2| night time

211 9 0
                                    

Pukul 7.15 malam Joy baru diantar pulang oleh Yuta. Memang menyebalkan bisa-bisanya lagi hujan malah diajak ke puncak. Alhasil disana hanya numpang makan ikan gurame disalah satu warung terkenal. Joy sungguh kesal tapi cukup senang.

"Ngambek mulu."

Joy hanya melengus lalu masuk ke kamar kosnya begitu melepas sepatu.

"Sorry deh." Yuta ikut masuk rumah kos dan berhenti di ambang pintu kamar Joy.

"Hmm." Joy pura-pura sibuk merapikan buku di meja. Mau mengajak Yuta duduk dulu tapi gengsinya tinggi.

"Istirahat lo. Gue balik."

"Eh!" Cicit Joy membuat senyum Yuta terangkat.

"Napa?" Muka datarnya sudah terpampang lagi.

"Eum, gak mau minum atau makan dulu? Ya gue sih takut aja lo kecapekan di jalan, trus pingsan, gak lucu lah." Joy kembali berpura-pura menata buku. "Gak mau ya udah sih, gue mah baik aja orangnya. Sekadar nawarin ke tamu."

Mendengar itu Yuta pengen banget ketawa, lalu menarik pipi chubby itu sampai dia puas. Entah kenapa Joy tuh gemas banget dimatanya. Yuta melangkah masuk lalu menarik kursi belajar Joy. "Bilang aja mau ditemenin. Sendirian kan lo di kos ini."

Joy merengut sebal karena niat terselubungnya diketahui sebelum akhirnya keluar menuju dapur. "Nyebelin!"

Yuta bukan kali pertama ke kos Joy, maksudnya sudah beberapa kali dia anterin Joy pulang, atau ikut Doy main dengan alasan gabut di kosnya.

Emang mereka tuh temen tapi mesra, temen rasa pacaran, temen tapi sayang tapi gengsi, dan temen dengan manfaat alias FWB.

Doy saja kadang geleng kepala kalau Yuta sudah main skin ship intim dengan Joy, kaya tiba-tiba mojokin Joy ke dinding lalu membelai wajahnya atau mainin bibir, meski gak sampai tahap ciuman.

Iuh, Doy kadang geli sendiri.

Joy kembali dan meletakan vanilla late panas ke meja juga setoples kacang polong. Perempuan itu memilih berbaring di ranjangnya seraya memainkan hp.

"Joy."

"Apa." Mulutnya menjawab tapi matanya fokus pada smartphone.

"Joooy."

"Apa sih Ut!"

Yuta tersenyum. Hatinya bagai ada kupu-kupu berterbangan kalau Joy memanggilnya 'Ut atau Uut'. Memang hanya Joy yang memanggilnya seperti itu.

"Udah ditemenin tapi dicuekin. Mau lo gimana?"

Joy mendesah. "Lah terus gue kudu ngapain? Kita kudu ngapain?"

"Tidur bareng."

Bruk

Boneka lumba-lumba itu berhasil mendarat di wajah Yuta. "Mesum!!!"

"Minimal pelukan."

"Tai lo!" Joy akhirnya meletakan hpnya lalu mengambil laptop. Berniat mengajak si anak reseh ini nonton film bareng. Setidaknya satu jam cukup barengan dengan 3 teman kosnya yang akan balik.

"Horor dong." Usul Yuta, yang jelas Joy menolak keras.

"Gue pites kalo lo berani puter horor."

Akhirnya Joy memilih film barat genre fantasy romance berjudul Meet Joe Black produksi tahun 1998.

Keduanya nonton lesehan di karpet dengan bersandar disisi ranjang. Sudah 40 menit film berlangsung ditemani kacang polong, Joy merasakan kantuknya datang. Beruntung film ini sudah beberapa kali ditontonnya jadi sepertinya tidak masalah Joy memejamkam mata sejenak.

Yuta menyadari itu lantas menarik pelan kepala Joy untuk bersandar dibahunya. Dia tau perempuan itu kalau tidur dengan apapun pasti akan dipeluk, begitu juga kini tangannya sudah melingkari tubuh Yuta.

Sejenak Yuta terdiam, kaku. Kenapa jantungnya berdegup lebih kencang? Hatinya juga turut berdesir rasanya kayak merinding. Belum lagi bibirnya yang kini tersenyum terus sampai rahangnya kaku. Gejala jatuh cinta cukup mengerikan juga ya.

Film masih berlanjut dan Yuta yang merasakan dua kali lipatnya 'gejala jatuh cinta' ini gegara Joy mengeratkan pelukan hingga kakinya ikut memeluk.

Apa-apaan ini!

Biasanya Yuta biasa saja ketika baperin Joy, tapi dipeluk begini saja Yuta mau teriak kencang rasanya.

Dilihatnya lagi wajah Joy yang mulai tertutup rambut. Yuta merapikan rambut itu seraya membelai pelan pipi Joy.

"Joy, lo benci banget ya ke gue? Maafin ya kalau iya."

Yuta terkekeh. "Tapi gue suka tau kalo lo lagi marah. Gue suka kalo lo cemberut. Gue juga suka kalo lo sok nolak gue ajak pulang bareng, padahal lo mau kan?" Tawanya lirih.

"Kalo lo denger gue ngomong gini udah pasti lo ngatain gue ke-PD-an. Tapi tenang Joy, gue gak akan ngomong alay gini depan lo. Tipe lo kan yang cool gitu yah. Ya kayak gue gini kan." Tawa Yuta berderai makin keras.

Emang Yuta beraninya confess dibelakang doang.

Sementara menunggu teman kos Joy pada pulang, Yuta menyelesaikan menontonnya. Tepat ketika pintu kamar Joy diketuk, Joy terbangun.

"Anjing!" Umpat Joy refleks begitu melihat Yuta.

"Apa?"

"Lo apain gue?! Mesuummm!!!" Joy mencubit perut Yuta beberapa kali hingga Yuta memutuskan membuka pintu berniat kabur.

"Eh, ada orang."

Yang mengetuk pintu tadi ternyata Doy. Yuta merapikan bajunya yang sedikit berantakan dan sedikit berdehem. "Doy."

Joy tak kalah panik. Pasalnya untuk berduaan begini dengan Yuta baru pertama kalinya. Tapi emang apa urusannya dengan Doy? Joy mencoba bersikap tenang lagi.

"Ngapain lo Doy? Mau nginep?"

Doy masih diam. Tapi Joy yakin di dalem hatinya sudah waswiswusweswos ngangengong julidin dia dan Yuta.

"Untung gue yang dateng njir. Tadi dirumah nyokap lo dateng, dah siap mau kesini tau. Payah."

Doy nyelonong masuk dan duduk di ranjang. Sebuah kerdus mie instant diletakan disampingnya.

Joy mendekat dan mulai membuka isi kardus itu, sedang Yuta masih ditempat sambil sesekali lirik Doy. Canggung gitu rasanya asem.

"Ah elah, mama repot-repot banget. Gue dah bilang padahal Doy gak usah kirimin jajan mulu."

Doy menghela napas, mencomot satu ciki dalam kardus itu. "Gak bersyukur emang lo. Besok kalau dibawain lagi langsung gue sikat deh."

"Enak aja!!!"

Doy menjulurkan lidahnya, balas Joy juga melakukan seraya menjauhkan kardus isi jajan itu.

Yuta disana mengulum bibirnya lalu diam-diam mengambil tasnya untuk kemudian pergi. "Joy gue balik!" Serunya lantas menutup pintu.

Doy mendelik sempurna, "Heh Bang Yuta sialan!!! Belum gue omelin lo!!! Siniii!"

»»»

Doy nih peran di idup Joy bagus juga ya. Nutupin kelakuan bar-bar Joy dari nyokap, sebagai abang juga ngelindungi dari cowok cem Yuta😂

TBC❤️ Sejauh ini suka ga sama ceritanya? Votment n share yaaw!

*Meet Joe Black

I'm Your JoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang