Janji Joy pada Yuta memang mutlak dilakukan. Sore ini Yuta sudah menunggunya di depan kelas Joy, meski yang muncul malahan Seulgi dan Wendy yang sedang anteng duduk di bangku yang ada.
"Eh ada siapa nih?" Seru Wendy tentu dengan suara gedenya.
Dibalas oleh Seulgi, "Kaya bapak Hima yah, cowok dingin yang aslinya bucin brutal ituuu."
Tawa keduanya menggelegar tanpa beban, sampai Yuta geram ingin menyumpel itu dua mulut lebar.
"Asu, bangsat! Pacarnya Ceye sama Sehun lemes banget bacotannya. Gue aduin pacar kalian mampus kalo lo pada suka tebar pesona ke adek tingkat."
"Ada apa nih ngumpul-ngumpul?" Sapaan Joy membuyarkan pikiran jahat Yuta.
"Buseeettt! Ugi liat tuh, si centil kalo hari Rabu cetar banget," seru Wendy menilai penampilan Joy.
Memang Joy hari ini memakai kemeja pink panjang dipadu celana putih tak lupa bando pink dengan hiasan kupu-kupu. Sudah mirip Barbie saja pokoknya.
"Biasalah inces depok," sahut Seulgi.
"Sirik bae kalean ah," sinis Joy lalu menatap Yuta sekilas. "Eh gue mau pergi, lo pada ngapain nyamperin gue?" Tanyanya pada dua bestinya itu.
Disenggolnya lengan Joy oleh Seulgi, "Ampun kencan mulu. Temen apa demen tuh?"
Joy sontak membungkam mulut Wendy yang terbahak. Duo monyet ini memang kalau bersatu bikin geger seisi bumi. Lihat saja mahasiswa lain sudah kepo curi-curi pandang.
Ditengah keributan itu Yuta dengan sengaja menarik lengan Joy pergi. Membuat Seulgi dan Wendy makin mencak-mencak heboh. Joy hanya menjulurkan lidah lalu manut mengikuti Yuta.
"Buru-buru banget emang yah?" ucap Joy begitu sampai dimotor Yuta seraya menerima helm.
"Berisik mereka. Gue di ledek mulu."
"Elah, gitu aja lo baper?"
"Berisik tau," ketusnya. Meski dalam hati Yuta berteriak, "Ya baper lah anjir. Orang gue suka sama lo." Memang benarkan ucapan dengan hati tidak pernah sejalan.
"Ya udah sih maapin mereka."
"Naik."
Masih dengan cemberut Joy menaiki motor Yuta. Berusaha diam saja karena takut mood Yuta memburuk. Tapi sekali lagi Joy bertanya pada dirinya, "Kenapa dia harus memahami isi kepala Yuta? Alasannya apa coba?"
»»»
"Eh ada Joy. Halo cantik?"
Sambutan pertama yang diterima Joy begitu tiba di basecamp Basket SM. Dan itu celutukan dari Winwin, mantan Joy dua tahun lalu.
Yuta sudah lebih dulu masuk dan bertos tangan dengan anggota lain. Joy mengikutinya pelan karena jujur malas bertemu dengan sang mantan.
"Joy sini dong," seru Winwin lagi seraya menepuk sofa kosong disebelahnya. Dan tiba-tiba sofa itu ditaruh tas oleh Yuta. Yuta juga bingung kenapa hatinya tidak tenang, ya bisa disebut dia sedang cemburu.
Teman-teman lain disana tertawa. "Udah ada pawang baru Win. Jangan main-main lo." Si anak ngeselin nih, Hendery namanya.
"Elah, cupu," celutuk Winwin yang membuat Yuta meliriknya tajam.
Kalau tau bakal ada Winwin mungkin Joy tidak akan ikut. Yuta juga jahat kenapa tidak bilang. Akhirnya Joy duduk disebelah Jieun, yang notabenenya pacar Jongsuk- mantan kapten basket paling famous. Kalau sekarang dijabat oleh si songong Sehun.
"Hai Kak IU?" Joy menyapa yang memang lebih sering dipanggil IU (aiyu).
"Hai Joy! Cieee yang mau nemenin pacaaar."
Joy yang tiba-tiba salting reflek menepuk lengan Jieun. "Ih Kak apaan. Musuh gue itu mah."
Perempuan itu tertawa dengan matanya yang menyipit cantik. "Moso ah? Musuh sekaligus pacar kali?"
Sekali lagi Joy menepuk lengan Jieun. "Kaak yang bener aja sih. Ge-er ntar dia Kak. Udah."
Disebelah Yuta, Lucas menyaut, "Ge-er ge-er, lo juga ngarep kan Joy? Paham gua mah." Yang langsung dihadiahi cubitan paha oleh Yuta.
"Diem Cas ah." Tatapannya menajam sebelum akhirnya bangkit. "Ayo latihan. Diem bae disini ngapain. Bang Jongsuk aja semangat tuh udah di lapangan," ucapnya pada sisa orang dalam basecamp.
Yuta melirik sejenak pada Winwin. Ada rasa khawatir karena anak itu tidak ikut main, dan takut akan mengganggu Joy dibangku penonton. Perlu ditekan sekali lagi, Yuta sedang cemburu.
Joy sendiri bersiap ke lapangan bareng Jieun tanpa rasa khawatir ada sang mantan. Tapi Yuta keburu mendahului dan menautkan jemari keduanya. Joy menoleh dengan diam. Pandangannya lalu lurus pada genggaman tangan mereka.
"Biar lo ga ilang," jawab Yuta seolah paham arti tatapan Joy.
"Posesif! Huh!"
"Biarin."
"Nyebelin."
Meski kesal begitu Joy tetap diam dan berjalan ke lapangan yang jaraknya 50 meter dari basecamp, masih dengan Yuta menggenggamnya. Itung-itung membuat Winwin panas, siapa tau monyet satu itu belum move on darinya.
Senyum Joy melebar.
"Ngapain senyum gitu?"
Joy sontak menggeleng. "Kepo!"
"Ihhh pingin gue bawa pulang aja lo!" gemes Yuta tak tahan.
Joy terkekeh, "Mau diapain dibawa pulang?"
"Bungkus selimut. Gue peluk dari pagi ke malam sampe pagi lagi. Terus juga gue cium sampe bibir kita bengkak. Dan abis itu-"
Tak!
Jurus mematikan Joy pun keluar, menjitak kening lelaki itu.
"Aw! Sakit anjir!"
"Makanya otaknya gak usah mesum!" Lantas Joy melepas tautan tangan mereka dan berlari ke bangku penonton.
Yuta seraya terus berjalan malah melebarkan senyuman. Sampai kapan sih Yuta bisa tahan hanya sebatas teman dengan Joy?
"Senyum bae," ledek Hendery. "Awas ketempelan tante kunti mampus lo." Tawanya pecah seraya kakinya melangkah secepat kilat. Taulah Yuta itu sedikit menyeramkan kalau sudah marah.
»»»
Oke segini dulu.
Yg punya temen kaya Yuta, hati masih aman?
Eh Joy, perlu dilempar petasan ga tuh cowok biar ga bertingkah terus? 😅😂
TBC❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Joy
Fanfiction[short story] [10/10 parts] Bagi Joy, Yuta itu cowok gila, cowok mesum, cowok dingin gak punya hati, juga cowok yang ngeselinnya amit-amit. Tapi entah kenapa kalau Joy jauh dari Yuta rasanya kayak ada yang kurang. Toxic but Joy like it. Welcome e...