My Amygdala

1

Hallo namaku Diana Putri Larasati umurku 18 tahun dan baru saja aku dinyatakan lulus dari bangku SMA. Yap benar kini aku sedang berada di acara kelulusan di salah satu SMA favorit di Semarang, mungkin kalian tidak asing dengan SMA Narapa yang memiliki nama lumaya bagus dikalangan SMA lainnya.

Mungkin saat kalian mengenalku kalian akan sering melihat ku memasak atau membuat kue, karena itu adalah hobi ku. Sedari kecil aku selalu melihat ibu memasak ataupun membuat kue dan dia sangat andal dalam hal kuliner. Saat melihatnya saja sudah membuatku bergembira apalagi saat pertama kali membuat masakan pertamaku. Jangan tanya bagaimana penampilannya, aku tahu saat itu masakanku tidak terlalu bagus penampilannya namun kata ibu makanan ku cukup enak untuknya.

Jika kalian penasaran dengan apa yang akan aku lakukan di masa depan mungkin aku akan menjawab bahwa aku ingin seperti ibu yang pandai memasak dan pandai juga mumulai bisnis. Intinya aku ingin seperti ibu, ibu adalah orang yang paling aku sayangi juga paling aku hormati di dunia ini.

Berbicara tentang ibu, ibu adalah wanita terhebat menurut ku. Ia adalah sosok yang baik hati, cantik, ramah, pemberani dan juga teguh pendirian. Tidak seperti aku yang manja dan selalu labil hehe. Entahlah bagaimana lagi aku mendeskripsikan mengenai sosok ibu yang sangat aku hormati itu.

" Hey kenapa melamun sendiri" ucap seseorang yang datang tiba tiba tanpa permisi.

" Isshh ca biasa aja bisa ga si?" Ucap ku dengan rasa sebal.

" Habisnya dari tadi kami panggil kamu diam saja" ucap wanita itu dengan di susul oleh 5 orang lainnya.

Ia adalah Nathasya Dwi Ratna dia salah satu teman terdekat ku. Sedari kecil kami selalu bersama karena memang pada dasarnya kami adalah tetangga yang terhalang oleh beberapa rumah. Bukan hanya bertetangga, Caca sebut saja ia begitu, Caca juga merupakan satu-satunya teman sebaya untuk ku dari mulai kami kanak-kanak hingga saat ini kami selalu bersama.

Beruntungnya aku memiliki Caca disampingku selama ini, ia selalu menjadi tempat bertukar cerita dan pendengar yang baik untuk ku. Caca bukan hanya teman biasa, namun ia juga sudah ku anggap kakak sendiri walaupun usia kami hanya terpaut 5 bulan. Tak ada rasa sungkan lagi rasanya untuk mencurahkan keluh kesah ataupun bercerita mengenai keluarga ku kepada Caca.

Bahkan tak jarang kami selalu menginap baik di rumahku atau dirumah Caca. Keluarga Caca pun sudah paham dan sudah sangat menerima kehadiranku di tengah mereka, tak jarang juga orang tua Caca menjadi waliku saat ada acara sekolah yang mengharuskan para wali datang. Hufftt sungguh aku merasa berutang Budi kepada Caca dan keluarganya. Aku bertekad bahwa suatu saat jika aku sudah menjadi wanita sukses aku tidak akan melupakan jasa-jasa keluarga Caca kepadaku dan akupun ingin memberikan apa pun yang mereka inginkan secara cuma-cuma. Sungguh jika bukan karena mereka mungkin aku sudah mati saat itu.

" Oyy kenapa ngelamun lagi si?" Ucap salah satu dari mereka, diia adalah Gina Wijayanti kami bertemu saat berada di bangku SMP.

" Yahhh malah dinjutin ni bocah ngelamunnya " timpal seorang pria yang memiliki nama Dino wiyoko anak blasteran Semarang Jepang katanya.

" Neng sehat lu neng" ucap temannya sambil menyentuh dahiku, dan dia adalah Leon Panetta pria yang paling perhatian di antara lainnya.

Orang yang berada disamping Leon adalah Bella Saphira si paling cantik dan juga sangat terkenal dengan sifantnya yang ramah dan friendly bahkan kepada orang yang baru saja ia temui.

Serta yang satunya adalah Dion Pattinson yang pandai menghidupkan suasana dengan celotehnya bahkan aksi-aksi konyolnya yang kadang berada diluar logika ku.

Aku telah berteman baik dengan Gina dan Dino sejak kami berada di bangku SMP sedangkan dengan Leon, Dion dan Bella aku pertama kali berkenalan dengan mereka saat sudah memasuki bangku SMA, itupun karena mereka adalah teman satu kelasnya Syasya.