Chapter 39

1.1K 62 12
                                    

Davian POV

Tok! Tok!

Gue udah berdiri didepan pintu Apartment Nadine.

Ya, memang sudah masuk waktu pagi disini.

Tidak cukup sulit menemukan Apartmentnya.

Tok! Tok!

"Wait... "

Gue tersenyum senang mendengar suara favorite gue didalam sana.

Cklek!

Dia membuka pintu Apartmentnya dengan lucunya sambil mengucek matanya.

"Miss me?" tanya gue sambil merentangkan kedua tangan gue, dia membuka mulutnya ingin teriak dan langsung memeluk gue erat.

Selang 5menit dia masih nyaman berada dalam pelukan gue.

"Oh gosh! Aku gak tau kamu dateng secepat ini." ucapnya histeris melepas pelukannya lalu memeluk lagi.

"Oh gosh! Kenapa sekarang kamu jadi kebarat baratan gini," ledek gue membuat dia memukul dada gue pelan dalam pelukan gue.

"Duh cape nih perjalanan jauh, suruh masuk kek." ucap gue kode.

Dia tertawa kecil dan menarik tangan gue masuk Apartmentnya.

Gue meletakan koper asal dan tas ransel.

"Mau minum apa?" tanya dia

"Air putih aja." dia mengambil air dingin dan menuangkannya dalam gelas.

"Mau makan dulu?" tanya dia sambil memberi gue gelas berisi air tadi.

Gue langsung menenggak habis air itu.

"Enggak laper, kamar kamu dimana?" tanya gue.

"Well, disini hanya ada satu kamar. Jadi kamu bisa tidur disofa." jawabnya dan menghilang dibalik dapur.

Gue menghampirinya kedapur dia sedang buatkan coklat panas untuk gue ya memang kota ini kalau malam sangat dingin. Entah berapa celsius.

Dia mengenakan baju abu abu lengan panjang sedikit dibawah dada dengan bahu terekspos dan celana pendek bahan berwarna biru.

Tangan gue melingkar dipinggang kecil Nadine, mengedus wangi parfumenya dan menciumi bahu putih miliknya.

Dia membiarkan itu dan terus mengaduk coklat panas untuk gue dan dia.

Bibir gue mendekat kearah telinganya dan berbisik..

"Mana lelaki yang menyentuhmu? Aku ingin tau sehebat apa dia dikasur."

Gue bisa mendengar lehernya bergerak menelan salivanya sendiri.

"Aku.. hanya bercanda, nih." ucapnya menyodorkan gue segelas mug berwarna biru.

Gue mengambilnya mug-nya dan menaruh lagi dimeja dapur.

Nadine membalikan tubuhnya menghadap gue.

"Berhetilah bermain main." ucapnya dan pergi dari hadapan gue keruang tamu dan menonton tv disana ditemani coklat panas miliknya.

"Mandilah, bersihkan badanmu. Kau bau." lanjutnya tanpa menatap gue.

Gue cuma tersenyum kecil dan berfikir untuk menggodanya.

Gue berjalan kekamar mandi membuka baju hangat yang tebal gue yang dari tadi menyelimuti tubuh gue.

Gue shirtless sekarang.

"Babe, can you take a towel for me?" Teriak gue sengaja.

"I can't this is my favorite channel."

Promise Me, You Won't LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang