4

2 0 0
                                    

Siang ini kelas Xl ipa-1 sedang jam pelajaran penjas, cuaca yang cukup terik membuat para siswi mengeluh kepanasan. Lapangan upacara itu kini di padati oleh kelas-kelas yang sedang mengikuti pelajaran olahraga tersebut..

"Pak Abdul di mana sih? Ini udah ngumpul semua," Kesal para siswi.

"Woe Galang! Cariin Pak Abdul sana lo kan ketos." Teriak Klara.

"Apa hungunya sama jabatan gue Ra?" Heran Galang. "Lagian yang ngajar di kelas gue tu Pak Salam."
Galang Zafar Prawara, ketua osis yang menjabat selama dua dekade, siswa kelas Xl ipa-3

Klara mengaruk kepalanya yang tak gatal itu. "Hah iya kah?"

Luna mengeleng kepala-Nya pelan melihat tingkah Klara. "Ipa-3 emang pak Salam yang ngajar Ra, lo gimana sih,"

"Hahah. Lupa gue,"

"Tang, Pak Abdulnya mana?" Tanya Luna saat melihat Lintang yang barah datang.

"Dikit lagi datang,"

"Woi! Sini buat barisan, Pak Abdul udah mau kesini," Teriak Lintang.

Lintang William Ivander, ketua kelas Xl ipa-1 yang menjabat karena paksaan teman-teman sekelasnya.

Teman-teman-Nya yang sedang berteduh di koridor dan bawa pohon segera berbaris bersama teman-teman yang lain.

"Assalamualaikum dan selamat siang anak-anak," Salam Pak Abdul di depan barisan.

"Maaf atas keterlambatan saya dan untuk kelas Xl ipa-3, X ipa-4 dan X ips-1 silahkan buat barisan di samping Xl ipa-1." Perintah Pak Abdul.

"Loh Pak, bukan-Nya kelas kita di ajar sama Pak Salam?" Tanya Galang.

"Pak Salam sedang ada urusan jadi saya yang akan mengajar kalian. Ayo buat barisan," jelas pak Abdul.

"Woe cepat yaelah, panas ini." Kesal Klara.

"Sabar napa."

"Oke ayo pemanasan dulu Galang, Lintang, pimpin pemanasan-Nya." Ucap Pak Ambdul.

"Pak! Ngapain pemanasan? Kita ma udah kepanasan." Teriak Bara dari Xl ipa-3.

"Bara!" Tegur Pak Abdul.

***
Sedangkan di sisi lain kelas Xl ips-1 sedang melakukan konser dadakan di karenakan sedang jam kosong.

"Woe. Lo pada jangan ribut napa," kesal Elena.

Elena Andiana, sekertaris kelas Xl ips-1 yang galak-Nya minta ampun sangat membenci keributan.

"Kalau gak mau ribut di kuburan Na," Balas Haikal.

"Lo diam Juhlan," Kesal Elena.

"El, gue izin keluar," Pamit Cakra.

"Mau kemana lo?"

"Roftof!" Tanpa menunggu jawaban dari sang ketua kelas Cakra pergi keluar begitu saja.

"Han, urus kelas gue juga mau keluar,"

Baru saja ia keluar kelas sudah terdengar teriakan membahana dari sang sekertaris. "Dean Eleazar Gevariel! Mau kemana lo? Ketua kelas kenapa ikut bolos juga?!".

Dirasa sang ketua kelas tak mendengarkan ucapan-Nya, Elena ingin berdiri mengejar. Beruntuk teman yang sebangku dengan-Nya segera menghentikan-Nya.

"Udah Na, lo kejar pun El gak bakalan balik,"

"Kenapa bisah sih tu orang jadi ketua kelas," Dumel Elena.

Baru saja diri-Nya ingin lanjut membaca tak sengaja mata-Nya melirik Haikal yang berjalan mengendap-endap kearah pintu kelas.

"Juhlan, mau kemana lo?" Mendengar pertanyaan itu seketika tubuh Haikal terdiam.

Memutar tubuh-Nya perlahan menghadap sang sekertaris. Menunjukan cengir tak berdosa-Nya.

"Yah ketahuan, yaudah deh Na, gue izin keluar by by," Bergegas berlari keluar kelas sebelum mendengar amukan dari Elena Andiana.

Seketika teriakan mengelegar dari Elena terdengar. "Haikal Juhlan Isyraf, balik gak lo."

Teman-teman sekelas-Nya hanya bisah menutup telinga untuk mengamankan pendengaran mereka masing-masing. Bahkan yang sedang tertidur pun terbangun.

***
Roftof yang tadinya adem anyem berubah karena kedatangan seorang perusuh.

Brak

Bunyi pintu roftof yang di buka dengan tidak etisnya oleh seorang Haikal. Berjalan dengan cengiran kearah kedua teman-Nya yang menatap-Nya dengan tajam.

"Gak usah liatin gue kaya gitu juga kali," Ucapnya ikut menyandarkan diri pada pembatas roftof.

Melihat kebawah dan menyipitkan mata saat melihat seseorang yang ia kenali. "Itu si Leon sama Gaffi bukan sih?" Tanyanya memastiakan.

Eleazar yang melihat kearah yang sama hanya menjawab dengan deheman. Haikal yang mendengar itu seketika mengeluarkan cengir yang menyebalkan. Ide jahil muncul di kepalanya begitu saja.

"Ngapain?" Cakra bertanya saat melihat Haikal mengambil botol bekas yang masih ada isinya sedikit.

Tanpa menjawab pertanyaan Cakra ia melempar botol itu kearah Leon dibawa sanah yang nampak sedang berbicara dengan Pak Abdul.

Mata Haikal membulat saat melihat siapa yang terkena lemparan betol tersebut. Ditambah Leon yang menunjuk kearahnya membuat-Nya mematung seketika.

"Mampus salah sasaran," Umpatnya.

***
Disisi lain tepatnya lapangan, Leon yang ingin beranjak meninggalkan lapangan di hentikan oleh Pak Abdul.

"Leon Mathias Aryaka, mau kemana kamu?"

"Roftof Pak," Jawab-Nya enteng.

"Ini masih jam saya, kembali ke barisan kelasmu," Perintah Pak Abdul.

Leon yang ingin tetap melangkah harus terhenti saat sosok Lintang menghentikan-Nya. "Jangan berbuat ulah, Pak Abdul lagi sensi,"

Baru saja mereka berdua ingin berbalik badan, terdengar suatu benda yang terjatuh menghantam sesuatu.

"Siapa yang melempar botol ini?!" Tanya Pak Abdul sambil mengankat botol bekas yang masih terisi sedikit itu.

"Haikal pak," Dengan wajah lempeng-Nya Leon menjawab sambil menunjuk sosok Haikal yang masih melihat kebawah.

"Galang, seret Haikal kesini," Perintah Pak Abdul.

Tanpa menunggu lama, Galang segera melaksanakan perintah sang guru.

***
Sekitar 20 menit sosok Galang kembali bersama tiga orang yang mengekorinya dari belakang.

"Haikal Juhlan Isyraf, lari keliling lapangan sebanyak 20 kali!" Perintah Pak Abdul.

"Pa~."

Belum selesai berbicara ucapn-Nya telah di potong. "Cepat sebelum saya tambahkan menjadi 30."

Mau tidak mau Haikal harus menerima hukuman tersebut.

"Kalian berdua kenapa bolos?" Tanya Pak Abdul kepada Cakra dan Eleazar.

"Ngak bolos Pak, kelas kami jam kosong," Jelas Cakra.

"Sama saja, jam kosong bukan berarti kalian di izinkan keluar. Sebagai hukuman-Nya bantu saya mengajar teman-teman kalian ini." Perintah Pak Haikal.

Tanpa membantah kedua-Nya berjalan kearah Amel dkk.





____________________________________

"Aku akan menjagamu agar tak ada orang lain lagi yang bisah menyakitimu!"
~Cakra Fraza .A.


Gimana?
Jangan lupa tinggalkan jejak

See you




AKU SUDAH BERUSAHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang