Ia menjatuhkanku di atas tempat tidur. Ia tidak selembut seperti saat di Jeju.
"Sudah sangat lama aku mencintaimu." Ia melucuti pakaianku. "Aku memendam perasaanku selama dua belas tahun lamanya."
Apa? Pengakuannya membuatku sangat terkejut. Apa maksudnya?
Ia menggerayangi sekujur tubuhku. "Aku menyukaimu sejak pertama kali Changmin mengenalkanmu kepadaku. Kau adalah gadis yang sangat ramah. Kau tersenyum kepadaku dengan tulus. Senyumanmu membuat hatiku merasa hangat. Sayang sekali saat itu kau sudah mempunyai kekasih."
Aku ingat perjumpaanku dengannya untuk pertama kali. Saat itu aku sedang jatuh cinta kepada mantan kekasihku itu, sehingga aku sama sekali tidak melirik sepupu Changmin.
Ugh! Rasanya masih sakit untuk kedua kalinya, meskipun tidak sesakit saat pertama kali. "Yunho, pelan-pelan!"
Ia mendengarkan perkataanku. Ia sangat pengertian. "Sebenarnya aku tak ingin datang ke acara pernikahanmu, tetapi Changmin terus merajuk. Aku merasa tak akan sanggup untuk menyaksikanmu bersanding bersama pria lain di pelaminan."
Aku tertegun. "Apakah ia tahu tentang perasaanmu kepadaku?"
"Tentu saja ia tahu." Yunho menciumi leherku. "Walaupun aku tak memberitahunya, ia tetap akan tahu. Ia sangat mengenalku."
Hampir saja aku mengutuk Changmin. Hampir saja aku menyumpahinya.
Yunho menatap mataku dalam-dalam. "Aku berusaha untuk menghapus perasaanku kepadamu, tetapi aku tak bisa. Aku menekuni hobiku, mengikuti acara-acara cosplay dan berkenalan dengan cosplayer-cosplayer cantik nan seksi di sana, tetapi yang ada dalam pikiranku hanyalah kau." Ternyata benar ia suka cosplay juga.
"Uuh!" Aku mendesah.
Ia bergerak semakin cepat. "Changmin merasa kasihan kepadaku. Ia selalu mengingatkanku bahwa di dunia ini masih banyak wanita yang baik, yang bisa kucintai dan membalas cintaku. Aku bisa hidup bahagia dengan wanita lain jika aku memberi kesempatan, jika aku mau berusaha."
"Lalu mengapa ia memaksamu untuk datang ke acara pernikahanku?" Aku memeluk Yunho dengan erat.
"Ia ingin aku membuka mataku. Ia ingin menyadarkanku bahwa kau adalah milik pria lain, sehingga akan lebih mudah bagiku untuk melupakanmu." Ia mengerang. Sepertinya ia hampir mencapai klimaks. "Kini aku harus berterima kasih kepadanya karena telah memaksaku untuk datang. Jikalau ia meminta untuk ditraktir makan setiap hari, akan kukabulkan. Aku tidak akan merasa cukup untuk berterima kasih kepadanya. Kini ia pun sangat mendukung hubungan kita."
Aku mencapai klimaks. Tubuhku terasa lemas. Aku merasa segala beban yang kurasakan telah terlepas.
"Bolehkah aku mengeluarkannya di dalam?" Ia meminta izinku terlebih dahulu.
"Ya, tentu saja." Kini masa depan hubungan kami sudah jelas. Justru akan menjadi berkah jika aku hamil.
Ia berbaring di sampingku. Ia mencoba untuk mengatur nafasnya.
"Apakah sekarang kita menjadi suami istri sungguhan?" Aku masih belum percaya bahwa ia mencintaiku, bahkan jauh sebelum aku jatuh cinta kepadanya.
Ia menoleh ke arahku. "Memangnya selama ini kita bukan suami istri sungguhan?"
Aku menatap wajahnya. Selama ini aku merasa tidak yakin dengan status hubungan kami. "Jika kita adalah suami istri sungguhan, mengapa kita tidur di kamar terpisah?"
Ia tersenyum. "Baiklah, mulai saat ini aku akan tidur bersamamu setiap malam. Besok aku akan mulai memindahkan barang-barangku kemari."
Aku merasa bahagia. Kini aku bisa hidup bersama pria yang kucintai dengan tenang, tanpa perlu merasa khawatir bahwa ia akan menceraikanku suatu saat. Aku merasa bahagia karena ia juga mencintaiku. "Aku mencintaimu, Jung Yunho." Aku mengecup hidungnya.
"Aku juga mencintaimu, Kim Jaejoong, sangat mencintaimu." Ia mencium bibirku. Kami bercumbu dan lanjut bercinta untuk kedua kalinya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You (Yunjae Fanfiction)
FanficSebuah insiden menyatukan dua insan yang tak saling mengenal.