Chapter 4

950 127 38
                                    

Suara billiard yang sedang dimainkan membuat suasana di private room club itu terdengar ramai.

Beberapa pria dan wanita bermain bersama untuk menunjukkan kepiawaian mereka para meja billiard.

Sedangkan manusia lainnya ada yang terlihat berjudi dan ada yang sibuk minum alkohol.

"Sekarang dia jadi pandai menyodok."

Agnesia mengibaskan rambutnya. "Aku belajar banyak agar lebih pintar bermain billiard."

"Tapi lebih enak disodok, kan?" Tanya pria sipit dengan tertawa, sedangkan pria di sampingnya hanya menarik sudut bibirnya.

"Lebih baik hubungi kekasihmu, aku takut dia diculik pria tampan dan kaya lainnya." Balas Agnesia.

"Diamlah, dia sebentar lagi datang." Dengus Romeo.

"Papa akan pergi, kau tidak menemuinya dulu?"

Pria dengan mata elang itu sibuk menatap 3 lembar kartu judi di tangannya. "Dia datang hanya untuk menemui Sienna, bukan kita."

Haidar terkekeh pelan. "Entah kapan dia akan berhenti bekerja."

Haidar dan Logan memang tidak dekat dengan ayah mereka, pria tua itu selalu sibuk bekerja dan jarang pulang sejak mereka masih kecil.

Ibu mereka meninggal saat melahirkan Sienna, hal itu membuat sang ayah merawat Sienna dengan penuh kasih sayang seorang diri. Meski begitu, kegiatan bekerja bak monster Tuan besar Beckham tak berubah, ayah mereka hanya akan pulang ke Rusia 1 bulan sekali untuk menemui Sienna.

Pintu ruangan terbuka, 2 wanita cantik masuk beriringan menuju tempat yang berbeda. Yang satu ke meja billiard dan satunya lagi mendekati meja judi.

"Sayang...."

Logan tersenyum dan mengulurkan tangannya pada wanita cantik yang menghampirinya.

Wanita yang tak lain adalah Esmeralda itu menerima uluran tangan Logan kemudian duduk di pangkuan pria itu.

"Miss u, babe."

"Miss u more."

Logan menghirup dalam aroma tubuh Esmeralda.

"Kapan kau pergi?" Esmeralda mengusap-usap lembut rambut tebal Logan.

"Besok."

"Berapa lama?"

Logan mencium leher Esmeralda beberapa kali. "Kenapa? Mau ikut?"

Esmeralda tertawa geli. "Tidak, aku memiliki jadwal pemotretan yang padat."

Telapak besar Logan mengusap lembut pipi Esmeralda. "Jangan macam-macam saat aku pergi."

"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu." Kekeh top model cantik itu.

"Aku ke New York untuk menemui Noah, ini urusan bisnis penting." Jelas Logan.

Esmeralda mendekatkan wajah hingga ujung hidupnya menyentuh ujung hidup lancip Logan. "Kau mungkin akan tahan untuk tidak melirik wanita lain, tapi para wanita gatal itu? Perhatian mereka pasti akan tertuju padamu."

"Kau masih yang tercantik, Esme...."

"Aku tahu."

Ada banyak gadis yang pernah Logan kencani, tapi hanya Esmeralda yang mampu membuat Logan tidak rela berpisah.

Bukan hanya karena cantik dan pandai menyenangkannya di ranjang, Esmeralda juga pandai di dapur, bersosialisasi, bahkan mau ikut mendidik Sienna.

Terlebih sikap wanita itu sulit sekali Logan tebak.

Toxic Partner 2: InfidelityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang