2

1 0 0
                                    

" Sayang bangun ayo berangkat sekolah nanti terlambat" ucap seorang pria sambil menggoyang-goyangkan tubuh gadis cantiknya yang masih terbungkus oleh selimut.

" Engg 10 menit lagi yahh" leguh sang gadis dengan menarik kembali selimutnya.

" 10 menit apanya sekarang udah jam setengah 7 sayang" ucap pria itu dengan panik yang sontak saja membuat sang gadis otomatis terbangun dari tidurnya dengan panik.

" Ishhhh ayahhh ini kan masih jam 5" gerutu sang gadis saat menyadari bahwa sang ayah telah mengerjainya.

" Hehehe maaf sayang, ayoo bangun terus sholat dulu baru mandi lalu habis itu..." Ucap sang ayah terpotong.

" Iyaa iyaaa ayah bawel...yaudah sanaa aku mau sholat dulu" ucap sang gadis beranjak mendorong tubuh pria itu keluar dari kamarnya.

" Iyaa oke oke, tapi jangan tidur lagi yaaa" ucap ayah.

" Iyaaa ayahhh bawell" ucap sang gadis sembari menutup pintu kamarnya.

kringggg kringggg

Suara jam beker berbunyi membangunkan sang pemilik terbangun dari mimpi indahnya. Iya, gadis yang di maksud di dalam mimpi itu adalah Diana ketika kecil. Sontak saja ketika mengingat kembali mimpi itu, tak disengaja air matanya mulai mengalir tanpa izin dari sang pemilik.

" Mimpi yang indah" gumam Diana sembari terukir sedikit senyum getirnya.

Setelah mematikan alarmnya dengan sigap Diana terbangun dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk menunaikan ibadah sholat subuh.

Badan Diana terasa lemas dan seperti tulang-tulangnya hancur. Bagaimana tidak begitu kemarin saat di acara wisudanya ia harus bangun jam 2 subuh untuk melakukan rias wajah bersama teman-temannya yang lain.

Belum lagi iya harus betah mengenakan hels selama seharian, mengenakan baju kebaya yang membuat tubuhnya sesak, serta ia diharuskan untuk berdiri lama. Hufftt ia bersumpah bahwa ia tidak ingin melakukannya kembali, mengingatnya saja sudah membuat ia merinding.

Ia pun segera menuju kamar mandi untuk mandi terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah.

Setelah kegiatan mandi, ibadah, dan sarapan Diana merasa bingung akan melakukan apa hari ini, sedangkan teman-temannya telah memiliki rencananya masing-masing hari ini.

" Hufftt gabut, ngapain lagi ya?" Monolognya.

" Hmm apa mungkin bersih-bersih dulu Yaa, udah lama juga kan ga bersih-bersih rumah. Yaudah deh mending bersih-bersih aja" lanjutnya lalu ia pun segera menuju ke ruang penyimpanan yang berada di bawah tangga untuk mengambil peralatan kebersihan.

Pertama-tama ia mulai membersihkan kamarnya terlebih dahulu mulai membersihkan toilet, kasurnya, menyapu dan mengepel seisi lantai di kamar, dan tak lupa ia pun mulai mengelap kaca jendela serta membersihkan langit-langit dari sarang laba-laba ataupun demu yang menempel di sana.

Setelah kamar dirasa telah bersih ia mulai membersihkan lorong kamarnya dan menuju ke lantai 1 untuk membersihkan dapur, ruang makan dan ruang tamu.

Tak terasa waktu telah berlalu begitu cepat dan kini telah menunjukan pukul 11 siang yang artinya Diana sudah membersihkan seluruh rumahnya dalam waktu 4 jam sendirian.

" Hufftt lumayan juga ya ternyata bersih-bersih sendiri, biasanya kan ada bibi yang bersiin" monolongnya.

Memang benar Diana memiliki seorang pembantu, namun Diana hanya memanggilnya ketika weekend saja untuk membersihkan rumahnya. Sedangkan untuk mencuci ataupun memasak Diana bisa melakukannya sendiri.

Namun berbeda dengan hari ini, tadi sebelum sarapan Diana dikabari oleh bibinya bahwa ia tidak bisa masuk untuk Minggu ini karena sang anak sedang dirawat karena terkena DBD. Sungguh kasih anak itu pikir Diana.

My AmygdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang