bab 5.

250 30 6
                                    

Setelah pelajaran selesai Jey dan ke lima kawanya melajukan motornya kesebuah tempat yang dinamakan beskem.

Beskem adalah rumah kecil yang sengaja di beli oleh Sixgeng untuk berkumpul bersama dengan para genk motor lainya, tidak hanya itu ada anak-anak geng motor yang lain turut datang dan mengikuti mereka dari belakang.

Banyak orang-orang yang berburuk sangka dan memandang genk motor Jey paling menakutkan dan bandel segala macem, padahal mah mereka tidak membuat onar bahkan jika touring mereka akan berangkat di malam hari karena sengaja tidak ingin membuat keributan jika di pagi siang atau sore hari.

Sebenarnya Jey sudah di larang keras oleh sukma, tapi Jey bersikeras dan tidak mau mendengarkan ayahnya itu, karena tidak mau mendengar ocehan ayahnya, Jey sampe berani mengandukan kelakuan sukma yang terus melarang ini itu kepada sang kakek, alhasil  ayahnya kena amuk karena jey merupakan anak laki-laki dan cucu kesayangan yungsik.

Maka dari itu hingga sekarang Jey merasakan ke bebasan karena keinginan dan hobinya naik motor di dukung penuh oleh sang kakek.

Sukma tidak bisa berbuat apa-apa karena memang jaman dulu pas dia masih muda sama seperti Jey hobinya kelayaban kaya kalong.

"Kapan nih kita jalan-jalan..?" Tanya lim duduk di ikuti dengan para sahabat yang lainnya.

Jey berjalan menuju ruangan privat membuka baju serta celananya dan mengambil baju ganti serta celana kolor di dalam lemari, setelah selesai diapun ikut duduk bareng bersama teman-temannya.

"Kalo aku si ayok-ayok aja" jawab Hyun.

"Jalan-jalan mulu kalian pada gak ingat tadi si guru baru ngomong apa?"

Mendengar itu mereka semua manatap si Uyu yang tengah mengemil kripik singkong.

"Biarkan saja tidak lama lagi si guru kiler itu akan pindah dari kelas kita" ujar Win yang sedang memainkan poselnya.

"Lagi pula dia siapa bisa larang-larang kita, iya gak hyun" ucap Ge yang meminta pembelaan.

"Hmm...guru itu harus di beri pelajaran! Kaki gua ampe biru ama dia di injek" kesal hyun yang merasakan kakinya cenat-cenut.

"Gimana Jey? Kita jalan-jalan yok touring ke pantai baru tuh kemaren baru buka" ajak lim manatap jey.

Saat ingin menjawab lim suara  ponsel jey berbunyi, terlihat nama sang ayah yang muncul di layar.

"Ngapain tuh si ayah telepon? Tumben banget bang" tanya win

Jey tidak menjawab pertanyaan win dia langsung mengankat telepon dari sang ayah.

...

"Halo...ayah?"

"Jey...kamu dimana?"

"Aku sama teman-temen ni, ayah tumben telepon Jey ada apa?"

"Nanti malem ada acara di rumah, kamu pulang sekarang, jangan kemana-mana! Ingat jam 5 sore harus ada di rumah!!"

"Tapi ayah aku mau..."

"Tidak ada tapi-tapian pulang kalo gak pulang uang jajan sama fasilitas kamu ayah sita!!"

"Kok ayah gitu sih"

"Makanya nurut! Ayah bilang  Pulang ya pulang titik!"

"Apaan si ayah ganggu aja belum beres ngomong maen mati-matiin aja heran"  kesal jey melempar ponselnya ke arah win.

"Kenapa jey?" Tanya lim.

"Itu ayah tadi nyuruh gua pulang ke rumah" jawab jey dengan muka kesalnya.

"Tumben Gak biasanya si ayah telepon lu bang?" Tanya Hyun di angguki oleh yang lainya.

My Littie Husband ~ JeongsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang