🐰
Bruk
"shhh anjir "ucap Vino ketika sang daddy menariknya dari kursi tempatnya duduk sampai dia jatuh ke lantai.
"Dad"ucap Vano ketika melihat perlakuan kasar dari Daddynnya kepada kembarannya.
"wah wah wah tuan Henru Leonardo Alexander sepertinya anda sudah mulai memperlihatkan taring anda di depa putra anda, apa kau tidak takut? "ucap Vino memandang sang Daddy setelah berhasil berdiri.
Sedangkan Vano hanya diam, otaknya sedang memproses apa yang tengah terjadi di depannya sekarang ini.
"DIAM KAU ANAK SIALAN"ucap sang Daddy berhasil mengagetkan Vano tapi tidak dengan Vino yang masih terlihat santai sekarang.
"ah sanyang sekali anak sialan ini adalah darah dagingmu"
"ya dan aku sangat jijik denganmu"ucap sang Daddy ke arah Vino
Vino sudah maju siap menghantam wajah Daddynya tetapi tangannya lebih dulu ditahan oleh kembarannya.
"Dad kenapa Daddy ngomong gitu"ucap Vino memandang tajam ke arah sang Daddy, dia tiak menyangka kalo Daddynya ternyata seperti ini."kamu diam Vano"
"sayang lebih baik kamu masuk ke kamar kamu ya"ucap sang mommy ke arah Vino.
"gak, jadi apa ini penyebab kenapa Vino tinggal di Amerika selama ini"ucap Vano menatap tajam ke arah kedua orangtuanya.
"JAWAB"
"VANO, daddy tidak pernah mengajarkanmu untuk berteriak kepada orag dewasa"ucap Daddy ke arah Vano.
"hoammm udah belum sih dramanya"ucap Vino dengan menguap.
"DIAM KAMU SETELAH KAMU MEMENGARUHI ANAK SAYA KAMU JUGA JADI SEENAKNYA SEPERTI INI"Bentak sang Daddy ke arah Vino
"gue gak pernah memengaruhin anak kesayangan lo ini ya tuan Henru yang terhormat"ucap Vino sambil menunjuk ke arah sang Daddy.
"Van lo mending diem aja deh, jangan buat bapak lo ini makin nuduh gue yang enggak-enggak"ucap Vino sabil menunjuk ke arah Vano.
"Vin gue cu-"
"bacot anjing, diem bisa gak sih, lagian lu harusnya bahagia dong semua keluarga lo sayang sama lo jadi gak usah sok perhatian gue gak suka di kasihani"ucap Vino kemudian pergi meninggalkan keluarganya menuju ke kamarnya.
Sedangkan Vano hanya memandang tajam ke arah kedua orangtuanya dia kecewa, dia tidak menyangka kalau keluarganya ternyata memperlakukan Vinonseperti itu.
Hatinya cukup sakit sebagai seorang kembaran, dia merasa tidak berguna sekaligus di bodohi oleh kedua orangtuanya sendiri.
Vino beranjak dari meja makan menuju ke kamarnya dia kecewa kepada kedua orangtuanya sekarang.
Di kamar, Vino sekarang tengah memandang ke arah langit yang tampak gelap, entah kenapa langit seakan mendukung apa yang sedang ia rasakan sekarang.
"kalo anak dianggap sebagai anugrah kenapa gue dianggap sebagai pembawa sial"ucap Vino masih menatap ke arah langit.
Dia bingung sekarang, dia seperti tersesat di suatu tempat yang gelap, yang dimana hanya ada dia sendirian di sana tanpa teman keluarga atau yang lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVINO || END
Novela JuvenilOrang bilang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. namun itu tidak berlaku bagi Devino Leonardo Alexander hanya karna kembarannya Devano Leonardo Alexander yang lahir 5 menit lebih tua darinya dia jadi diasingkan oleh keluarganya, hanya karena i...