08 › when he acts like nothing happened.

365 59 3
                                    

Sudah hampir satu jam Demian berada diapartemen Narey, sedikit informasi jika saat ini adalah pertama kali itu Demian masuk ke apartemen Narey meskipun karena mendapatkan panggilan mendadak dari submissive itu ketika si dominan itu sendiri tengah mencari-cari kabar keberadaan Narey yang sejak pulang dari kampus belum memberi kabar.

Demian duduk diam sembari memperhatikan Narey yang bahkan sejak kedatangannya tadi hanya diam saja dan sedikit berbicara, ekspresi submissive itu pun juga masamㅡberbeda saat ketika mereka bertemu dikampus beberapa jam lalu.

beberapa menit kemudian Demian menghela nafas samar, ia bahkan ikut diam seakan memberi waktu pada submissive itu untuk merangkai kalimat yang mungkin saja ingin disampaikan padanya saat ini juga.

disisi lain, pikiran Narey benar-benar disibukkan dengan rangkaian kalimat yang ingin ia sampaikan terus terang pada Demian, selain itu ia juga merasa ragu dan takut dengan respon dan ekspresi dominan yang merupakan tunangannya itu nantinya.

"babeㅡ" belum sempat Demian menyelesaikan kalimatnya, ia melihat si submissive menarik nafas seolah siap mengucapkan sesuatu padanya.

"aku mau bicara serius sama kamu, Ian."

"kamu bisa mengatakan apapun yang dirasa mengganjal dipikiranmu." balas Demian seketika mendapatkan tatapan serius dari Narey, "apa yang mau kamu bicarakan? about what?"

"hubungan kita..

Demian mengangguk, "kenapa?"

"ayo batalin, Ian."

"ha? kamu bicara apa?" kemudian Demian tertawa renyah seolah lucu meskipun tatapannya menangkap keseriusan pada kedua binar mata Narey yang saat ini menatapnya lekat.

"Demian, aku gak bisa lebih melanjutkan hubungan kita.. I can not." balas Narey dengan nada pelan, sangat pelan namun tetap terdengar oleh Demian dikarenakan ruangan apartemen Narey yang terlampau hening.

"kenapa? explain to me." titah Demian yang kali ini serius, "setelah semuanya terjadi? kamu sekarang bisa mengatakan gak bisa melanjutkan? ada apa sebenarnya?"

"Demian." panggil Narey pelan tanpa mengalihkan tatapannya dari Demian.

satu alis Demian terangkat dengan senyum miring terukir dengan sarkasnya dibibir dominan itu, "karena dia?"

"huh?" kedua alis Narey tertaut dengan ekspresi bingung terpampang jelas diwajah manis submissive itu.

"Damian kan?"

treat you

"jangan kurang ajar! kamu pikir membatalkan hubungan pertunangan itu mudah?"

Damian tertegun ketika mendengar suara sang mama setelah ia menyelesaikan kalimatnya.

sang mama melayangkan tatapan tajamnya kearah Damian yang menunduk, "kamu mau mempermalukan mama dan papa, ha? membatalkan pertunangan Demian dan Narey? lalu, apa-apaan tadi.. kamu ingin bertunangan dengan Narey? kamu pikir Narey itu barang sampai mau di-over-sana-sini?!"

"ma.." lirih Damian yang sebisa mungkin tidak kehilangan manner dihadapan wanita yang telah melahirkannya.

"gak, Damian." balas telak sang mama.

"aku cinta sama Nareyㅡ"

"kamu pikir Demian gak cinta sama Narey yang bahkan adalah tunangannya?" sela sang mama dengan nada sarkas karena terlampau jengkel atas ungkapan sang sulung.

"tapi aku lebih dulu, ma.. jauh dari sebelum Demian tunangan sama Narey." sanggah Damian sembari menatap sang mama, "apa mama ingin tau alasan aku menolak pertunangan yang ditawarkan mama? ya karena aku cinta sama Narey, aku bahkan gak sampai mikir kalau ternyata yang dituangkan sama aku itu Narey.. dan seharusnya Narey sama aku, bukan Demian."

Treat You (onhold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang