIN AKUU!" Bian berteriak kencang, kakinya menendang-nendang udara saat melihat Haris menghampirinya.

Haris dengan sigap memegang kaki Bian dan mendudukinya agar tidak banyak bergerak, ia langsung saja memulai aksinya untuk menggelitik perut Bian. Bian berteriak meminta ampun, ia tertawa keras merasa geli.

Makhluk menggemaskan ini sudah ingin menangis karena kegelian, namun mereka berdua masih tidak mau berhenti. Ia mencoba melepaskan diri dari kedua kekasihnya, namun apa daya 2 lawan 1, jelas saja ia kalah kuat. Haris dan Gavin tertawa jahat, merasa senang berhasil menjahili kekasih mereka.

"Kakk, udah! Bian capee," lirihnya dengan terengah-engah, air mata keluar dari matanya melewati pipi Sabian yang memerah. Haris dan Gavin panik, mereka menghentikan aksinya dan segera menenangkan bayi besar meraka sebelum tangisannya semakin kencang.

Bian merasakan ponselnya berdering, ia merogoh sakunya untuk mengambil ponsel dan segera mengangkat telepon dari temannya. Telepon tidak berlangsung lama, hanya memberi tau Bian waktu dan tempat untuk kerja kelompoknya nanti.

"Siapa yang bisa anter Bian nanti?" tanya Bian, ia beranjak dari kasur dan menyiapkan pakaian yang akan ia pakai nanti.

"Aku! Aku!" jawab Haris dan Gavin secara bersamaan dengan suara kencang.

"Gue duluan yang angkat tangan!" Gavin menyolot, "Gue duluan!" sentak Haris tidak mau mengalah. Mereka memutuskan untuk adu panco, yang menang akan mengantar jemput Sabian. Bian terkekeh melihat tingkah konyol kedua kekasihnya, seperti anak kecil saja.

Bian telah selesai berganti pakaian dan bersiap untuk segera keluar dari rumah, "Yang duluan di depan rumah sama motornya yang bakal anter aku!" teriak Sabian, Haris dan Gavin bertatapan sengit.

Haris dengan tega mendorong Gavin hingga terjatuh ke lantai, ia segera mengambil kunci motornya dan berlari keluar dengan kecepatan kilat. Gavin mengadu kesakitan, ia kemudian berdiri dan berlari mengejar Haris sambil mengeluarkan kata umpatan untuknya.

"Gavin, hari ini yang anter aku Kak Haris ya," ucap Bian saat melihat Gavin keluar dari rumah dengan terengah-engah, Haris tersenyum kemenangan. Ia membuat ekspresi wajah yang konyol untuk mengejek Gavin, membuatnya semakin jengkel saja.

Gavin sudah ingin protes, namun ia urungkan saat mendengar perkataan Bian, "Jangan cemberut dulu, nanti kamu yang jemput aku, okey!" Gavin mengangguk senang, ia lalu melambaikan tangan pada Bian dan Haris yang sudah melajukan motornya ke tempat kerja kelompok Sabian.

"Hati-hati ya, kak!" teriak Gavin, ia kemudian masuk kembali kedalam rumah saat posisi Bian dan Haris sudah menjauh dari rumah mereka.

___

Setelah 3 jam berlalu kerja kelompok telah usai, Bian pun berlari keluar dari cafe menghampiri Gavin yang sudah menunggunya dari setengah jam yang lalu. Ia memeluk Gavin dan mengucapkan terimakasih karena sudah menunggu dan menjemputnya, Gavin mencium kening Sabian lalu membalas pelukan kekasih manisnya.

"Capek gak? Mau jalan-jalan dulu?" tanya Gavin, Bian mengangguk semangat dan saking senangnya ia Sampai melompat-lompat kecil. Sangat menggemaskan.

"Sama kak Haris juga?" tanya Bian.

"Engga, kak Haris lagi ada kelas," jawab Gavin, Sabian mengangguk paham. Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil Gavin di parkiran.

 Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil Gavin di parkiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



End.

makasii yang uda request haobingyu, maaf kalo tidak sesuai ekspektasi 🙇🙇





Hanbin centric Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang