01. Bergantinya Status

492 25 13
                                    

🌻HAPPY READING🌻
.
.
.

"Bunda aku gak mau nikah!" rengek seorang gadis dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Sedangkan seorang wanita yang menjabat sebagai ibu dari gadis tersebut hanya mampu tersenyum sambil memeluknya hangat.

"Nara anak bunda, jangan nangis, nak. Bunda minta maaf nak karena bunda gak bisa bantu kamu," ujar wanita itu mengecup kening sang anak dengan lembut.

"Bunda bujuk ayah, suruh batalin pernikahan ini!"

"Dengerin bunda, ayah pasti ada satu alasan kuat kok kenapa ayah lebih memilih untuk menikahkan kamu sekarang. Kamu tau kan ayah itu sesayang apa sama kamu? Ayah mau yang terbaik untuk putri tercintanya, sayang."

Sedangkan Naraya atau yang kerap dipanggil Nara itu hanya terisak pelan sambil memeluk sang bunda.

Ceklek

Bunyi pintu terbuka mampu mengalihkan perhatian wanita itu. Namun tidak untuk Nara, dia masih setia memeluk sang bunda.

"Cengeng!" cibir seorang bocah kisaran berumur 12 tahun.

Nara langsung saja mengangkat kepalanya dan menatap tajam bocah tersebut.

"Bunda liat Azka nyebelin!" adu Nara membuat bocah berumur 12 tahun itu semakin mencibir sang kakak.

"Azka Keano Lesham!" tegur wanita itu lembut.

"Sudah siap putri ayah?" tanya seorang pria yang kini sudah tampil gagah dengan jasnya.

Nara langsung saja memalingkan wajahnya enggan menatap sang ayah.

Pria tersebut hanya tersenyum tipis lalu mendekati sang anak gadisnya.

"Naraya," panggilnya lembut.

"Nara gak suka!" Nara berbicara dengan suara pelan.

"I know, tapi ayah melakukan ini untuk kebaikan kamu. Ayo keluar calon suami kamu sudah menunggu," ajak pria itu.

Nara semakin terisak mendengar ucapan sang ayah.

"Kamu keluar dulu, Nara biar aku yang bujuk," ujar wanita itu.

Pria tersebut mengangguk lalu mengajak anak laki-lakinya untuk keluar.

🌻🌻🌻

Kini Nara duduk di sebelah seorang pria yang begitu familiar bagi dirinya. Nara terus saja menatap pria di sampingnya dengan raut wajah yang tidak bisa dijelaskan. Sedangkan pria itu hanya menatap lurus ke depan.

"Sudah siap nak, Arka?" tanya seorang penghulu. Pria yang dipanggil 'Arka' itu hanya mengangguk singkat.

"Silahkan pak David," ujar pak penghulu itu pada David, ayah dari Nara.

"Terima kasih, pak."

"Nara kamu bisa menatap calon suami kamu nanti, sekarang fokus!" tegur David ke sang putri. Mereka yang mendengarnya seketika tertawa pelan.

Nara seketika langsung tersadar dan tersenyum kikuk. Nara merasa sekarang wajahnya sudah memerah karena malu.

"Anak kamu lucu sekali," ujar Nindy, ibu dari Arka kepada Lani, bunda Nara.

"Nara pasti bingung kenapa dia menikah dengan Arka," ujar Lani dengan senyum kecilnya, begitupun Nindy.

"He'um, kamu benar, Arka pun kelihatan bingung begitu dalam wajah datarnya itu," sahut Nindy.

"Tolong jabat tangan pak David nak Arka," pinta pak penghulu itu yang langsung di lakukan oleh Arka.

"Bismillahirrahmanirrahim,"

ARKANARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang