2

19 0 0
                                    

"melangkah tanpa tujuan dan terjatuh karena halangan kenyataan."

-aku menyerah-

Takdir? Apa mendapat perundungan juga merupakan takdir? Jika iya, kenapa takdir hidupnya selalu buruk. Apa tidak ada kata bahagia terselip diantara tumpukan luka?.

Suara tawa 3 manusia itu begitu menggelegar saat melihat gadis didepannya tersiram air kotor.

Syeira hanya mampu menahan tangis dan juga emosi.  Dia selalu benci dengan raganya yang seolah lemah ketika mendapat perundungan seperti ini.

Sesak dan cemas itu semakin menguasai dirinya. nafasnya memburu, kepalanya mulai terasa dihantam batu besar. Seharusnya bukan sekarang panik attack nya kambuh.

"Cupu banget baru disiram air got aja udah nangis" Karina menatap remeh Syeira yang kini tengah mengepalkan tangan dengan keadaan tubuh bergetar.

"Harusnya tadi sekalian lempar telur busuk biar makin wangi" ucapan Maura mengundang tawa dari ketiganya.

"Udah yuk pergi aja, nanti takutnya ketahuan guru" Sarah yang terbilang penakut dengan hukuman, berusaha menghentikan aksi gila kedua temannya.  keduanya mengangguk lalu mulai melangkah meninggalkan Syeira yang kini terlihat kacau.

Seseorang datang menghentikan langkah ketiga gadis yang hendak pergi.

"Wah wah wah ngga bisa ini, aksi perundungan harus dilaporin ke guru!" Gadis dengan rambut tergerai datang dengan tampang tengilnya.

"ngga usah ikut campur urusan orang!" Desis Karina menatap tajam gadis didepannya.

Aluna gadis yang baru saja datang terkekeh.

"Aku bakal ikut campur kalau masalah perundungan!"

Maura menatap remeh Aluna. Sedangkan yang ditatap kini tengah melotot kearah ketiga gadis pelaku perundungan.

"Ngga usah jadi pahlawan kesiangan deh. Udah sana pulang anak mama!" ketiga gadis itu tertawa.

Aluna maju memegang tangan Karina, lalu menggigitnya cukup keras, membuat gadis itu berteriak kesakitan. 

Sarah dan Maura berusaha melepaskan gigitan Aluna pada tangan Karina. Dua gadis itu cukup kewalahan menghadapi Aluna. Tidak disangka badan mungil yang terlihat seperti anak SMP justru memiliki kekuatan lebih dari yang mereka duga.

Syeira diam tanpa melakukan apapun. Gadis itu cukup terkejut dengan keberanian Aluna.

"lepasin! sakit gila!" Karina terus berteriak seiring gigitan itu semakin erat.

Dirasa lawannya mulai mengaku kalah bahkan terlihat menangis, Aluna melepaskan gigitannya lalu tertawa mengejek.

"Baru segitu doang udah nangis, cih! tukang bully kok lemah"

"awas ya nanti aku balas kalian berdua!"

"ditunggu balasannya jamet!"

Ketiga gadis itu akhirnya pergi dengan raut wajah menahan amarah. Aluna cukup terhibur dengan kejadian tadi. Sudah lama dia tidak membalas pelaku perundungan. Dan hari ini Aluna seakan puas dengan apa yang dia lakukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

aku menyerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang