Setidaknya ada malam yang tenang setelah siang yang rumit.
.
.
.Malam hari di sebuah rumah tua yang tampak tidak terawat Karna banyaknya retakan dan cat biru yang telah memudar, terlihat sepasang ibu dan anak sedang berpelukan.
"Selamat ulang tahun yang ke-tujuh sayang, maaf mama tidak bisa memberikan apapun."
"Tidak papa, ucapan dari mama saja sudah cukup."
(Name), nama dari gadis kecil yang sedang berulang tahun ke lima. Ia menutup mata sambil tersenyum ketika mamanya menyanyikan lagu pengantar tidur.
Apa yang bisa (name) harapkan?Melihat sang mama yang kurus kering Karna bekerja demi menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan membuatnya tidak berani mengeluh.
"Selamat malam (name) sayang.., semoga keberuntungan selalu bersamamu."
...
Cahaya mentari yang tak sengaja menyinari wajah (name) yang tengah berlibur di alam mimpi, kini membuatnya terbangun. Ia berkedip untuk menetralkan penglihatannya.
"Mama? Ah mama pasti sedang membuat sarapan."
(Name) berdiri, bangkit dari futon dan berjalan menuju ke dapur. Matanya memperhatikan dinding dan lantai yang memiliki banyak retakan.
"Rumah ini.. masih aman tidak ya?" Gumam (name) pelan.
Sesampainya di dapur (name) disambut dengan pemandangan yang mengerikan. Ia melihat leher ibunya tergantung pada tali yang diikatkan di atap dapur. Mata bernetra hitam legam itu terbuka, kulitnya putih pucat.
"Mama? M-mama?"
Bingung, takut, khawatir, marah. (Name) menumpahkannya pada teriakan yang memenuhi seluruh rungan. Kelopak mata telah basah oleh air mata.
Mamanya telah pergi.
Meninggalkannya sendirian.Di sana ia melihat sebuah buku kecil, buku diary milik sang mama. (Name) memeluk di dadanya sambil menangis. Pada akhirnya, perkataan mama nya untuk selalu menemaninya hanyalah sebuah dusta.
-
Teriakan dan tangisan (name) yang begitu memekakan telinga pastinya didengar oleh warga sekitar. Orang-orang berdatangan untuk melihat apa yang terjadi.
"Lihat, akhirnya wanita itu gantung diri meninggalkan anaknya.."
"Anak haram memang pembawa sial ya?"
"Bagaimana ya nasib anak itu nanti? Apa mau diserahkan ke panti saja?"
Hari pemakaman mamanya dipenuhi oleh gunjingan orang-orang. menyedihkan bukan? Satu-satunya yang bersedih hanyalah (name). Tidak ada satupun orang yang berdiri di samping gadis kecil itu.
Menangis, menangis dan menangis.
Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menangisi kepergian mama nya.
Ia menyentuh permukaan tanah dimana mama nya terkubur dibawah sana.Seolah merasakan kesedihan, langit tiba-tiba menurunkan hujan deras. Derasnya suara rintikan hujan yang mengenai permukaan bumi membuat tangisan (name) ikut melebur kedalamnya.
"Gara-gara kita miskin.. anjing-anjing itu jadi berbicara seenak mereka.."
Tangannya gemetar, giginya gemeletuk menahan marah. "Kalau saja! Kalau saja kita punya uang, mama pasti tidak akan pergi!"
(Name) menggenggam buku diary di tangannya dengan penuh amarah. Tanpa hati, tangannya bergerak cepat merobek-robek buku tersebut hingga tak terbentuk, tintanya luntur terkena air hujan.
Isi dari buku itu hanyalah penderitaan. Curhatan mendiang mama yang lelah akan kehidupan.
"(Name) tau, Mama sangat menderita bukan? Coba saja.. Kalau mama tidak bertemu dengannya.. kalau saja aku tidak ada.."
Ditengah kesedihan, mata (name) menangkap sesosok laki-laki menggunakan payung hitam berjalan mendekatinya.
(Name) hanya menatap kosong, dan dalam berbeda menit pria itu sudah ada di depannya. (Name) yang terduduk di tanah bisa melihat jelas wajah pria tersebut.
Rambut dan netra matanya memiliki warna yang senada, ungu. Pria yang sama di foto yang pernah (name) lihat. Rasa amarah kembali menyelimuti hatinya.
"Mau apa kau kesini brengsek?"
"..kau mengenali ku?"
"Dasar idiot, memangnya kau pikir aku bodoh? Di hari pemakaman mama, seorang pria yang mirip dengan ku datang. Memangnya siapa lagi, selain ..Mikage Reo?"
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝗿𝗲𝗮𝘀𝘂𝗿𝗲! ; 𝗠.𝗥𝗲𝗼
Fanfiction𝖦𝖺𝗋𝖺-𝗀𝖺𝗋𝖺 𝗆𝗂𝗌𝗄𝗂𝗇, (𝗇𝖺𝗆𝖾) 𝖽𝗂𝗃𝖺𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗁𝖺𝗇 𝖾𝗃𝖾𝗄𝖺𝗇,𝗁𝗂𝗇𝖺𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗋𝗍𝖺𝗐𝖺𝖺𝗇. 𝖲𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗂𝖻𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗁𝖺𝗋𝗎𝗌𝗇𝗒𝖺 𝗄𝗎𝖺𝗍 𝗆𝖾𝗇𝖾𝗆𝖺𝗇𝗂 𝗉𝗎𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖺𝗄𝗁...