SORRY BANGET SAYANG-SAYANGKU, KERJAAN BANYAK BANGET KEK TSUNAMI BAJINGANNN LAMA GA UP
...
Terkejut. Lelaki dengan rahang tegas itu terkejut ketika secara ajaib ia berada di sebuah kamar yang bernuansa hitam dan suram. Uniknya, sekeliling kamar ini kaca. Dindingnya terbuat dari kaca. Sehingga, lelaki itu melihat kaki dan tangannya yang terjerat gulungan rantai besi. Dan, dalam keadaan tangan dan kaki terkunci pada gulungan rantai besi, lelaki itu mencoba untuk melepaskan tangan dan kakinya dari jeratan rantai itu sekuat tenaga, sampai-sampai urat-urat di tubuhnya seperti merengek dan menonjol keluar, menunjukkan seberapa atletisnya lelaki itu tapi, tetap tidak bisa. Ia pasrah merasakan hawa dingin dari jeratan besi itu pada tangan dan kakinya. Mata tajamnya sudah hampir tertutup sepenuhnya dan kesadarannya seperti mulai terhanyut dengan suasana kamar ini namun ada sesuatu yang mengganggunya.
"Ah.." suara erotis menggema di seluruh kamar. Membuat mata elangnya terbuka sempurna dan mulai mencari sumber suara itu. Diliat sekelilingnya dimana ia menemukan suara itu dihasilkan oleh lelaki cantik yang kini meliuk-liukkan badannya bagai kucing pada masa birahi. Kucing satu ini benar-benar membuat Jay kewalahan dengan tubuhnya yang terekspos di kamar itu
"Sialan, dosa apa aku melihat engkau lagi, Sunghoon?"
Layaknya gula pasir ditengah kopi, itulah yang dirasakan netra Jay, saat melihat Sunghoon. Sunghoon jelas sengaja. Ia tau bahwa kulitnya akan terlihat mencolok diantara interior hitam ini. Sunghoon yang dipanggil Jay hanya melirik sekilas lalu melanjutkan kegiatannya. Meninggalkan Jay yang menatapnya tak henti.
Menurutnya, Sunghoon seksi. Sangat seksi. Matanya berair dan bibirnya nampak basah, Jay would enjoy choking him. Kulitnya yang putih bersih akan cepat memerah, apa lagi bagian vitalnya. He wonder at that time, would I kissing all of his body with passion if i'm not trapped? Would I marking him like a damn animal of i'm not trapped? Atau bagaimana reaksi lelaki tampan itu bila melihat anal si cantik secara dekat yang kini berkedut kedut seperti memancing dimasuki kepunyaannya? Apakah tanpa semua jeratan rantai besi ini dia akan lari kepada Sunghoon dan menghancurkan si cantik itu?
"Jay.. I want you.."
Dengan semua godaan maut itu, ia hanya bisa mencengkram rantai besi yang menjerat tangannya dan merasakan pembuluh darahnya yang melebar kini menghantarkan panas yang menyakitkan di seluruh tubuhnya.
Sayangnya, Jay terbangun. Dengan laptop yang masih menyala di pangkuannya dan berkas-berkasnya yang berserakan di kasurnya. Frustasi, dilepasnya kacamata yang bertengger diantara hidung mancungnya sambil mengacak rambutnya. Beruntung, laptopnya tidak terkena cipratan mautnya.
...
Sunghoon dengan segala semangat yang ada di hatinya berlari dengan riang untuk membukakan pintu rumahnya.
Kala ia membuka pintunya, dilihatnya Jay dengan kaus polo putih gading dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. "Harusnya bapak ngomong mau kesini, bisa saya kasih red carpet loh," ujar Sunghoon sambil menyeringai menggoda. Namun, tidak seperti biasanya dimana Jay akan menghela nafas atau reaksi lucu lainnya, ia kali ini diam sambil melihat kearah bawah Sunghoon lalu berlalu begitu saja. "Apa celana-ku dikira celana dalam ya? Padahal emang lagi tenar loh celana sepaha!" Sunghoon mengejar Jay yang mulai berada di lantai atas.
...
Seperti biasa, materi disampaikan oleh Jay yang didengar seperti radio oleh Sunghoon. Apa pedulinya dengan materi sistem saraf ketika di hadapannya ada pemandangan menggiurkan? Sunghoon ingin menggigit gurunya itu rasanya. Diliatnya jam yang bertengger di dinding ruang belajarnya, tinggal 10 menit lagi dia akan berpisah dengan Jay, maka kakinya mulai bergerak nakal mengelus menggoda sekitaran kejantanan Jay. Lalu dirasakannya kehangatan di kakinya. "Kamu memang tidak bisa fokus ya?" Kakinya dicengkeram oleh Jay.
"Harusnya ga usah terlalu tampan pak," Sunghoon beranjak dari tempat duduknya lalu mendekat ke arah Jay, "Saya mau gigit, boleh?" Dalam seperkian detik, mereka melahap satu sama lain. Bukannya Sunghoon yang menggigit, malah rasanya bibirnya sudah nyeri akibat gigitan. Tautan mereka terlepas, kini Jay berdiri dan mengangkat tubuh Sunghoon keatas meja dan melepas kacamatanya lalu entah dimana ia lempar.
"8 menit saya pergi dari sini." Setelahnya, Jay melanjutkan tautan bibir mereka lagi, sekujur tubuh Sunghoon merinding kala Jay mulai mengusap halus paha dan sekitaran perutnya sayangnya, erangannya tertahan diantara ciuman tersebut. Bagaikan makanan penutup, pada 23 detik terakhir, Jay menggigit pahanya berkali-kali. Meninggalkan bekas yang cukup banyak. "Lain kali, bila ada orang yang bertamu, jangan memakai celana pendek." Melihat Sunghoon yang menegang, tanpa kejelasan, lelaki itu meninggalkan Sunghoon yang kini memegang bibirnya yang bengkak dan paha mulusnya yang penuh akan mahakarya.
...
Sekali lagi, maaf banget sayangku semuanya udah gantung hampir setahun, doain hidupku dipermudah ya ges biar bisa mikir🫂🫂🫂 Semoga worth it hasil menunggu hampir setahunnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Top Of His Body.
FanfictionOrang gila berumur 20 tahun yang sering sekali berganti guru homeschooling. Di pemecatan guru ke 68-nya ia memutuskan untuk memilih guru ke 69-nya dengan beberapa tes. Is the teacher smart? Is the teacher have a good face? And last, is the teacher...