Charlie sudah terbiasa pulang tanpa ayah nya di rumah dan ia hanya sendiri karena pelayan hanya sampai sore saja beruntung Charlie sudah makan dengan teman teman nya tadi, Charlie masih berpikir untuk mencari ayah kandung nya namun bahkan wajah dan nama juga tidak tahu.
"Aku akan membuat papah marah dan sedih sekaligus, tapi kenapa papah merahasiakan ini dari ku dan apa alasan ayah pergi meninggalkan kami?"
Gumam nya pelan hingga ia tersadar mendengar pintu depan terbuka hingga Charlie bergegas pergi ke pintu depan, Jeremy tersenyum dan menyodorkan kantung pada Charlie yang langsung hampir membuat Charlie melompat kegirangan.
"Tumben sekali"
Charlie mengeluarkan isi nya dan itu jelas dari toko pizza kesukaan nya.
"Kebetulan lewat dan papah terpikir dengan Charlie"
Charlie langsung merangkul Jeremy lalu duluan ke dapur.
"Kau akan kempng bersama teman teman mu?"
"Ya jika boleh, hanya semalam saja dan pagi juga palingan udah pulang. Bolehkan pah?"
Jeremy berpikir dan menghembuskan nafas nya kasar karena ia takut akan mempengaruhi kesehatan Charlie, udara dingin segala macam nya.
"Pah?"
"Eh ya boleh, tapi jangan lupa tetap hangat dan obat obatan mu serta anti nyamuk. Kapan kalian akan berkemah?"
"Besok pah, teman teman ku akan menjemput ku"
"Ah besok sabtu ya, kau mau papah bantu beres beres?"
"Nggak usah pah, udah siap semuanya"
"Kau sudah siap dan ternyata kau benar benar ingin pergi ya, kau ini"
Jeremy mengusak rambut Charlie hingga berantakan membuat Charlie mengerucutkan bibir nya dan lanjut menikmati sarapan nya, Jeremy tidak ke kantor hari ini dan ia berpikir untuk tetap di rumah saja.
"Papah tidak kemana mana?"
"Ya, kenapa?"
"Tidak, tidak ada apa apa"
Jeremy kembali sibuk dengan ponselnya dan Charlie duduk di samping nya hingga Jeremy merangkul nya dengan mata masih sibuk ke ponsel.
"Pah, kenapa papah tidak menikah lagi?"
Jeremy menoleh dan melepaskan rangkulan nya.
"Kenapa kau bertanya?"
"Setidak nya papah punya seseorang yang menjaga dan merawat papah, aku juga senang memiliki keluarga yang lengkap ummmm.... banyak yang bertanya siapa ayah ku"
Jeremy menghembuskan nafas kasar dan duduk nya menghadap Charlie.
"Apa inti dari semua ini Charlie?"
"Maaf pah karena aku membuat papah sedih dan papah boleh marah padaku, aku hanya ingin tahu siapa ayah ku dan mengapa ia pergi?"
"Charlie bukan papah tidak mau, tapi ada alasan papah merahasiakan ini dan ini menyakitkan buat mu"
"Pah, aku sudah enam belas tahun"
Jeremy menghembuskan nafas nya.
"Ayah mu bernama Lee dan ia pengusaha besar dan ia...... ia pergi karena orang tua nya yang tidak akan pernah menerima kita meskipun kau cucu mereka, ayah mu juga papah dengar ia menikah dengan pilihan orang tua nya meskipun kami belm resmi bercerai"
Charlie mematung diam dan air matanya mengalir dan papah nya benar, Charlie memiliki pertanyaan baru dipikiran nya.
"Apa ayah tidak pernah menyayangi ku dan mencintai ayah hingg ayah memilih pergi, membuat papah menanggung semuanya sendiri?"
"Ayah mu pergi saat ia diminta memilih antara kita dan keluarga nya, nak papah harap kau bijaksana apa yang harus kau pikirkan dan rasakan mengenai ayah mu"
Charlie memeluk Jeremy dan ia menangis sepuas puasnya di pelukan Jeremy, menumpahkan semua perasaan sedih nya.
"Aku terpaksa menceritakan semuanya pasa Charlie, ia memancing ku untuk menceritakan semua nya dan benar mau sampai kapan aku merahasiakan ini darinya"
"Apa reaksi nya Jer?"
"Ia menangis bahkan saat hendak tidur, ia tidak jadi kemping bersama teman teman nya dan ia juga tidak sehat"
"Jadi kau akan pulang cepat?"
"Ya, sebelum pelayan ku pulang"
"Aku akan menjenguk nya nanti bersama mu, kabari aku kalau kau sudah pulang"
Jeremy mengangguk dan ia sebenarnya tidak berkerja di perusahaan milik Justin namun saat istirahat mereka karen kantor mereka berdekatan jadi saat jam istirahat mereka bertemu di kafe dekat perusahaan, Justin meneguk kopinya dengan mata menatap Jeremy.
"Bagaimana dengan perasaan mu Jer?"
"Aku baik baik saja"
"Kau jangan berbohong padaku"
"Sungguh aku baik baik saja dan aku hanya mencemaskan keadaan Charlie sekarang, ia duniaku dan fokus dalam hidupku"
"Jeremy, kau bisa ceritakan apapun padaku"
"Thanks Justin, aku duluan ke kantor"
Justin mengangguk dan ia menghembuskan nafas pelan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Mantan Suami (End)
Romanceia hanya pergi dan berniat kembali ternyata banyak hal yang terjadi hingga ia menyesali kepergian nya membuat orang yang ia cinta menanggung beban berat sendirian.