[05] AC

39 7 1
                                    

Haiii!

•••

"Ck. Susah banget sih!" Decak Heira kesal karena kesusahan untuk membuka Resleting baju nya.

Dengan sigap Kenan pun berdiri, "Heira mau dibantu?" Tawarnya.

"Gausah." Tolaknya ketus.

"Tapi kamu kayak kesusahan buat buka," Ujar Kenan lagi, sebagai suami yang baik Kenan ingin menjadi sesuatu yang berguna saat dibutuhkan Heira.

"Gausah bacot bisa? Gue bisa sendiri!" Kekeuhnya.

"Maaf..." Gumamnya hampir tidak terdengar.

Maka dari itu ia memilih untuk diam saja, dan menduduki bokongnya pada pinggiran kasur yang di taruh bunga mawar sampai membentuk love disana. Ia bingung, kenapa kasurnya banyak bunga? Apa akan ada persembahan memanggil hantu?

Ingin bertanya pada Heira namun takut di omeli lagi.

"Shh," Heira meringis karena memaksa tangannya untuk membuka Resleting belakang, alhasil tangannya seperti terkilir.

Kenan tentu terkejut mendengar ringisan itu, ingin membatu tapi takut. Tapi kasihan juga.

"Rala, tangannya jangan di paksa kayak gitu. Sini, biar Ken bantu obati. Jangan menolak," Kenan membuka koper miliknya sendiri, Bunda yang memang sudah menyiapkan segala perlengkapan dengan lengkap, untung saja dia dibawakan kotak P3K juga.

Heira akhirnya mau tak mau jadi mau, tangan nya sakit asli. Dia lebih memilih mengurangi sedikit ego nya.

"Tangannya merah," ucap Kenan yang memperhatikan dengan seksama pergelangan tangan Heira, sedikit memar.

Dengan telaten ia pun mengoleskan salep yang dikhususkan untuk mengobati luka memar, jika dilihat dari sedekat ini, Kenan terlihat seperti bayi. Muka nya sangat Baby face. Heira saja kalah.

"Sudah!" Terlalu fokus sampai tidak sadar kalau Kenan telah menyelesaikannya. Dia pun menaruh kembali kotak P3K itu di atas Nakas.

"Sini biar Kenan yang bantu lepaskan Resleting," Baru ingin protes bibir Heira langsung di bungkam sama jari telunjuk Kenan.

"Sttt, nanti tangannya malah tambah memar kalau di paksain lagi!" Tegasnya, lalu mulai berjalan ke arah belakang Heira, dan membukakan Resleting nya.

"Nah sudah!"

"Makasih." Ucap Heira pelan, pelan sekali. Hampir tidak terdengar.

"Kayaknya Cantik udah kegerahan, yaudah kamu aja duluan yang mandi. Biar Kenan terakhir," Oh ternyata Kenan cukup peka, Heira memang sudah menahan rasa panas dan gerah disekujur tubuhnya, dan itu terasa sangat lengket dan tidak nyaman.

"Hm," Heira berdahem sebagai jawaban.

Kenan kembali terduduk di bibir kasur, apa seperti ini rasanya menikah?










"Kenan, bangun ga!" Heira mengguncang tubuh bongsor Kenan yang sedang tertidur.

"Eunghh" Kenan melenguh, mata nya mengerjap. Dan mendapati sosok istri cantiknya sedang berkacak pinggang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antique Couple! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang