1

298 19 0
                                    

Sebagai orang tua tunggal ia memiliki beban yang berat namun ia senang putra nya tumbuh dengan baik walaupun ada masalah dengan keadaan paru paru nya namun tidak menghalangi aktifitas nya, pagi ini berjalan seperti biasa.

"Aku pergi pah"

"Apa tidak ada yang ketinggalan?"

Pemuda itu memeriksa tas nya dan ia menghembuskan nafas kasar.

"Bagaimana papah tahu ada yang ketinggalan?"

"Aku papah mu anak muda, ini kan yang kau cari?"

Mata pemuda itu membulat dan mengambil buku yang tertinggal dan memasukkan nya dalam tas.

"Papah memang terbaik"

Pemuda manis berambut sebahu itu mencium pipi nya dan pergi, ia tersenyum dan perjuangan nya tidaklah sia sia karena ia bangga putranya berprestasi selalu.

Charlie lagi ngumpul dengan gang nya setelah pulang sekolah di rumah salah satu teman nya, Charlie memang memang supel hingga ia memiliki banyak teman dan ada juga yang ingin jadi pacar nya namun Charlie sudah di ultimatum oleh papah nya tidak bol...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Charlie lagi ngumpul dengan gang nya setelah pulang sekolah di rumah salah satu teman nya, Charlie memang memang supel hingga ia memiliki banyak teman dan ada juga yang ingin jadi pacar nya namun Charlie sudah di ultimatum oleh papah nya tidak boleh pacaran dulu.

"Jadi kau tidak ingat wajah ayah mu?"

Charlie manggut manggut.

"Papah tidak pernah mau membahas nya dan tidak ada satu foto pun dari ayah ku, aku yakin papah sebegitu benci nya dengan ayah ku hingga ia seperti itu"

"Wah, terus darimana kau tahu ayah mu.... maaf, masih hidup?"

"Aku yakin karena itu yang aku rasakan, jujur aku ingin bertemu dengan ayah ku dan papah memaafkan nya"

"Apa ada petunjuk dimana ayah mu berada?"

Charlie menggeleng.

"Aku hanya butuh sebuah nama dan aku tahu apa yang harus aku lakukan selanjutnya, namun papah tidak pernah memberikan nama nya"

"Entah apa yang ayah mu lakukan dan sebesar apa kesalahan nya hingga meninggalkan kalian berdua, papah mu orang yang baik Charlie. Aku rasa kau harus menjaga perasaan nya, lupakan rencana mu karena papah mu akan sangat marah"

Charlie terdiam sesaat, ia mengangguk namun tetap saja ia penasaran.

"Aku takut suatu saat nanti Charlie akan bertanya dan mencari ayah nya, ia remaja yang serba ingin tahu seperti remaja pada umum nya Justin"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku takut suatu saat nanti Charlie akan bertanya dan mencari ayah nya, ia remaja yang serba ingin tahu seperti remaja pada umum nya Justin"

"Kau harus nya lebih terbuka pada putramu itu, ia sudah harus tahu kalau ayah nya masih hidup dan apa alasan nya pergi dari kehidupan kalian biar ia melakukan hal yang kau takutkan untuk menemukan ayah nya"

"Aku tidak tahu harus mulai dari mana?"

"Ceritakan saja, jangan sampai ia berpikir kalau kau penyebab ayah nya pergi. Seperti yang kau katakan ia seorang remaja, mereka selalu kritis dan berpikir hal yang tidak terpikirkan oleh mu"

"Justin aku takut ia pergi dari ku atau menyalahkan ku"

"Maka terbukalah kawan, ingat Jeremy ia masih suami mu dan kalian tidak pernah bercerai"

Jeremy menghembuskan nafas pelan dan bersandar di kursi nya menatap sahabat baik nya, Justin mengangguk agar Jeremy semakin yakin.

"Jeremy, Charlie akan mengerti dan kau jangan khawatir ia akan baik baik saja"

Jeremy setuju dengan ucapan Justin karena ia sangat mengenal putranya itu.

"Jangan berpikir terlalu banyak dan lama, Jika Justin tahu dengan sendiri nya maka itu akan mempengaruhi kesehatan nya Jer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan berpikir terlalu banyak dan lama, Jika Justin tahu dengan sendiri nya maka itu akan mempengaruhi kesehatan nya Jer. Kau tidak mau kan hal buruk menimpanya, aku ingat seberapa panik nya kau menelpon ku tengah malam saat ia tidak bisa bernafas"

"Thank's kawan kau selalu ada untuk kami, kau teman yang paling tahu dan dekat dengan ku"

"Dengan senang hati karena aku peduli dan aku juga menganggap Charlie seperti anak sendiri, aku harap kelak anak ku seperti Charlie"

"Ngomong ngomong kapan kau akan menikahi Blake, bikin anak dengan nya"

"Ia masih kuliah dan menikmati masa remaja nya, aku tidak akan memaksakan nya dan mengikat nya dengan pernikahan dulu"

"Apa.... kau bercanda ya, hubungan kalian sudah sangat jauh dan gimana kalau tiba tiba anak itu hamil. Justin jangan seperti ayah nya Charlie, ingat apa yang aku lalui"

"Aku bukan Lee, aku tahu dan itu bukan keputusan ku tapi Blake yang tidak mau menikah sekarang. Ia masih mau menyelesaikan kuliah nya dulu, bahkan orang tuanya meminta ku segera menikahi nya"

"Kau tersudut hahaha"

Justin menekuk wajah nya kesal di tertawakan oleh Jeremy.

"Tertawa sepuasmu, teman macam apa kau ini"

Jeremy justru lanjut tertawa.

"Ya ampun, kau senang aku dalam kesusahan"

"Ya begitulah, wajah mu sekarang terlihat konyol"

Sahut Jeremy di sela tawanya.

Tbc

Bukan Mantan Suami (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang