Pt. 20

3K 365 8
                                        

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

"Jadi maksudmu jalang itu masih hidup?"

"Yee Yang Mulia, dari yang hamba dengar Selir Lee saat ini masih tidak sadarkan diri namun beliau sudah melewati masa kritis."

"Bodoh! Tidak berguna! Membunuh serangga seperti itu saja tidak becus!" Kemarahan Ratu choi semakin memuncak saat mengetahui jika membunuh bayarannya tidak berhasil membunuh Selir Lee.

"Yang Mulia, saat ini Yang Mulia Raja telah menyebar ratusan prajurit untuk mencari pembunuh itu." Lanjutnya.

"Kita harus menemukannya lebih dulu sebelum Raja yang menemukannya."

"Yee Yang Mulia.."

Ratu meremat kedua tangannya sambil menatap pantulan dirinya dari cermin tembaga yang ada didepannya. "Aku akan mencari cara lain untuk melenyapkanmu. Bagaimanapun juga aku tidak akan kalah darimu! Tunggu saja!!"

.
.
.
.
.

"Bagaimana hasil pencarianmu?" Tanya Raja pada Jenderal Hwang yang baru saja masuk kedalam ruang kerjanya.

"Hamba sudah menyebar prajurit untuk mencari penyusup itu namun hamba belum bisa mendapatkan apa-apa."

"BAGAIMAAN BISA TIDA MENEMUKAN BAJINGAN ITU?!!" Raja memekik marah mendengar hasil laporan dari Hwang Hyunjin.

Hyunjin yang mendapati kemarahan Raja langsung menunduk meminta maaf. "Hamba akan tetap melanjutkan pencariannya Yang Mulia."

Raja Jeno berusaha menahan amarahnya yang memang belakangan ini tidak bisa terkontrol semenjak tragedi yang menimpa isteri kesayangannya.

"Tetap cari orang itu sampai dapat. Bahkan kalau perlu adakan sayembara bagi siapapun yang bisa menemukan bajingan itu, dan akan diberikan ratusan teal emas."

"Laksanakan Yang Mulia." Jenderal Hwang membungkuk hormat sebelum meninggalkan ruangan itu.

Sudah seminggu lebih semenjak kejadian buruk yang menimpa Selir Lee. Dan selama itu pula Selir Lee masih belum sadarkan diri. Bahkan Raja mengundang tabib dari berbagai negeri untuk menyembuhkan kekasih hatinya, namun sampai saat ini masih belum membuahkan hasil.

Walaupun demikian, tabib-tabib itu mengatakan jika Selir Lee bisa selamat adalah sebuah keajaiban mengingat banyaknya darah yang keluar dari tubuh Selir Lee.

Meskipun itu adalah berita baik, namun itu tak dapat memuaskan Raja. Raja ingin isteri-nya sadar dari komanya. Ia ingin melihat Haechan membuka matanya.

Ditambah lagi bajingan penyebab Haechan seperti sekarang ini masih berkeliaran diluaran sana. Ratusan prajurit sudah ia sebar untuk mencari jejak orang itu, tapi sayang masih belum ada hasil apapun.

Itu lah yang membuat Raja semakin khawatir, dirinya takut jika orang itu atau ada orang yang lainnya kembali mencelekai Haechan. Makanya saat ini seluruh paviliun Matahari dijaga ketat oleh prajurit yang diletakan hampir di semua sudut paviliun.

Dan melarang siapapun untuk memasuki paviliun kecuali mereka yang sudah ia pilih untuk menjaga Haechan dikala dirinya tidak ada disisi Selir Lee.

Semua Jeno lakukan agar dirinya tidak kecolongan untuk yang kedua kalinya.

Bahkan jika semua pekerjaan sudah ia selesaikan, dia akan langsung berlari menuju paviliun Matahari untuk menjaga Haechan.

Seperti saat ini.

Setelah dirasa urusannya selesai, Raja memilih langsung menuju paviliun Matahari, diikuti oleh rombongan prajurit yang selalu mengawalnya.

"Bagaimana keadaan isteri-ku?" Tanya Raja pada Dayang Kim yang tengah membasuh tubuh Selir Lee dengan handuk basah.

"Yang Mulia.." Dayang Kim segera meletakan handuk ditangannya sebelum memberikan hormat pada Raja. "Belum ada perubahan, Yang Mulia. Selir Lee belum juga membuka matanya."

"Baiklah, kau boleh pergi."

"Yee Yang Mulia.."

Yang Mulia Raja duduk dibangku yang ada disebelah ranjang yang sudah disiapkan oleh Dayang Kim untuk Raja.

"Sayang, apa kau menunggu lama? Maaf ya, aku meninggalkanmu tadi." Monolog-nya.

Raja Jeno meraih handuk basah yang tadi dipakai Dayang Kim untuk menyeka tubuh Haechan. Kini giliran Raja yang membasuh lembut wajah pucat Selir Lee.

"Kau terlihat lebih kurus, sayang.." Raja Jeno melihat wajah Haechan yang sebelumnya chubby kini mulai menirus. Yahh mau bagaimana lagi selama seminggu ini Haechan tidak makan dengan baik.

Selama masa koma nya ia hanya dibantu dengan cairan obat-obatan yang sudah dibuat khusus oleh tabib Kwon agar Selir Lee tidak kekurangan cairan dan asupan untuk membantu Selir Lee bertahan hidup.

Setelah selesai dengan kegiatannya, Raja menyingkirkan baskom berisi air itu. Lalu meraih tangan lembut Haechan dan menggenggamnya.
"Haechan-an, kapan kau akan bangun? Apa kau tidak merindukanku?"

Tanpa sadar air mata itu kembali menetes. Raja Jeno lagi-lagi menangis menatap sendu kekasih hatinya. Selalu ia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa Haechan.

Ia merasa jika dirinya gagal melindungi Haechan di istananya sendiri.
"Maafkan aku yang tidak becus melindungimu. Maafkan aku.." Raja menangis sambil menggenggam tangan Haechan.

Hatinya merasa begitu sakit melihat isteri-nya yang masih terpejam. Dia merindukan senyuman manis itu, ia merindukan suara lembut Haechan setiap kali berbicara padanya.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Sang Musisi [NoHyuk] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang