"Kenapa, Ren? Kusut amat itu muka." Ucap seorang wira berkulit tan yang mendapat dengusan dari Renjun. Meski suasana ruangan itu bising penuh dengan dentuman musik yang dimainkan DJ, entah kenapa Renjun masih dapat dengan jelas mendengar pertanyaan yang disertai ejekan oleh Haechan. Membuatnya kesal, tapi ia terlalu lelah untuk mendebat Haechan. Sehingga, yang ia lakukan hanyalah menenggak vodkanya dengan kasar.
Satu tegukan.
Dua tegukan.
Tiga tegukan.
Dan setelah itu ia menaruh kembali botol kaca itu di atas meja, kerongkongannya merasa terbakar dikala minuman memabukkan dengan kadar alkohol 40% itu melewatinya.
Netra kelam rubah itu kembali menatap ke arah sang disc-jockey, kepalanya mulai bergerak mengikuti dentuman musik yang keras itu. Agaknya kondisi tubuhnya sedikit 'naik'.
Akhir pekan dan club malam tidak dapat dipisahkan oleh Renjun begitu saja, yah yang terpenting Sungchan tidah tahu bahwa Rich Unclenya yang satu ini sangat suka meminum alkohol dan berpesta.
"Aku akan dijodohkan dengan Jaehyun hyung" Jawab Renjun seraya menenggak vodka yang ada di dalam slokinya.
"Loh baguskan? Cintamu terbalas."
"Hahahaha, mana mungkin. Dia cuma cinta sama Winwin." Jawab Renjun dengan tawa miris kepada temannya yang bernama Haechan.
Sebenarnya, yang mengetahui perasaan Renjun kepada Jaehyun tidak hanya Haechan, adapun si kembar Jeno dan Jaemin yang saat ini tengah absen dari party mereka karena tengah menyelesaikan olah data skripsi miliknya.
"Mungkin dia mau karena aku deket sama Sungchan kali, hehehehe." Lanjut Renjun dengan kekehan hambar di akhir kalimatnya.
Haechan sangat mengerti bagaimana perasaan Renjun saat ini. Tidak bisa dipungkiri, ia tidak dapat melakukan apapun untuk membantu temannya selain mengajaknya berjalan-jalan atau berpesta untuk melupakan masalahnya sementara.
"Ngomong-ngomong, gimana hubungan mu dengan Mark?" Haechan kembali bertanya seraya menuang vodka dalam slokinya.
Renjun menatap langit-langit atas club malam itu mencoba menerawang reaksi Mark disaat ia bercerita persoalan ini.
"Dia gamau putus." Singkatnya.
"Gileeee, kirain si Mark bucin ama semangka, taunya bucin ama Renjun lebih-lebih dari semangka." Haechan menimpali. Dan mendapat delikan sebal dari Renjun.
"Ya, sapa sih yang ga naksir ama kamu, Ren. Aku juga siap jadi si nomer kesekian asal sama kamu, hahahahaha." Sebuah guyonan dengan bumbu pengakuan tersimpan rapih di dalamnya. Tapi hal itu mampu membuat Renjun menciptakan senyum tipis.
Sahabatnya ini tidak pernah gagal untuk menghiburnya. Sangat menyedihkan, bukan? Haechan mengerti bagaimana posisi Renjun karena ia sendiri pun mengalaminya. Kisah cinta yang tragis.
"Kamu di sini?" Sebuah suara bariton dengan nada tegas terucap dari seorang wira yang berdiri di belakang Haechan.
Renjun yang hendak menyalakan sebatang rokok itu terhenti dan kedua netranya menatap ke arah seseorang yang tiba-tiba saja muncul menghampiri meja mereka.
Netra rubah itu menatap seorang wira, yang memiliki pahatan wajah sempurna dengan lengan kemeja yang digulung hingga ke siku dan tak lupa dengan dasi yang dilonggarkan.
"Jaehyun hyung?" Gumam Renjun.
"Iya, ini saya. Memang siapa lagi?"
"Ah, kenapa di sini hyung?" Sahut Renjun kalem dan kembali memasukkan sebatang rokok itu ke dalam bungkusnya. Padahal sudah diapit oleh bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A to Z (Jaeren)
FanfictionKomunikasi memang tepat dijadikan landasan dalam sebuah hubungan untuk memberikan sebuah afirmasi bahwa keduanya saling mencintai. "Teruslah berkata seperti itu kepada bayanganmu di dalam cermin yang pecah." "Apa maksudmu?" "Kau hanya memberikan sem...