...
Biarpun Sunghoon sudah mendapatkan yang ia mau—Jay menjadi guru privatnya—
Tetap saja ia tak bisa bergantung pada itu semua. Strateginya yang kemarin saja tak membuahkan hasil, Jay cukup sulit untuk digoda seperti guru guru yang sebelumnya.Sunghoon jadi mengantuk. Sekelilingnya ribut sekali. Apa dia perlu juga ya bersosialisasi? Dia tidak mau terlihat mencolok. Sebisa mungkin. Namun sepertinya tak buruk juga kalau ia bersosialisasi dengan seseorang. Tapi siapa?
Kim Mingyu, anak itu bisa bertahun tahun di kelas ini menyamar entah bagaimana namun tak ketahuan oleh guru guru dan adik kelasnya. He's insanely good at spying.
Herannya juga, ia duduk di pojokan tanpa ada yang berniat untuk sebangku dengannya. Sunghoon rasa berteman dengan seorang mata mata akan membuatnya tidak mencolok, jadi ia beranjak dari duduknya dan mendatangi Kim Mingyu yang seperti biasa tidur di jam jam istirahat. "Permi..si?" Sunghoon berkata cukup gagap. Sialan, akibat sekolah dirumah bertahun tahun ia jadi tidak pandai berbicara dengan orang selain Sunoo, Jake atau targetnya.Laki laki itu melirik, mukanya terlihat sekali merasa terganggu. "Ya." Nadanya tak bersahabat, namun Sunghoon tetap melanjutkan kata katanya.
"Boleh saya duduk disini?" Tunjuknya ke kursi di sebelah Kim Mingyu.
Mingyu berdecak lalu tiba tiba membanting buku yang sedari tadi menutupi wajahnya. "Don't ever try to bother me anymore, nerd."
"You're disgusting," balas Sunghoon, Mingyu menatapnya dengan tajam. "Can you see your saliva is going everywhere?"
Anak itu berdiri, mencengkram kerahnya dengan sempoyongan, mata merah tak fokus melihat kearah mana, and the most obvious thing, he smells like shit.
"So what? Should i punch your pretty face?"Sunghoon mendengus, sialan, ia malah menjadi pusat perhatian sekarang.
"Hey, should we telling it to our teacher or Mr. Park? We can call Mr. Park to get attention too!" Gadis gadis di kelasnya berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Top Of His Body.
FanfictionOrang gila berumur 20 tahun yang sering sekali berganti guru homeschooling. Di pemecatan guru ke 68-nya ia memutuskan untuk memilih guru ke 69-nya dengan beberapa tes. Is the teacher smart? Is the teacher have a good face? And last, is the teacher...